Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jared Kushner menantu mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan seorang mantan ajudan di Gedung Putih menandatangani sebuah kontrak dengan Pemerintah Serbia untuk membangun sebuah hotel mewah di sebuah komplek militer yang pernah di bom oleh NATO pada 1999.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beograd menandatangani kesepakatan ini pada Rabu, 15 Mei 2024, dengan Affinity Global Development yakni sebuah perusahaan investasi yang terafiliasi dengan Kushner. Proyek ini juga bermitra dengan Richard Grenell yang pernah bekerja sebagai direktur sementara intelijen nasional saat Trump menjadi presiden. Kushner berencana mengubah gedung bekas barak tentara Yugoslavia yang rusak parah menjadi sebuah hotel bernilai USD500 juta (Rp7,9 triliun).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Grenell menjabat sebagai utusan khusus Amerika Serikat untuk Balkan pada 2019 atau ketika dia pertama kali menyarankan pada para investor di Amerika Serikat agar membangun ulang komplek militer yang remuk kena bom itu.
Sedangkan Kushner saat ini juga sedang mengembangkan sejumlah hotel mewah di Albania. Dia mengatakan pembangunan hotel mewah di bekas barak tentara Yugoslavia ini akan meningkatkan level Ibu Kota Beograd sebagai incaran turis internasional. Bukan hanya hotel, akan dibangun pula tower apartemen dan area pertokoan serta sebuah tempat untuk mengenang para korban yang tewas terkena bom NATO.
Kesepakatan membangun ulang barak bekas tentara Yugoslavia ini terdiri dari tiga blok area dan keuntungan yang diperoleh akan dibagi dengan Permerintah Serbia. Jika sudah jadi, gedung hotel mewah tersebut tidak akan menjadi milik pemerintah, namun sewa pembangunan akan dibatalkan jika pengerjaan proyek ini molor dari target.
Politikus oposisi di Serbia pada Kamis, 19 Mei 2024, berunjuk rasa sambil membawa spanduk bertuliskan ‘jangan jadikan markas militer sebagai tempat perusahaan-perusahaan offshore Amerika Serikat’. Anggota parlemen Serbia Dragan Jonic yang juga ikut dalam aksi protes mengatakan seseorang sedang mencoba membersihkan kekacauan yang dilakukannya dan orang itu harusnya tidak melakukan apapun di tempat ini (Serbia).
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini