Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GLORIA Macapagal-Arroyo tak mau berleha-leha. Sehari setelah dilantik sebagai Presiden Filipina ke-14 di Cebukota tertua di negeri itu, yang juga tanah kelahirannyaRabu pekan lalu, sebuah rapat kabinet langsung diadakan. Putri mantan presiden Diosdado Macapagal itu seperti tak hendak memestakan sedikit pun suksesnya dalam pemilu yang dramatis, 10 Mei silam. Kemenangan dengan selisih hanya 1,1 juta suara atas Fernando Poe Jr. (FPJ), aktor film ternama yang menjadi pesaing terdekatnya, mungkin menjadi penyebabnya.
Dalam rapat itu, 30 menit pertama dihabiskan untuk mempresentasikan sebuah buku berjudul The Macapagal-Arroyo Presidency and Administration: Record and Legacy, yang ditulis Dr. Jose Abueva, mantan rektor University of the Philippines. Arroyo, doktor ekonomi dari universitas itu, seperti hendak menyuntik kembali semangat anggota kabinetnya yang sempat terombang-ambing selama enam pekan penghitungan suara yang menegangkan.
Arroyo memang mengambil tindakan tak lazim sebulan sebelumnya. Ia meminta semua menteri agar mengajukan surat pengunduran diri. Hal ini yang menimbulkan rumor bahwa kabinet akan langsung dirombak begitu ia kembali duduk di tampuk kekuasaan. "Kami sudah siap bila diminta Presiden meninggalkan jabatan," ujar Menteri Pertahanan Eduardo Ermita serta Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Florante Soriquez, beberapa saat sebelum rapat dimulai. Nada serupa disuarakan Menteri Energi Vicente Perez. "Sudah pasti akan ada perubahan. Hanya siapa (yang akan ditunjuk) dan kapan, itu hak prerogatif Presiden," katanya.
Namun isu itu kontan mereda begitu Arroyo mengedarkan memorandum bertanggal 30 Juni 2004. Memo ini meminta semua pejabat kabinet, kepala lembaga negara dan para duta besar, agar tetap bertugas seperti biasa untuk menghindari "terganggunya layanan publik". Tapi ada tenggatnya, sampai benar-benar ada keputusan tentang apakah surat pengunduran diri mereka disetujui, atau pengganti mereka sudah ditunjuk.
Arroyo memilih langsung membahas cetak biru strategi pemerintahannya selama enam tahun ke depan, yang disebut 10 Agenda. "Setiap anggota kabinet harus mengimplementasikan agenda Presiden dalam kebijakan 100 hari pertama dan 360 hari pertama untuk departemen," ujar Vicente Perez. Tak ada informasi lain yang lebih terperinci kepada media.
Jumat pagi pekan lalu, Arroyo langsung terbang ke Tuguegarao, Cagayan, dan Laog, untuk mendistribusikan makanan bagi korban badai Igme. Empati ini tampaknya perlu bagi ketiga kawasan yang diluluh-lantakkan bencana alam itu.
Presiden perempuan kedua dalam sejarah Filipina itu memang tak punya pilihan lain. Ia harus lebih serius menangani problem ekonomi dan sosial yang seakan tak kunjung habis, terutama di kalangan rakyat miskin. Sebab, sebagian besar golongan ini adalah pendukung fanatik FPJ. Jumlah mereka yang setara dengan sepertiga penduduk Filipina itu bisa menjadi bensin bagi terpicunya gerakan people power yang bisa meledak setiap saat.
Karena itu, sebelum terbang ke Cebu untuk diambil sumpahnya oleh Ketua Mahkamah Agung Hilario Davide, Arroyo menyampaikan pidato politik di Taman Jose Rizal, Manila, untuk merangkul hati rakyat. "Saya menjanjikan kepada kalian sebuah negara yang akan hidup dalam kemakmurannya sendiri, serta menempatkan setiap peso dalam pekerjaan yang jelas," ucapnya. Ia juga berjanji membabat para pejabat korup dan menyikat para bandar narkoba. "Tapi saya tak bisa melakukannya sendirian. Saya harap seluruh Filipina bersatu," pinta perempuan imut itu.
Masalah ekonomi memang menjadi problem paling mendesak yang harus segera diatasi Arroyo. Defisit anggaran warisan Estrada menyebabkan ia harus menaikkan pajak dan membabat banyak pengeluaran untuk menyehatkan keuangan negara. Tapi para analis menilai, korupsi, kekurangan dana tunai, dan kerasnya cengkeraman kaum status quo membuat rakyat Filipina sulit merasakan perubahan yang nyata.
Pada hari-hari pertama Arroyo langsung menggebrak, dan itu tampaknya perlu. Ia juga telah berjanjidan semua tahu, janji adalah utang.
Akmal Nasery Basral (BBC, Inq7)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo