KETERBUKAAN Gorbachev memang tak lalu diterima oleh semua intelektual Uni Soviet. Sementara tiga tahun lalu bapak glasnost itu merehabilitasi ahli fisika Sakharov yang dikucilkan di Gorky oleh Brehnev, dia pun akan dicatat sejarah Soviet telah menyebabkan larinya seorang ilmuwan ke Israel. Itulah yang terjadi dua pekan lalu. Ceritanya, Deplu Prancis mengadakan seminar matematika. Salah seorang yang diundang adalah Yaakov kogan, ahli matematika Soviet. Ia bukan sembarang ahli, tapi juga anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Moskow (berbeda dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet yang bertingkat nasional, yang di Moskow itu tingkat lokal, meski sama-sama diakui oleh dunia internasional). Nah, pada hari penutupan Kogan menghilang. Staf Kedubes Soviet di Paris pun kelabakan. Ternyata Kogan bertamu ke Kedubes Israel. Memang, Yaakov Kogan warga negara Soviet keturunan Yahudi. Tapi bertamunya dia hari itu bukan sekadar bersilaturahmi. Ia minta suaka dengan memanfaatkan yang disebut "Hukum Pulang Kampung" (Law of return) yang membolehkan keturunan Yahudi kembali ke tanah leluhur di mana pun ia berada, ber-KTI apa pun ia. Adapun sebabnya ia enggan tinggal di Soviet, belum jelas. Karena adanya hukum dari Israel itulah Dubes Israei di Paris, Ovadia Sover menyatakan, "Kepergian Kogan sah adanya." ia berharap ini tak menjadikan ganjalan bagi Pemerintah Prancis. Pintar juga pen1yataan pers Sofer. Tentu saja Pemerintah Prancis tidak perlu marah untuk apa, malah akan menggangu hubungan diplomatik kedua negara. Yang jadi Sewot tentu saja Pemerintah Uni Soviet. Padahal akhir-akhir ini hubungan Sovietlsrael, yang beku sejak 1967 ketika negeri Yahudi ini berperang melawan negeri-negeri Arab, mulai membaik. Itu dimulai tahun lalu ketika Israel mengekstradisikan lima pembajak pesawat Aeroflot yang mendarat di Israel. Dan tiga pekan lalu sebuah tim sepak bola Soviet terkenal, Dinamo Kiev, bertandang ke Yerusalem, dan meninggalkan empat bola di gawang tuan rumah. Deplu Israel hanya berharap kasus Kogan tak merusakkan hubungan kedua negera yang mulai mencair. Hingga awal pekan ini belum ada tanggapan dari pihak Uni Soviet. Ada dugaan, karena glasnost hal ini akan dimaafkan oleh Gorbachev. Artinya tak akan mengganggu hubungan diplomatik Soviet-Israel.Sapta Adiguna (Paris)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini