Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tingkat Kelahiran Korea Selatan Meningkat untuk Pertama Kali dalam 9 tahun, Pernikahan Melonjak

Tingkat kelahiran Korea Selatan meningkat pada 2024 untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun terakhir dan didukung oleh peningkatan pernikahan

26 Februari 2025 | 11.00 WIB

Dua orang anak merawat adik laki-lakinya sebelum berangkat ke sekolah, di rumahnya di Seoul, Korea Selatan, 19 Desember 2018. REUTERS/Kim Hong-Ji
Perbesar
Dua orang anak merawat adik laki-lakinya sebelum berangkat ke sekolah, di rumahnya di Seoul, Korea Selatan, 19 Desember 2018. REUTERS/Kim Hong-Ji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat kelahiran Korea Selatan meningkat pada 2024 untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun terakhir dan didukung oleh peningkatan pernikahan, data awal menunjukkan pada Rabu 26 Februari 2025. Seperti dilansir Reuters, ini sebagai tanda bahwa krisis demografis negara itu mungkin mulai berakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Tingkat kesuburan negara itu, jumlah rata-rata bayi yang diharapkan dimiliki seorang perempuan selama kehidupan reproduksinya, mencapai 0,75 pada 2024, menurut Badan Pusat Statistik Korea Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pada 2023, angka kelahiran turun selama delapan tahun berturut-turut menjadi 0,72, terendah di dunia, dari 1,24 pada 2015. Hal ini meningkatkan kekhawatiran atas guncangan ekonomi terhadap masyarakat Korsel dengan sangat cepat.

Sejak 2018, Korea Selatan telah menjadi satu-satunya anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dengan tingkat kelahiran di bawah 1.

Korea Selatan telah meluncurkan berbagai langkah untuk mendorong kaum muda menikah dan memiliki anak. Hal ini sejak Presiden Yoon Suk Yeol, yang kini dimakzulkan, menyatakan "krisis demografis nasional". Ia juga berencana membuat kementerian baru yang dikhususkan untuk mengatasi tingkat kelahiran rendah.

"Ada perubahan dalam nilai sosial, dengan pandangan yang lebih positif tentang pernikahan dan persalinan," kata Park Hyun-jung, seorang pejabat di Badan Pusat Statistik Korea Selatan, dalam sebuah pengarahan, juga mengutip dampak dari peningkatan jumlah orang di awal 30-an dan penundaan pandemi.

"Sulit untuk mengukur seberapa besar setiap faktor berkontribusi terhadap peningkatan kelahiran baru, tetapi mereka sendiri juga berdampak satu sama lain," kata Park.

Pernikahan, indikator utama kelahiran baru, melonjak 14,9 persen pada 2024, lonjakan terbesar sejak data mulai dirilis pada 1970. Kenaikan tingkat pernikahan muncul untuk pertama kalinya dalam 11 tahun pada 2023, dengan peningkatan 1 persen didukung oleh dorongan pasca-pandemi.

Di negara Asia, ada korelasi yang tinggi antara pernikahan dan kelahiran, dengan jeda waktu satu atau dua tahun, karena pernikahan sering dipandang sebagai prasyarat untuk memiliki anak.

Di seluruh negeri, angka kelahiran tahun lalu adalah yang terendah di ibu kota, Seoul, yaitu 0,58.

Data terbaru juga menunjukkan ada 120.000 lebih banyak orang Korea Selatan yang meninggal tahun lalu daripada mereka yang baru lahir, menandai tahun kelima berturut-turut populasi menyusut secara alami. Kota administratif Sejong adalah satu-satunya pusat utama di mana populasi tumbuh.

Populasi Korea Selatan, yang mencapai puncaknya 51,83 juta pada 2020, diperkirakan akan menyusut menjadi 36,22 juta pada 2072, menurut proyeksi terbaru oleh badan statistik.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus