Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ke mana yen mengalir?

Wawancara dengan menlu jepang, shintaro abe, tentang masalah : peningkatan pertahanan jepang, kekhawatiran di kalangan asean, hubungan ekonomi jepang-indonesia, dsb. (ln)

30 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KARIR politik Shintaro Abe bermula di bangku Diet (Parlemen), seperempat abad lalu. Ia, sebelum jadi menlu akhir 1982, pernah menduduki pos menteri pertanian dan perdagangan. Pernah jadi wartawan di masa muda, Abe akan genap 59 tahun Jumat ini. Pekan lalu di tengah kesibukannya, ia meluangkan waktu diwawancarai koresponden TEMPO di Tokyo, Seiichi Okawa. Petikan percakapan mereka: Penambahan dana pertahanan Jepang ramai dibicarakan. Ada kekhawatiran di kalangan ASEAN. Sebaliknya AS menyimpulkan dana itu masih tidak memadai. Bagaimana pendapat Anda? Menghadapi situasi dunia yang tak menentu AS senantiasa berupaya memperkuat pertahanannya seraya mengajak negara-negara Eropa dan Jepang untuk melakukan hal yang sama. Benar, jika keadan mendesak, AS dapat membantu keamanan Jepang sesuai perjanjian kedua negara. Tapi adalah wajar bila AS berkehendak Jepang memperkuat diri. Kalau dibandingkan dengan kemampuan keuangannya, saya kira, dana pertahanan Jepang masih rendah. Lihat saja: AS menyediakan dana pertahanan 5-6% dari GNP. Uni Soviet bahkan lebih dari 10%. Tapi Jepang tetap akan menekan dana itu serendah mungkin - sedikit di bawah 1% (sekitar 2.750 milyar yen - red). Bila AS mendesak terus, angka 1% dari GNP itu mungkin akan terlewati juga. Jika ini terjadi, jaminan apa yang akan diberikan Jepang kepada ASEAN? Saat ini tidak ada rencana untuk meningkatkan dana pertahanan lebih dari 1%. Jika itu sampai terjadi kami dapat menjelaskannya secara terbuka pada pemimpin-pemimpin ASEAN. Bicara tentang batas laut, 1.000 mil, timbul pertanyaan jarak itu diukur dari mana? Dari Tokyo atau Okinawa? Jepang adalah negeri kepulauan. Sebab itu alur laut amat penting bagi kehidupan Jepang. Pada saat genting, misalnya, Jepang akan menetapkan batas itu berdasarkan alur kapal selatan-timur dari Tokyo dan selatanbarat dari Osaka. Andaikata kapal Jepang diserang pihak asing di kawasan konsep alur laut 1.000 mil dari Okinawa, bagaimana mengatasinya? Terus terang Jepang tidak mempunyai pesawat pengebom, kapal induk, atau kapal perang untuk tugas itu. Kekuatan militer Jepang semata-mata untuk pertahanan. Dalam hubungan ekonomi Indonesia-Jepang, ada beberapa kebijaksanaan Jakarta yang kurang berkenan di sini. Misalnya, counter purchse, larangan ekspor log, dan pembatasan penangkapan udang. Pendapat Anda? Kebijaksanaan itu dimaksudkan pemerintah Indonesia untuk melindungi industri dalam negeri. Tapi kami khawatir kebijaksanaan itu akan menciutkan volume perdagangan kedua negara. Karena itu Jepang mengimbau Indonesia untuk meninjau kembali kebijaksanaannya. Menurut harian Yomiuti Shimbun, tcrbitan 28 Maret, Jepang akan mengusulkan konsep Global Infrattutute Fund (GLF) dalam pertemuan puncak negara-negara industri d WLlliamsburg, AS, akhir Mei. Dana itu, antara lain, untuk pembangunan proyek raksasa Terusan Kra di Semenanjung Malaysia. Komentar Anda? Konsep GLF itu memang ramai dibicarakan. Misalnya, di Balai Penelitian Ekonomi - lembaga yang mengajukan konsep itu kepada pemerintah. Tapi nampaknya tidak akan dibahas di Williamsburg. Karena dunia masih dalam tekanan resesi ekonomi. Konsep itu juga belum pernah dibahas dalam sidang kabinet. Meski bantuan dan kerja sama ekonomi Jepang dinilai baik oleh bangsabangsa ASEAN, masih terasa ada kecurigaan dari mereka. Orang Indonesia, umpamanya, masih menaruh syak wasangka kepada Jepang. Bagaimana menjembataninya? Harapan pemerintah dan rakyat Jepang: persahabatan dengan negara-negara ASEAN tetap terpelihara baik. Itu makanya 70% dari bantuan luar negeri Jepang ditujukan bagi ASEAN. Bicara tentang Indonesia, kami yakin bantuan ekonomi diartikan baik oleh pemerintah dan rakyatnya. Jika masih ada rasa tidak percaya, rencana bantuan ekonomi itu akan kami tinjau kembali supaya lebih sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus