Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Peru mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah membongkar dugaan jaringan kriminal yang telah menagih sebanyak US$ 21.000 (Rp304 juta) per tempat tidur ICU untuk pasien Covid-19 yang sakit parah di rumah sakit yang dikelola negara, ketika Peru dilanda salah satu wabah virus paling mematikan di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pihak berwenang menangkap sembilan orang dalam penggerebekan Rabu pagi, termasuk administrator rumah sakit umum Guillermo Almenara Irigoyen di Lima, menurut jaksa Reynaldo Abia, dilaporkan Reuters, 22 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penipuan itu terungkap setelah polisi menerima aduan dari saudara laki-laki penderita Covid-19 yang dimintai uang sebesar 82.000 sol (Rp301 juta) untuk mendapatkan tempat tidur perawatan intensif (ICU) dan perawatan di rumah sakit tersebut, kata Abia.
Menteri Kesehatan Oscar Ugarte mengatakan kepada wartawan bahwa penipuan itu memerlukan reaksi segera. "Ini benar-benar tercela," katanya. "Kita tidak bisa bernegosiasi dengan nyawa orang."
Skandal korupsi seputar perawatan Covid-19 telah mengguncang tingkat kekuasaan tertinggi di Peru. Kemarahan atas tuduhan sebelumnya bahwa beberapa pejabat tinggi telah diberikan vaksinasi "VIP" mendorong menteri kesehatan dan luar negeri negara itu untuk mengundurkan diri awal tahun ini.
Rumah sakit yang terlibat dalam skandal yang lebih baru, yang dikelola oleh sistem jaminan sosial EsSalud, menyediakan perawatan gratis. Pasien harus menanggung daftar tunggu yang panjang untuk 80 tempat tidur ICU yang ditawarkan rumah sakit.
Selama puncak pandemi, banyak pasien membayar sejumlah besar uang ke klinik swasta ketika sistem publik hampir runtuh. Jumlah tempat tidur ICU yang tersedia sejak itu melonjak menjadi hampir 3.000 secara nasional, dibandingkan dengan hanya ratusan yang tersedia pada Maret tahun lalu, tetapi tempat tidur masih dalam permintaan tinggi di negara Andes.
Peru pada akhir Mei melipatgandakan jumlah kematian resminya akibat Covid-19 dan memimpin dunia dalam kematian per 100.000 penduduk akibat penyakit tersebut.
REUTERS