ANDREI Sakharov, 76 tahun, memang tak mudah mundur. Tokoh pembangkang yang direhabilitasi oleh Gorbachev ini Kamis pekan lalu sibuk memimpin aksi protes kaum ilmuwan. Di muka gedung Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet (AIPS) di Moskow, para pengunjuk rasa itu menuntut agar pengurus AIPS mengundurkan diri. "Mundur, mundur, tingkahmu memalukan," teriak mereka. Itulah buntut dicoretnya nama Sakharov dari daftar kandidat anggota parlemen Soviet oleh lembaga paling bergengsi di Soviet itu, bulan silam. Meski kemudian Sakharov tetap menjadi kandidat anggota parlemen, ia masih harus bersaing dengan seorang calon lain dalam pemilihan Maret bulan depan. Itu karena kemudian ia dicalonkan lagi oleh rekan-rekannya di Institut Fisika Lebdev Moskow, dua hari setelah namanya dicoret. Seperti diketahui, dalam sistem pemilihan baru, dari 2.250 anggota parlemen, 750 di antaranya merupakan calon yang diangkat langsung atas rekomendasi partai dan ormas tertentu, termasuk AIPS. Calon dari lembaga lain masih harus dipilih lagi di antara calon-calon yang lain. Itulah, mungkin karena kesibukan protes-memprotes, Sakharov belum sempat menanggapi tuduhan Izvestia. Menurut koran pemerintah tersebut, pemenang Nobel bidang Fisika itu akhir-akhir ini berusaha merusakkan citra pembaruan Kremlin. Pasalnya, dua pekan silam bapak bom nuklir Soviet itu memberikan wawancara kepada harian Prancis Le Figaro. Menurut koran tersebut -- yang kemudian dikutip oleh hampir semua kantor berita internasional Sakharov meramalkan kejatuhan Mikhail Gorbachev. "Kaum konservatif akan menggulingkan Gorbachev, sekurang-kurangnya memaksakan pendapat mereka kepadanya," kata Sakharov, seperti dikutip Le Figaro. Lalu Izvestia menurunkan komentar: "Mengapa ia menggunakan corong dan koran asing untuk mengkritik kelemahan dalam negeri kita.". Memang, sejak angin glasnost (keterbukaan) ditiupkan oleh Gorbachev, media Soviet diizinkan memuat kritik terhadap kebijaksanaan pemerintah atau partai. Yang kemudian menjawab adalah Yelena Bonner, istri Sakharov. Yang dimuat koran Prancis itu keluar dari konteks wawancara, kata Yelena. Lain daripada itu, "kami menyangka wartawan itu hendak menulis buku, bukannya untuk tulisan di koran. Yelena juga meralat kata-katanya yang juga dimuat oleh Le Figaro. "Saya rasa Gorbachev akan segera ditumbangkan bersama-sama dengan seluruh jajaran yang mempercayai perestroika. Saya tak bakal mau bertaruh 10 rubel buat Gorbachev," kata Yelena menurut Le Figaro. Kata-kata itu menurut Yelena telah diputarbalikkan oleh koran Prancis tersebut. Atau, koresponden koran tersebut di Moskow tak memahami benar pendapat Sakharov dan istri. "Yang saya katakan, jika pemilihan dilaksanakan secara bebas, Gorbachev pasti terpilih. Tapi dalam sistem pemilihan sekarang ini, yang dilaksanakan secara tldak langsung, saya tak mau bertaruh 10 rubel untuk kemenangan Gorbachev," tutur Yelena, yang bersama-sama suaminya mengaku sangat mendukung Gorbachev. Maksud Yelena, pemilihan pemimpin pemerintahan Soviet kini melibatkan parlemen, yang merupakan barang baru di Uni Soviet. Selama ini hanya dikenal lembaga legislatif Soviet Tertinggi, yang berisi tokoh-tokoh Partai Komunis Uni Soviet. Hanya karena ada seorang Gorbachev, maka lembaga wakil rakyat yang mirip di Barat bisa diciptakan. Tapi pemilihan anggota parlemen, yang akan diadakan Maret bulan depan, itulah yang justru bisa menjatuhkan bapak glasnost itu. Sebab, partai yang memiliki hak mencalonkan langsung, konon, banyak mencalonkan tokoh-tokoh yang menentang Gorbachev. Nama Sakharov dicoret konon karena pagi-pagi tokoh pembangkang ini sudah menyiapkan program politik yang cukup jauh menyimpang dari sistem politik di negeri komunis ini. Misalnya, ia merencanakan diberikannya kcbebasan sepenuhnya bagi semua perkumpulan masyarakat di Uni Soviet, dan diperkenalkannya suatu ekonomi pasar dan pembentukan sistem pemerintahan federal.Farida Sanjaya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini