Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat adat di Hutan Amazon kini belajar menggunakan teknologi drone untuk melindungi tanah mereka dari deforestasi di negara bagian Rondonia, Brasil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satu orang yang terlibat dalam teknologi drone ini adalah Awapy Uru Eu Wau Wau. Ia adalah seorang pemuda usia 28 tahun yang berasal dari suku Uru-Eu-Wau-Wau, salah satu dari banyak suku yang tinggal di Hutan Amazon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mereka hidup bergantung pada hutan hujan yang dilindungi secara hukum seluas 7 ribu mil persegi di negara bagian Rondonia, Brasil Barat. Namun Hutan Amazon sering dilanda kebakaran. Mayoritas dari kebakaran tersebut dimulai secara ilegal untuk membuka lahan bagi pertanian dan peternakan ilegal.
Awapy beserta perwakilan dari lima suku lainnya mengambil bagian dalam kursus pelatihan pengoperasian drone yang dijalankan oleh World Wildlife Fund (WWF) dan LSM Brasil, Asosiasi Pertahanan Lingkungan Etno Kaninde, Desember lalu.
Dilansir dari CNN, Felipe Spina Avino, analis konservasi senior untuk WWF Brasil serta pelatih Awapy mengaku bahwa Awapy dengan teman-temannya menjadi ketagihan saat pertama kali menerbangkan drone dan dapat melihat hutan dari atas.
“Mereka benar-benar menerima teknologi dengan tangan terbuka dan dengan cepat mulai menggunakannya,” katanya.
Drone memuat gambar beresolusi tinggi, video, dan data pemetaan GPS yang dapat digunakan sebagai bukti laporan kegiatan ilegal kepada pihak berwenang. Teknologi ini mempermudah mereka memantau Hutan Amazon dengan lebih luas. Sebab, melintasi hutan dengan berjalan kaki sangatlah sulit.
Menurut Spina Avino, para anggotys masyarakat juga bisa menghindari konfrontasi yang berbahaya dengan penebang liar dan perampas lahan.
Proyek WWF-Kaninde sudah menyumbangkan 19 drone kepada 18 organisasi yang terlibat dalam perlindungan hutan di Amazon.
Awapy kini memimpin tim dari 12 orang yang berpatroli di hutan hujan untuk memantau deforestasi dan kebakaran hutan.
Pertama kali tim menggunakan drone, mereka menemukan lahan seluas 1,4 hektar yang terlanjur gundul. Beberapa hari kemudian, mereka merekam video helikopter yang menyebarkan benih rumput di area yang sama, menandakan bahwa lahan tersebut akan digunakan untuk penggembalaan ternak, kata WWF.
WWF melaporkan bahwa National Indian Foundation (FUNAI) dapat menggunakan koordinat geografis yang disediakan oleh Uru-Eu-Wau-Wau untuk menyelidiki penebangan liar di wilayah tersebut. FUNAI adalah institusi pemerintah Brasil yang bertanggung jawab untuk mengelola kebijakan terkait masyarakat adat.
CNN | FERDINAND ANDRE
Sumber:
https://edition.cnn.com/2020/09/01/americas/amazon-drones-brazil-deforestation-cte-spc-intl/index.html