Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menanti kunjungan "saudara tua"

Pm jepang, yasuhiro nakasone, akan berkunjung ke negara-negara asean. peningkatan potensi militer jepang telah merisaukan ldp, juga negara-negara asean. (ln)

30 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA berkunjung ke Washington, Perdana Menteri Jepang Yasuhiro Nakasone membuat kejutan. Ia menyatakan kesediaan memperkuat pertahanan negaranya - persis seperti yang dianjurkan Amerika Serikat. Kini giliran negara-negara ASEAN yang deg-degan menunggu. Siapa tahu Nakasone, yang akan memulai lawatan ke Indonesia, Thailand, Filipina, Brunei, Singapura, dan Malaysia, Sabtu ini, membikin kejutan lagi. Sekalipun Menlu Shintaro Abe (lihat: Ke Mana Yen Mengalir) sudah mengatakan negaranya tidak akan pernah lagi tampil sebagai kekuatan militerisasi, orang masih meragukannya sebab penegasan itu tidak senada dengan tekad militer Nakasone. Hasrat Nakasone untuk meningkatkan potensi militer Jepang telah merisaukan banyak pihak - di dalam maupun di luar negeri. Di kalangan LDP - partainya sendiri - tak urung terdengar kecaman ke alamat PM itu. Khawatir Nakasone telanjur memberi "terlalu banyak" konsesi di bidang perdagangan dengan AS, mereka juga cemas tuntutan Washington dalam hal pertahanan melonjak terlalu jauh. Poll pendapat umum 10 April silam menunjukkan popularitasnya merosot. Negara-negara ASEAN juga risau. Bahkan di kalangan ini tumbuh kekhawatiran baru terhadap "saudara tua" yang pernah malang melintang dengan gagasan Asia Timur Raya-nya. Belum lagi praktek kerja sama ekonomi yang selalu membuat "saudara muda" di ASEAN ternganga-nganga oleh tindakan Jepang yang sering tak terduga. Hal-hal yang merugikan Jepang di mata internasional ini berusaha dipupus Nakasone. Terkesan ia berusaha lebih keras dari PM Jepang terdahulu untuk menghentikan praktek-praktek yang dirasakan kurang adil itu. Dalam kaitannya dengan ini, barangkali, Shintaro Abe menyuarakan komitmen pemerintahnya untuk tidak membiarkan Jepang kembali tumbuh sebagai kekuatan militer. Apakah realistis, misalnya, bagi Jepang sendiri untuk sekadar puas dengan perannya sekarang: sebagai kekuatan ekonomi dunia yang terus-menerus dikagumi tanpa peran politik berarti? AS cenderung memberi kesempatan pada sekutunya di Timur ini untuk lebih berperan - setidaknya dalam mewujudkan keseimbangan militer di kawasan Pasifik. Dengan kata lain berbagi tugas dengan AS, sesuatu yang amat dirasakan perlu, sejak pertengahan tahun 1970-an. Ketika itu Rusia mulai membangun armada Pasifiknya dengan 120 kapal selam, (30 antaranya bersenjatakan rudal antarbenua) plus 70 pesawat pengebom Backfire (sebagian berkemampuan mengangkut senjata nuklir), dan 108 rudal SS-20. Bagaimanapun potensi militer Rusia itu bukan sekadar angka. Belum lagi provokasi militernya di empat pulau kecil di utara yang dahulu milik Jepang - kini termasuk wilayah Uni Soviet. Tapi sebegitu jauh, seperti dikatakan Menlu Shintaro Abe, Jepang akan mempertahankan persahabatan dengan Uni Soviet. Rakyatnya bukan tidak terganggu dengan provokasi Rusia itu, tapi belumlah cukup alasan bagi mereka untuk melihat Soviet sebagai musuh. Dan kini sesudah kejutannya di Washington, nampak Nakasone lebih berhati-hati. ASEAN sebagai sahabat nampaknya akan lebih diperhitungkan dan diperhatikan. "ASEAN adalah kawasan yang secara ekonomis paling dinamis di dunia dewasa ini," sanjung Nakasone di hadapan utusan kantor berita Asia Pasifik (OANA), 20 April lalu. Maka sebelum berangkat, PM Jepang itu menawarkan kembali kerja sama di bidang budaya, ilmu, ekonomi, dan pertukaran teknologi. Tawaran yang perlu ditunggu buktinya dan perinciannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus