Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

6 Juni 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Libanon Oposisi Menang

PEMILU legislatif tahap pertama Libanon di Beirut dimenangkan kelompok oposisi pimpinan Saad Hariri, putra mendiang Perdana Menteri Libanon Rafik al-Hariri. Kelompok ini menyapu 19 kursi parlemen di tingkat pusat dengan jumlah 39.499 suara pada pemilu Senin pekan lalu. "Pemilu berlangsung dalam suasana damai dan demokratis," kata Menteri Dalam Negeri Libanon Hassan Sabaa.

Kemenangan ini sejatinya tak sesuai dengan harapan kelompok Hariri. Jumlah pemilih turun menjadi sekitar 27 persen dari 473.652 pendaftar jika dibandingkan pemilu 2000 yang mencapai 35 persen. Toh pendukung Hariri tetap merayakan kemenangan ini dengan pawai keliling kota membawa poster-poster Rafik al-Hariri yang tewas dalam pengeboman di Beirut pada Februari lalu. Saad Hariri menyatakan kemenangan ini berkat "nama besar"ayahnya, bukan karena kepiawaian dia berpolitik. "Ini kemenangan Rafik al-Hariri dan demokrasi. Darahnya tidak terbuang sia-sia," kata Saad di hadapan para pendukungnya.

Inilah kali pertamanya pemerintah Libanon menggelar pemilu tanpa campur tangan pasukan Suriah. Tiga tahap pemilu selanjutnya akan diadakan di Libanon Selatan (5 Juni), Central Mount Lebanon dan Lembah Bekaa (12 Juni), serta Lebanon Utara (19 Juni). Pemilu ini diawasi 100 peninjau dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa.

Libanon Bom untuk Wartawan

Samir Kassir, 45 tahun, baru saja memutar kunci mobilnya ketika suara bom mengoyak suasana pagi di perkampungan Kristen Ashrafiyeh, Beirut, Kamis pekan lalu. Nyawa kolumnis ternama di harian An-Nahar ini pun tamat seketika oleh setengah kilogram bom yang ditanam di bawah tempat duduk mobilnya. Diduga bom ini diledakkan oleh pengendali jarak jauh.

Kelompok oposisi Libanon segera menuding Suriah. Maklum, Kassir rajin mengkritik Suriah lewat kolomnya. Keturunan Palestina ini juga pendiri dan aktivis Gerakan Kiri Demokratis, kelompok anti-Suriah yang muncul setelah pembunuhan Perdana Menteri Rafik Hariri. "Orang yang sama berada di balik dua pembunuhan ini," ujar Saad Hariri, anak Rafik. Tapi pemerintah Damaskus membantah. Pemimpin oposisi Kristen Michel Aoun menyatakan, terbunuhnya Kassir dimanfaatkan untuk tujuan politik.

Palestina 400 Tahanan Dibebaskan Israel

Kamis pekan lalu, pemerintah Israel membebaskan 400 tahanan Palestina. Sanak keluarga tahanan Palestina menyambut kedatangan iring-iringan bus yang membawa tahanan itu dari penjara di wilayah selatan Israel. "Saya mencium aroma kebebasan. Saya bahagia bisa bertemu anak perempuan saya, Wala," ujar Abu Nahal, 42 tahun.

Israel masih akan membebaskan 500 tahanan Palestina lainnya. Ini hasil kesepakatan gencatan senjata dengan Palestina. Pejabat senior Palestina, Saeb Erekat, menyatakan, Israel seharusnya membebaskan lebih banyak lagi. "Saya kira pembebasan ini membuat 400 keluarga Palestina bahagia hari ini, dan saya harap kita bisa membuat bahagia 8.000 keluarga lainnya," ujar Erekat. Hingga saat ini Israel masih menyekap 8.000 warga Palestina.

Suriah Rudal Scud untuk Israel

Pejabat militer Israel menyatakan kekhawatirannya terhadap percobaan peluncuran rudal Suriah pada Jumat pekan lalu. Peluncuran itu akan memungkinkan Suriah menyerang dengan senjata kimia. Sistem pertahanan udara Israel mendeteksi peluncuran rudal Scud B Suriah pada akhir Mei lalu. Tiga rudal ditembakkan dari kawasan utara Suriah dan dekat perbatasan Yordania dan jatuh di dua desa di wilayah Turki, tanpa korban.

Militer Israel percaya Suriah sedang mengembangkan kemampuan rudal Scud yang dapat membawa senjata kimia. Suriah diduga memiliki rudal Scud B dengan daya jelajah 115 kilometer dan Scud D dengan jelajah 270 kilometer. Suriah memperoleh rudal Scud dari Rusia, dan Israel pernah memprotes saat Presiden Vladimir Putin berkunjung ke Israel.

Jajak Pendapat Suap-menyuap Penentang AS

Penyelewengan rezim Saddam Hussein terhadap Program Minyak untuk Pangan di Irak yang dimulai 1996 berbuntut panjang. Pada awal Mei, laporan Subkomite Penyelidikan Senat AS mengumumkan keterlibatan sejumlah pejabat tinggi di Irak mengeruk keuntungan dari program itu. Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan menyalahkan AS dan Inggris selaku pengawas karena membiarkan Irak menjual minyak secara gelap. Bagaimana pendapat publik Amerika mengenai masalah ini? Berikut hasil jajak pendapat melalui telepon oleh Rasmussen Report Survey kepada 1.000 orang di Amerika Serikat.

Apakah Saddam menggunakan Program PBB untuk menyuap negara-negara seperti Prancis dan Rusia? Ya.............42% Tidak........12%

Ada sejumlah negara yang menentang invasi Amerika ke Irak. Apakah hal ini terjadi karena mereka disuap oleh Saddam? Ya.............39% Tidak........23%

Apakah seharusnya Kofi Annan mundur? Ya.............37% Tidak........26%

EKD & RFX (AP/RasmussenReports.com, Aljazeera)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus