Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puluhan pengunjuk rasa berusaha menggeruduk masuk ke Kedutaan Besar Malaysia di Beijing, Selasa pekan lalu. Tapi polisi setempat sudah bersiaga membentuk pagar betis di depan gedung. Gagal masuk, pengunjuk rasa kemudian melemparkan botol air sambil meneriakkan kata-kata, "Pembohong! Katakan yang sebenarnya." Saling lempar dengan barisan polisi tak terhindarkan.
Pengunjuk rasa itu merupakan keluarga dan kerabat korban pesawat Malaysia Airlines MH370, yang hilang sejak 8 Maret lalu. Merasa tak puas atas usaha pencarian pesawat selama lebih dari dua minggu, kelompok perwakilan keluarga korban juga mengeluarkan pernyataan yang menyebut pemerintah Malaysia, maskapai penerbangan, dan pihak terkait sebagai algojo.
"Kami akan mengambil segala cara untuk mengejar pelaku kejahatan tak termaafkan dan meminta tanggung jawab dari ketiga pihak itu," demikian bunyi pernyataan yang diunggah di media sosial atas nama Komite Keluarga Korban Malaysia Airlines MH370.
Kesedihan mendalam keluarga korban pesawat MH370 tumpah saat Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak mengumumkan pada Senin malam bahwa Malaysia Airlines MH370 jatuh di Samudra Indonesia. Najib mengatakan tak ada satu pun penumpang beserta awak yang selamat.
Pesawat Malaysia Airlines MH370 itu menghilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Kepastian jatuhnya pesawat di Samudra Indonesia disampaikan Najib berdasarkan hasil analisis data perusahaan satelit asal Inggris, Inmarsat, yang dilaporkan perwakilan kantor Investigasi Kecelakaan Udara Kerajaan Inggris (AAIB).
"Dengan kesedihan yang dalam dan penyesalan, saya harus menginformasikan bahwa berdasarkan data ini, penerbangan MH370 berakhir di wilayah Lautan Hindia selatan," kata Najib, seperti dikutip CNN. Ia mengungkapkan lokasi itu sangat terpencil dan jauh dari tempat pendaratan mana pun, sehingga disimpulkan pesawat jatuh ke lautan dan semua penumpang tewas.
Seperti dilansir The Telegraph pada Selasa pekan lalu, analisis data satelit Inmarsat menetapkan posisi terakhir pesawat yang membawa 239 orang itu berada di tengah Samudra Hindia, sebelah barat Perth, Australia. Awalnya satelit Inmarsat mampu mendeteksi sinyal ping (packet internet gopher) pesawat MH370, meskipun sistem pelaporan data komunikasi pesawat dimatikan. Adanya sinyal ping itu menunjukkan pesawat masih dapat berkomunikasi dan komunikasi terakhir terjadi pukul 08.11.
"Kami mempelajari efek Doppler, yaitu efek perubahan frekuensi akibat pergerakan satelit dalam orbit bumi yang tak sepenuhnya berbentuk bulat," ujar Senior Vice President of External Affairs Inmarsat Chris McLaughlin. Inmarsat kemudian menganalisis lebih lanjut dengan mengumpulkan lebih banyak model data efek Doppler dari pesawat yang terbang ke utara dan selatan.
Dengan mempelajari dua model data itu, dan membandingkannya dengan data pergerakan pesawat lain yang memiliki trajectory (pergerakan pesawat mengikuti lengkung bumi) yang sama, Inmarsat menyimpulkan pola terbang ke selatan lebih cocok dengan data ping yang didapat dari MH370.
Sayangnya, meski telah dimaklumatkan pesawat jatuh di Samudra Indonesia, hingga kini belum ada bukti nyata keberadaan bangkai pesawat. Pemerintah Malaysia dianggap ceroboh karena mengumumkan posisi jatuhnya pesawat tanpa bukti.
Dosen penerbangan di Temasek Polytechnic Singapura, Paul Yap, mengatakan seharusnya Perdana Menteri Najib menunda pengumuman penting itu, sampai pemerintah benar-benar menemukan puing yang dipastikan berasal dari pesawat. Bridget Welsh, pakar politik Malaysia di Universitas Manajemen Singapura, menambahkan, pengumuman yang disampaikan pemerintah Malaysia merupakan niat baik, tapi harus disertai adanya informasi lanjutan. "Penggunaan pesan pendek (SMS), meskipun hanya sebagai informasi tambahan, sebaiknya dipikirkan ulang," kata Welsh.
Kritik juga dilayangkan masyarakat umum lewat jejaring sosial. Salah seorang pengguna media sosial Cina bertanya dalam posting-nya, "Bagaimana bisa pemerintah Malaysia menyatakan penerbangan (MH370) berakhir di Lautan Hindia, tapi tidak disertai bukti fisik?"
Perdana Menteri Najib mengakui tak bisa memberi jawaban tegas atas misteri hilangnya pesawat MH370. Namun ia memastikan sudah meminta polisi menyelidiki tragedi itu dan akan melanjutkan pencarian puing serta kotak hitam pesawat. "Kita tak pernah bisa mendapatkan semua jawaban, kecuali kita berhasil mengambil kotak hitam. Tapi kita perlu melakukan penyelidikan penuh, karena keluarga membutuhkan jawaban," kata Najib, seperti dikutip New Straits Times.
Menteri Perhubungan Malaysia Hishammuddin Hussein menambahkan, pemerintah membeberkan kesimpulan itu berdasarkan analisis. "Hal itu dirilis karena komitmen akan keterbukaan dan untuk menghormati keluarga. Dua prinsip yang telah membimbing penyelidikan," katanya.
Awalnya sempat muncul dugaan pesawat melintas ke koridor utara, seperti India, Cina, Kazakstan, dan Myanmar. Kemudian Hishammuddin memastikan pencarian di sepanjang koridor utara dihentikan sama sekali. Pencarian kini difokuskan ke koridor selatan, yang terbentang dari Indonesia hingga Samudra Indonesia, sesuai dengan analisis data Inmarsat.
Fokus pencarian ini juga sejalan dengan tangkapan data satelit Australia, Cina, dan Prancis, yang menunjukkan kemungkinan puing pesawat MH370 di Samudra Indonesia bagian selatan. Pada Minggu dua pekan lalu, pemerintah Malaysia menyatakan menerima gambar satelit baru dari Prancis yang menunjukkan kemungkinan puing pesawat MH370 di Samudra Indonesia. Ini adalah gambar ketiga yang menunjukkan kemungkinan adanya puing pesawat di area itu, setelah puing pertama ditangkap satelit Australia dan puing kedua ditangkap satelit Cina.
Namun Malaysia tak memberi perincian mengenai ukuran serpihan yang ditemukan satelit Prancis itu beserta titik koordinatnya. Sedangkan foto dugaan puing pesawat yang ditangkap satelit Australia dan Cina sudah lebih dulu dirilis.
Pada Kamis dua pekan lalu, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengumumkan satelit Australia menangkap dua obyek mengapung di sekitar 2.260 kilometer sebelah barat daya Perth. Salah satu dari obyek yang mengapung itu berukuran panjang sekitar 24 meter. Meskipun demikian, Abbott belum memberikan konfirmasi apakah benda itu bagian dari MH370. "Tugas mencari benda-benda ini akan sangat sulit dan mungkin saja ini tidak terkait dengan MH370," katanya, seperti dikutip dari Reuters.
Kini muncul dugaan baru puing pesawat berada di zona gunung api raksasa di bawah laut. Bagian puing pertama yang dipotret satelit DigitalGlobe pada 16 Maret lalu berlokasi sekitar 60 kilometer sebelah barat daya zona gunung api bawah laut yang aktif. "Zona itu terdiri atas rangkaian gunung api bawah laut yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru. Adapun obyek lain tampak di sekitar 180 kilometer barat daya dari wilayah gunung api bawah laut itu," kata Robin Beaman, ahli geologi bawah laut dari James Cook University, Australia, kepada Sydney Morning Herald, Selasa pekan lalu.
Menteri Perhubungan Malaysia mengatakan, berdasarkan data satelit Prancis terbaru, saat ini ada 122 "obyek potensial" yang terlihat di sekitar 2.500 kilometer dari Perth. Pencarian puing pesawat kembali dilanjutkan pada Rabu pekan lalu dengan bantuan enam negara, yaitu Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea Selatan.
Rosalina (BBC, Malaysia Insider, AP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo