SAYA cuma terharu dan tak bisa berkata apa-apa," ujar P. Wardoyo
alias Pak Besut, 71 tahun. Pengisi acara tetap RRI Yogyakarta,
"Obrolan Pak Besut" itu, 27 Agustus lalu menerima cincin 'Api
Nan Tak Kunjung Padam' dan uang santunan Rp 2,5 juta dari Menpen
Ali Moertopo .
Ketika sang menteri hendak memasukkan cincin itu Pak Besut
bertanya, "Meniko dipun agem wonten pundi (Ini dipakai di
mana)?" Sambil menunjuk jari manis, Ali Moertopo bilang "Mriki
(di sini)." Dan ketika ayah enam anak dan kakek 19 orang cucu
itu menerima uang sebanyak itu, kaget dan hampir tak percaya.
Namun esok harinya semua uang itu dimasukkan Tabanas di empat
bank. "Kalau didepositokan, kalau sewaktu-waktu butuh, tidak
bisa diambil," kata Mbok Sumarni istrinya, 57 tahun. 'Maklum
kami sudah tua dan sakit-sakitan. " Pak Besut memang tampak
makin kurus. Itulah sebabnya cincin yang tadinya dibikin
berdasarkan ukuran jari manisnya itu mendadak jadi longgar dan
terpaksa dimasukkan ke jari tengah.
Ia pun sudah sebulan ini "libur" mengudarakan acara yang
diselenggarakannya sejak 36 tahun lalu itu. Ia disarankan untuk
beristirahat oleh dokter. Kegiatannya sebagai anggota DPRI DIY
pun dihentikannya. Maklum pula matanya sudah rabun, tak bisa
lagi digunakan untuk membaca atau menulis.
Bersamaan dengan pemberian penghargaan kepada. Pak Besut, di
Bangsal Kepatihan Yogya itu disampaikan pula surat pengangkatan
sebagai pegawai negeri bagi 445 tenaga kesenian yang bekerja di
seluruh studio RRI--yang selama ini hanya dibayar honorer saja.
Dari Jakarta, yang ikut diangkat antara lain Isbandi, Adi Darma
dan Upit Sarimanah .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini