Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

19 Desember 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amerika Serikat Bush Menyerah

Pemerintah Presiden George W. Bush akhirnya menyerah dan menyetujui undang-undang tentang larangan penyiksaan semua tahanan Amerika di dunia. Senator Partai Republik, John McCain, adalah tokoh penting di balik kelahiran undang-undang ini. Dia yang mulai meminta pelarangan hukuman kejam, perlakuan tak manusiawi atau merendahkan tahanan. ”Kami sepakat membuat aturan itu,” kata Bush dalam jumpa pers bersama McCain di Washington, pekan lalu.

Bush setuju karena parlemen dan senat mendukung penuh usul McCain, seorang senator asal Virginia dan bekas tawanan Perang Vietnam. Padahal sebelumnya Bush berupaya keras melobi kubu Republik agar menolak rencana tersebut. Bush bahkan mengancam akan memveto rancangan undang-undang pembatasan otoritas presiden dalam mengatasi terorisme.

McCain mengusulkan undang-undang itu karena prihatin atas citra buruk Amerika Serikat yang kian merosot akibat laporan penyiksaan di penjara dan kasus tahanan rahasia CIA. ”Undang-undang ini akan membantu hati dan pikiran dunia dalam melawan teror,” ujarnya.

Palestina Fatah Pecah

Krisis di tubuh Partai Fatah berujung perpecahan ketika mereka menyusun kandidat anggota legislatif untuk pemilu pada Januari mendatang. Kelompok mbalelo yang dipimpin Marwan Barghouti ngotot menyodorkan daftar kandidat legislatif alternatif sebelum tenggat pada Rabu malam lalu. Sebaliknya kaum tua-tua di bawah panduan Presiden Mahmud Abbas sudah punya daftar sendiri.

Gagal mencapai kesepakatan, kelompok Barghouti membuat daftar kandidat di luar daftar resmi yang dikeluarkan Fatah. ”Kami sudah mendaftarkan sederet nama, atas nama (kelompok) al-Mustaqbal (Masa Depan), yang dipimpin Marwan Barghouti,” kata Saeb Nimr, manajer kampanye Barghouti.

Barghouti satu barisan dengan Jibril Rajab dan Mohammad Dahlan. Ketiganya adalah pemimpin gerakan intifadah pertama di Tepi Barat dan Gaza yang mendapat dukungan luas, khususnya dari kelompok garis keras Palestina. Abbas mewakili generasi pemimpin senior Palestina yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1994. Perpecahan ini diduga akan menguntungkan kelompok Hamas dalam pemilu legislatif 25 Januari tahun depan.

Filipina Petualang Ditangkap

Polisi akhirnya menahan Jenderal (Purn) Fortunato Abat, 80 tahun, pada Kamis lalu. Lelaki tua itu telah memproklamasikan ”pemerintah alternatif” dan mengangkat diri sebagai presiden transisional. Bekas Menteri Pertahanan ini dituduh menghasut militer Filipina dan penduduk sipil agar menyingkirkan Presiden Gloria Macapagal-Arroyo.

Meski dukungan publik terhadap Arroyo melemah, ia selamat dari upaya pemakzulan pada September lalu atas tuduhan kecurangan dalam pemilu presiden 2004. Seruan perlawanan Abat tak ditanggapi kalangan militer dan penduduk sipil. Padahal rumor kudeta sudah marak dua pekan di Manila. ”Hanya ada satu presiden,” ujar juru bicara Kepolisian Filipina, Leopoldo Bataoil.

Pemerintah Arroyo menganggap ulah petualang politik gaek itu sekadar gangguan ketimbang ancaman serius. Toh Abat harus diadili. ”Kami tak dapat membiarkan orang melanggar hukum tanpa ada tindakan,” kata staf kepresidenan, Eduardo Ermita.

Malaysia Tekan Myanmar

Para pemimpin negara anggota Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) menekan pemerintah junta militer Myanmar agar segera melakukan reformasi politik dan hak asasi manusia. Tekanan itu disuarakan dalam pertemuan 10 pemimpin ASEAN pada Senin pekan lalu di Kuala Lumpur, Malaysia. ”Sudah cukup kami bicara,” kata Menteri Luar Negeri Malaysia, Syed Hamid. ”Kami ingin melihat tindakan.”

Begitu pertemuan itu selesai pekan lalu, Hamid segera bertolak ke Myanmar sebagai wakil ASEAN untuk berdialog dengan pemerintah Myanmar. Menurut Hamid, pemimpin ASEAN ingin melihat perbaikan kebijakan yang nyata dari pemerintah Myanmar, seperti pembebasan tahanan politik, termasuk pemimpin prodemokrasi Aung San Suu Kyi. Pemerintahan militer Myanmar memang baru memperpanjang status tahanan rumah bagi Suu Kyi.

Sebelum pertemuan puncak ASEAN, kaukus parlemen ASEAN telah mendesak agar Myanmar didepak dari keanggotaan ASEAN. Sebab, Myanmar dinilai tak kunjung menyelesaikan tuntutan reformasi politik dan hak asasi manusia. Namun keputusan drastis mengeluarkan Myanmar dari ASEAN belum diketuk.

Hong Kong WTO Ricuh

Pertemuan 149 negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) diwarnai demo akbar. Sepuluh ribu massa dari berbagai negara, termasuk Indonesia, berjalan kaki menuju lokasi pelaksanaan pertemuan, di Hong Kong, pekan lalu. Demonstran yang sebagian besar petani Korea Selatan itu dijaga ketat ratusan polisi. Mereka memprotes rencana penurunan subsidi pertanian dan menolak dominasi Amerika Serikat di pasar global.

Amarah pengunjuk rasa membuncah dan sempat mericuhkan suasana pertemuan. Mereka melemparkan telur busuk dan botol plastik ke arah polisi yang menghalangi massa masuk ke gedung. Sebagian demonstran nekat terjun ke laut yang mengelilingi gedung agar bisa mendekat ke tempat pertemuan. ”Turun, turun, WTO! Amerika imperialis, teroris nomor satu!” teriak mereka. Unjuk rasa warga Malaysia, Meksiko, dan Mongolia di lokasi terpisah berlangsung damai.

Pertemuan WTO sempat terhenti sejenak tapi kemudian dilanjutkan lagi. Sebanyak 600 orang ditangkap aparat, namun sebagian tetap bertahan di luar gedung hingga sepekan. Unjuk rasa selalu mewarnai pertemuan dua tahunan itu. Pada 1999 demo besar-besaran mengguncang Seattle, Amerika Serikat; dan Cancun, Meksiko, pada 2003.

Inggris Ledakan Besar

Kepanikan melanda warga London utara, awal pekan lalu. Tiga ledakan dahsyat menghancurkan depot minyak Bunchfield—penampungan minyak terbesar Inggris di Hertfordshire. Puluhan tanker dan tabung kilang hancur berkeping-keping. Ledakan itu membuyarkan warga yang tengah tidur lelap. Guncangannya terasa hingga radius 40 kilometer, merontokkan kaca-kaca rumah warga di dekat lokasi.

Menurut laporan polisi, tidak ada korban jiwa. Empat terluka parah dan 32 luka ringan. Pemadam kebakaran sulit menjinakkan kobaran api di udara yang mengepulkan asap pekat setinggi 60 meter. Penduduk di dekat lokasi segera dievakuasi dan diminta menutup pintu serta jendela agar asap tidak masuk rumah. ”Prioritas kami adalah menyelamatkan korban,” kata Ian Hutchinson, juru bicara Total, perusahaan operator depot.

Polisi tak menemukan indikasi ulah teroris dalam ledakan dahsyat ini, meski kemungkinan itu terbuka. Kantor berita Associated Press memberitakan, jaringan Al-Qaidah pernah mengancam serangan ke terminal-terminal minyak seusai bom London meledak pada 7 Juli lalu dan menewaskan 56 jiwa.

Polling Pemilu Irak

Sekitar 10 juta warga Irak—atau sekitar 70 persen pemilih—membanjiri tempat pemungutan suara di seluruh negeri pada Kamis pekan lalu. Pemilu ini melibatkan hampir semua kelompok. Kaum Syiah di selatan dan suku Kurdi di utara serta kelompok Sunni—yang pada Januari lalu memboikot pemilu pemerintahan sementara—turut ambil bagian dalam pemilu yang memperebutkan 275 kursi parlemen itu.

Hingga Jumat malam pekan lalu, pemenang pemilu belum diketahui. Namun, menurut hasil survei yang diadakan kantor berita Reuters, seusai pemilu, aliansi kekuatan Syiah dan Kurdi memimpin di posisi nomor satu. Aliansi moderat pimpinan Iyad Allawi, yang menggabungkan kekuatan Sunni dan para bekas pendukung rezim Saddam, menyusul di nomor dua.

RFX, EKD, KS (BBC/Reuters/AFP/AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus