Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Marwa El-Sherbini merupakan seorang wanita muslim yang bekerja sebagai apoteker dan pemain handball keturunan Mesir. Ia meninggal pada 1 Juli 2009 di ruang pengadilan di Dresden, Jerman. Marwa ditikam hingga tewas oleh Axel W dalam persidangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Persidangan ini dilakukan berdasarkan gugatan Marwa El-Sherbini kepada Axel yang mengatakan Marwa sebagai "teroris" karena mengenakan hijab. Karena perbuatannya, pria keturunan Rusia ini ditahan di Dresden, Jerman sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan tersebut yang menewaskan Marwa, perempuan yang tak terima dirinya disebut teroris hanya karena ia menggunakan hijab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip dari laman Universitas Krisnadwipayana, Marwa merupakan anak dari pasangan Ali El-Sherbini dan Laila Shams. Marwa bersekolah di English Girls's College di Alexandria. Kemudian pada 2000, Marwa menerima gekar sarjananya di bidang farmasi.
Pada 2005, bersama suaminya, Marwa pindah ke Jerman. Suaminya adalah seorang pengajar di Universitas Minufiya. Suaminya pun melakukan penelitian di bidang genetika dan merupakan kandidat doktor dari Max Planck Institute for Molecular Cell Biology and Genetics. Pasangan ini memiliki seorang anak dan saat meninggal Marwa tengah hamil anak kedua.
Kasus penikaman Marwa ini menarik perhatian seluruh masyarakat dunia, tidak hanya di Mesir dan Jerman. Jaksa penuntut mencetuskan tersangka pembunuhan Marwa terdorong oleh kebencian mendalam terhadap warga asing dan muslim. Saat peringatan Hari Solidaritas Hijab Internasional setiap 4 September, selalu dikenang pula peristiwa tragis yang menewaskan Marwa El-Sharbini karena kebencian seseorang melihatnya berhijab.
WINDA OKTAVIA