Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mencari status lewat islam

Kaum harijan yang tak berkasta ramai-ramai masuk islam untuk mengubah status. diduga mendapat dana dari arab saudi.

5 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM Konstitusi India tidak ada diskriminasi terhadap kaum barijan. Di bis ataupun di tempat umum tak ada ketentuan yang memisahkan mereka dari masyarakat India lainnya. Tapi tradisi Hindu menempatkan mereka sebagai pariak), di luar kasta. Tetap merasa diperlakukan tidak adil, mereka dengan sadar menyisih. Di desa, mereka selalu berdiam di pinggiran. Bahkan tak berani mengambil air di sumur yang tersedia buat kasta atas. Pernah terjadi di Desa Salem, negara bagian Tamil Nadu, seorang anak perempuan mengambil air di sumur milik seorang penduduk dari kasta Sudra. Begitu ketahuan, ia dibunuh dan kemudian dimasukkan ke dalam sumur. Rakyat setempat melaporkan anak perempuan itu bunuh diri. Kata harijan yang berarti 'anak Tuhan' diberikan oleh Mahatma Gandhi. Pejuang kemanusiaan yang terkemuka itu semasa hidupnya selalu menghimbau rakyat India untuk memberikan kedudukan yang layak pada mereka yang tidak berkasta itu. Tapi tradisi Hindu yang begitu kuat membuat mereka tak berdaya, kurang dapat kesempatan. Namun di antara kaum harijan ada juga yang menjadi tokoh terkemuka. Antara lain, almarhum Dr. B.R. Ambedkar, salah seorang penyusun Konstitusi India, dan agjivan Ram, bekas wakil perdana menteri di masa pemerintahan Morarji Desai. Sementara ketatnya tradisi itu mereka mencoba mengubah status. Belakangan ini ribuan kaum harijan di beberapa desa di negara bagian Tamil Nadu, masuk agama Islam. "Apa yang kami cari tak lebih dari status sosial," kata Munsamy Jothilinggam, seorang pendudul yang tergolong kaya di desanya. Menurut Jothilinggam, seluruh kaum harijan yang ada di desa Villupuran, 160 km di selatan Madras dan di 360 pemukiman lainnya akan masuk Islam. Memberi Persamaan "Saya adalah orang kaya, tapi saya tak pernah diterima sebagaimana mestinva di kalangan Hindu," keluh Jothilinggam. Menurut dia, banyak orang berkasta yang datang kepadanya untuk minta bantuan tapi tak sudi bila diajak makan bersama. Perlakuan yang tak adil juga dialami anaknya yang bersekolah di perguruan Kristen. "Anak saya selalu diejek oleh anak-anak dari kasta atas," ujarnya. Anak itu naik becak ke sekolah, selalu sendiri--tak seorang pun temannya yang mau ikut bersama dia. Di India, 15% dari penduduknya yang 650 juta adalah kaum harijan. Sedang penduduk yang beragama Islam berkisar 12%. Dengan berbondongnya kaum harijan memeluk agama Islam, timbul kecurigaan bahwa itu didorong oleh dana dari negara Arab. "Ini adalah konspirasi internasional untuk mengislamkan India dalam waktu 10 tahun," kata Yadavarao Joshi, Sekjen Rashtrya Swayamsevak Sang -- suatu organisasi ekstrim Hindu. Dan ia mendesak pemerintah agar menghentikan 'mengalirnya dana dari negara Arab'. Sebuah laporan dari Tamil Nadu, menyebutkan sekitar 100.000 orang harijan dari 500 distrik telah menyatakan masuk Islam. Bahkan suatu organisasi kaum itu, Ramdas Athyal, telah memperingatkan bahwa 100 ribu anggotanya akan berpindah agama bila kekejaman terhadap kaumnya tidak dihentikan. Vishva Hindu Parishad (Organisasi Hindu Sedunia) melaporkan hasil penelitiannya bahwa kaum harijan tertarik memeluk Islam terutama karena uang. Di samping itu mereka juga dijanjikan akan mendapat pekerjaan di negara Arab, menurut organisasi Hindu itu. Sebagian kalangan intelektual India menganggap perpindahan agama ini akan merusak cita-cita negara sekuler. Namun buat kaum harijan, seperti yang dikemukakan beberapa tokohnya, "Islam akan memberi kami persamaan."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus