Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Malam-malam moskow di gedung putih

Kunjungan pemimpin uni soviet mikhail gorbachev ke as dalam rangka ktt penghapusan nuklir dari eropa. raisa dan nancy saling berbincang lama, dan keduanya saling pamer perhiasan dan busana.

19 Desember 1987 | 00.00 WIB

Malam-malam moskow di gedung putih
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DI tengah kesibukan KTT yang bersejarah itu, dilaporkan bagaimana Mikhail Gorbachev dan Wapres AS George Bush jalan berdampingan di antara orang banyak, bagaikan sepasang kandidat presiden. Peristiwa tak terduga ini rupanya sangat berkesan di hati rakyat Amerika. Terjadi Kamis pekan lalu, ketika Gorbachev tiba-tiba saja melompat keluar dari ZiL-nya -- limousine yang tahan peluru -- lalu mendekati orang banyak, bersalaman, bahkan bercakap-cakap dengan mereka. Pemimpin Soviet ini mengacung dan melambai, tersenyum cerah, dan berkata, "Hello, hello. How are you?" Akibat selingan itu, pertemuan terakhir Reagan-Gorbachev terlambat 90 menit. "Saya kira Anda sudah kembali ke Moskow," kata Reagan bergurau. Gara-gara kejutan itu, Bush menjuluki Gorbachev sebagai komunikator bergaya Barat. "Pemimpin Soviet terdahulu tidak punya kemampuan seperti itu," ujarnya menyanjung. Kunjungan Gorbachev dan istrinya Raisa mirip kampanye merebut hati rakyat Amerika. Gorbachev menolak berpidato di depan Kongres, tapi sebagai gantinya, ia berbincang-bincang dengan para pentolan Kongres. Ia juga berdialog dengan orang-orang hebat Amerika, dalam resepsi di kedubes Uni Soviet di Washington. Gorbachev meminta agar para tamu terkemuka itu melenyapkan rasa curiga dan tidak percaya yang merongrong hubungan kedua negara. Ini didengarkan serius, di antaranya oleh bekas Menlu AS Henry Kissinger dan Cyrus Vance, bekas Menhan Robert McNamara, John Kenneth Galbraith, bintang film Paul Newman dan Robert deNiro, serta tak ketinggalan Yoko Ono. Sikap terbuka ini juga diperlihatkan Gorbachev dalam jamuan makan malam untuk Ronald dan Nancy Reagan. Mengambil tempat di Ruang Emas kedubes Soviet, para tamu disuguhi sajian istimewa: antara lain kaviar dan pai ikan serta kepiting dari Semenanjung Kamchatka sebagai pengantar. Berpeti-peti vodka dan sampanye menyemarakkan suasana, dan Gorbachev mengangkat toast seraya berkata, "Sampai bertemu lagi di Moskow." Suasana dalam jamuan makan malam di Gedung Putih tidak kalah hangatnya. Anggrek dan tulip menghangatkan suasana awal musim dingin, sementara tamu menikmati ikan salmon dengan saus kaviar dan veal bersama sampanye. Mikhail Gorbachev sedemikian terbawa suasana hingga ia mendaratkan ciuman tiga kali ke pipi pianis terkemuka, Van Cliburn. Musikus Amerika yang pernah dianugerahi hadiah tertinggi Lenin beberapa tahun lalu itu telah mendentangkan piano pengiring lagu Malam Malam Mosko -- semacam lagu hura-hura seperti Lisoi di sini. Mengawali toast, Reagan berucap, "Atas nama rakyat Amerika, inilah sebuah komitmen dengan segenap kesunggukan, goodwill, dan harapan untuk masa depan." Ucapan ini ditutupnya dengan kata-kata Rusia, na vashe zdorovye, berarti "demi kesehatan Anda", yang disambut tepuk tangan dan gelak tawa dari tamu-tamu Soviet. Reagan mengatakan bahwa ia masih akan tetap mengingat suasana itu dalam waktu yang lama, tapi Nancy mungkin tidak sebahagia suaminya. Menjadi nyonya rumah bagi seorang first lady seperti Raisa tidaklah mudah. "Dia manis sekali, cerdas, intelligent," ujar Nancy, memuji Raisa. Dalam acara "tur dan kopi", mereka berbincang-bincang 10 menit lebih lama dari jadwal hingga para suami terpaksa menunggu. Keduanya kelihatan cerah dan berseri-seri, terutama ketika puluhan kamera dibidikkan ke arah mereka. Semua bisa lancar, sopan, dan manis, konon karena Nancy begitu sabar dan tabah. Soalnya, Raisa begitu antusias melayani pertanyaan wartawan, hingga sedikit waktu tersisa untuk acara resmi. Dan wanita yang bergelar doktor ini pun tampaknya tidak begitu hirau pada keterangan Nancy, hingga ia pernah mengulang pertanyaan yang sama sampai lima kali. Para wartawan jauh-jauh hari sudah meramalkan adanya "perang dingin" antara Nancy dan Raisa, tapi yang mereka harapkan tidak kunjung tiba. Apa yang jelas terlihat adalah "peran ya", terutama dalam perhiasan dan busana. Sekali pintas sudah kelihatan bahwa gaun malam Raisa tidak seanggun gaun Nancy. Toh ibu negara Soviet itu unggul dalam perkara ketajaman lidah. Ketika ditanya pendapatnya tentang Gedung Putih, Raisa spontan berkata, "Ini kediaman resmi. Maksud saya, seorang manusia tentu lebih suka tinggal di rumah biasa. Ini museum."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus