Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka bertemu di suatu malam pada 1970. Bob Woodward, seorang letnan Angkatan Laut AS, ditugaskan mengantarkan dokumen ke Gedung Putih. William Mark Felt menerimanya di kantor Biro Investigasi Federal (FBI), yang terletak di Sayap Barat. "Kami seperti penumpang pesawat yang duduk berdekatan dalam sebuah penerbangan jauh," tulis Woodward, mengenang awal perkenalan mereka yang kaku.
Woodward cerewet. Felt lebih banyak diam. Anak muda 27 tahun itu bercerita tentang kursusnya di George Washington University. Kebetulan. Felt alumni universitas itu. Kebekuan mencair. Woodward pun tahu dia berhadapan dengan orang penting: asisten direktur FBI bidang pemeriksaan, sebuah pos bergengsi di bawah Direktur J. Edgar Hoover.
Sejak itu, Woodward sering menelepon Felt, di kantor atau di rumahnya di Virginia. Seperti seorang anak, dia kerap meminta nasihat sahabat tuanya itu soal karier. Ketika Woodward keluar dari AL dan memutuskan untuk menjadi wartawan, Felt menyebut dia gila. Toh dia maju terus hingga kasus Watergate merebak dan hubungan mereka jadi lebih istimewa.
Kini Felt telah menua, 91 tahun. Dia tinggal bersama anaknya, Joan Feltseorang dosen bahasa Spanyoldi Santa Rosa, California. Stroke ringan yang menyerang pada 2001 membuat fisik Felt kian rapuh. Daya ingatnya menurun. Untuk berjalan pun ia perlu alat bantu. Padahal, di masa mudanya, Mark Felt adalah sosok tegap, rapi, necis, dan ganteng.
Dia lahir di Twin Fall, Idaho, pada 1913. Ketika itu agen FBI adalah pahlawan melawan kejahatan di mata Amerika. Maka, setelah menyelesaikan studi hukum di George Washington University pada 1942, dia bergabung dengan FBI.
Setahun setelah perkenalannya dengan Woodward, Felt dipromosikan menjadi orang nomor tiga di Biro. Karena Hoover maupun wakilnya, Clyde Tolson, sakit-sakitan, Felt kemudian bertindak sebagai manajer harian FBI.
Hoover meninggal pada Mei 1972. Felt berharap menempati posisi yang ditinggalkan itu, karena Tolson sudah jarang masuk kantor. Tapi Presiden Richard Nixon menunjuk, L. Patrick Gray III, pembantu setianya sejak 1960-an. Ini mengecewakan Felt. "Saya seharusnya mundur (dari FBI) saat itu juga," tulisnya dalam memoir The FBI Pyramid: From The Inside, yang terbit pada 1978.
Banyak orang menduga keputusan kontroversial Nixon itu yang mendorong Felt membocorkan rahasia-rahasia kasus Watergate. "Felt membenci Nixon dalam waktu yang lama," ujar mantan penulis teks pidato Nixon, Patrick Buchanan, dalam wawancara dengan MSNBC pada Rabu pekan lalu.
Gerah terhadap Nixon, Felt akhirnya keluar dari Biro pada 1973. Namun, garis tangannya buruk. Beberapa tahun kemudian, dia diseret ke pengadilan dengan tuduhan memerintahkan agen FBI menggeledah rumah tanpa surat perintah pada awal 1970-an. Presiden Nixonketika itu sudah jadi rakyat biasaturut bersaksi membelanya. Tapi dia tetap dihukum pada 1980. Baiknya, setelah lima bulan meringkuk di penjara, dia dibebaskan oleh Presiden Ronald Reagan.
Belas kasih Reagan tak membuat hidup Felt jadi lebih baik. Istrinya, Audrey, meninggal empat tahun kemudian akibat tekanan mental. "Hingga kini dia (Felt) percaya pengadilan terhadap dirinya menjadi sebab utama kematian istrinya," tulis pengacaranya, John D. O'Connor, di Vanity Fair.
Sebenarnya Felt ingin membawa rahasianya sampai mati. Apa hendak dikata, dalam sebuah makan siang keluarga, anaknya, Joan dan Mark, berkata: "... Kita bisa mendapatkan cukup uang untuk membayar tagihan-tagihan serta untuk uang sekolah anak-anak."
"Ayo lakukan ini untuk keluarga," Joan membujuk ayahnya dengan memelas.
Keteguhan Felt pun runtuh. Follow the money adalah nasihatnya yang amat terkenal saat Woodward melakukan investigasi kasus Watergate. Kini Mark Felt mengikutinya sendiri.
Philipus Parera (Vanity Fair/Washington Post/MSNBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo