Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Masjid, Gereja, dan Singagog Akan Dibangun di Bawah Satu Atap di Berlin

Sekelompok Muslim, Yahudi dan Kristen mendirikan bangunan yang akan menampung masjid, sinagog, dan gereja dalam satu atap di Berlin.

28 Mei 2021 | 08.00 WIB

Warga Muslim melaksanakan salat Jumat di Gereja St. Martha di Berlin, Jerman, 22 Mei 2020. Gereja ini menawarkan bantuan berupa ruang tambahan agar jemaah tidak membeludak di masjid di tengah pandemi virus Corona. REUTERS/Fabrizio Bensch
Perbesar
Warga Muslim melaksanakan salat Jumat di Gereja St. Martha di Berlin, Jerman, 22 Mei 2020. Gereja ini menawarkan bantuan berupa ruang tambahan agar jemaah tidak membeludak di masjid di tengah pandemi virus Corona. REUTERS/Fabrizio Bensch

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok Muslim, Yahudi dan Kristen pada Kamis melakukan upacara peletakan batu pertama bangunan yang akan menampung masjid, sinagog, dan gereja dalam satu atap sebagai simbol dialog lintas agama di ibu kota Jerman, Berlin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Beberapa hari setelah protes di Berlin atas konflik antara Israel dan Palestina di Gaza, dan pada saat para politisi memperingatkan meningkatnya anti-Semitisme di Jerman, "House of One" menawarkan aksi konkret untuk dialog lintas agama, kata para pendirinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Penting agar konflik dunia yang dramatis dapat didiskusikan di ibu kota Jerman dan masyarakat memiliki panggung untuk menyoroti masalah di negara mereka dan mengungkapkan pendapat mereka," kata Wali Kota Berlin Michael Mueller pada upacara itu, dikutip dari Reuters, 27 Mei 2021.

"Tapi kebencian dan kekerasan, anti-Semitisme dan Islamofobia, rasisme dan hasutan tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita," katanya.

Bangunan dengan menara persegi tinggi itu akan berisi ruangan terpisah untuk ibadah dan area umum untuk pertemuan.

Kepala Dewan Pusat Yahudi Jerman dan Dewan Pusat Muslim menyambut baik proyek tersebut.

"Proyek House of One mengirimkan sinyal penting saat ini," kata Heinrich Bedford-Strohm, kepala gereja Protestan di Jerman, kepada media RND.

"Anti-Semitisme dan Islamofobia meningkat. Tapi mereka membawa orang ke arah yang salah, mereka menyulut kebencian dan berpotensi menyebabkan kekerasan," ujar Heinrich.

Pekerjaan konstruksi, yang dimulai setelah 10 tahun perencanaan, akan memakan waktu empat tahun dan menghabiskan biaya 47,3 juta euro (Rp 825 miliar). Pemerintah Jerman memberikan donasi 20 juta euro (Rp 348,8 miliar), pemerintah kota Berlin 10 juta euro (Rp 174 miliar), dan sisanya akan datang dari donatur lain, termasuk sumbangan dari luar negeri.

Tempat ibadah tiga agama itu akan dibangun di atas situs gereja abad ke-13 yang dihancurkan oleh pemerintah Komunis Jerman Timur pada tahun 1960-an.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus