Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Meneruskan kerja kamerad

Parlemen vietnam mengangkat vo van kiet,68, seba- gai perdana menteri. konseptor doi moi (perestroi- ka vietnam) ini berambisi mengadakan reformasi. nguyen mah cam dipilih jadi menteri luar negeri.

17 Agustus 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para reformis Vietnam naik jabatan. Diharapkan doi moi makin mulus jalannya. TEPUK tangan menggema di Balai Sidang Ba Dinh di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, Jumat pekan lalu. Dalam sidangnya hari itu, parlemen Vietnam memutuskan untuk mengangkat Vo Van Kiet sebagai perdana menteri baru. Sebenarnya, tampilnya Kiet tak mengejutkan mengingat orang Selatan ini, sebelumnya, menjabat wakil perdana menteri. Lagi pula, dalam pelantikan Sekjen Partai baru akhir Juni lalu, Kiet sudah dipastikan bakal menggantikan Do Muoi (TEMPO, 6 Juli). Hampir tak ada yang membantah, terpilihnya Kiet bakal lebih memuluskan jalannya roda doi moi (perestroika gaya Vietnam), yang kini sedang berjalan di negara yang berpenduduk 67 juta jiwa itu. Vo Van Kiet, 68 tahun, adalah orang yang paham benar tentang doi moi itu karena dialah konseptornya. Kata seorang diplomat Asia, yang ada dalam kepala Kiet hanyalah keinginan "bagaimana membuat Vietnam menjadi negara industri yang baru." Dari sambutannya di depan parlemen, hari Senin sebelumnya, Kiet memang berambisi mengadakan reformasi. "Pemerintah harus membantu berdirinya perusahaan-perusahaan swasta," katanya berapi-api. Ganjalan yang harus didobrak, ujar Kiet, adalah mengajari rakyat Vietnam untuk berpikir bisnis. Untuk itu, pembelanjaan rutin pemerintah perlu dipangkas, dan perlu adanya sistem perbankan dan perpajakan yang efisien. Ia seperti berbicara bukan sebagai pejabat negeri sosialis. Diakui oleh Kiet, kendala yang sekarang ini dialami Vietnam adalah korupsi dan penyelundupan. Dari sekitar 6.000 pejabat pemerintah yang terlibat manipulasi sejak awal 1990, hanya sedikit yang diajukan ke meja hijau. Sistem peradilan berjalan lamban. "Memang susah, tapi kita harus bertekad untuk membenahinya," kata Kiet, bekas orang Selatan yang lahir di Provinsi Cuu Long pada 1922 ini. Ia sendiri membina karier secara bertahap, tetapi cepat. Pada 1958, Kiet jadi salah seorang tokoh politik partai di Saigon. Dua tahun kemudian, ia sudah menjabat Kepala Partai Komunis Sentral, wilayah Vietnam Selatan. Setelah Selatan jatuh, Vo Van Kiet diangkat menjadi Wali Kota Saigon, yang kini disebut Kota Ho Chi Minh. Kariernya itu harus diwarnai dengan sejarah kelam. Pada masa perang, istri dan anak-anaknya tewas dalam perjalanan menemui bapaknya ke Saigon. Mereka terperangkap oleh "hujan bom" yang, kata seorang Vietkong, dijatuhkan oleh tentara Amerika. Naiknya reformis ini tentu saja diikuti oleh reformis yang lain. Duduk sebagai menteri luar negeri adalah Nguyen Manh Cam, menggantikan Nguyen Co Thach. Dari beberapa sumber diplomat diperoleh keterangan, Co Thach didepak karena tak mampu menyelesaikan embargo perdagangan AS. Sampai kini, hubungan dagang Vietnam dengan Barat, boleh dikata, tak berarti. Manh Cam, yang berpengalaman sebagai dubes di Soviet, Jerman dan Austria, dan fasih berbahasa Rusia itu, diharapkan mampu menanggulangi kendala itu. Tak hanya itu. Untuk menarik dana dari luar, Vietnam yang kini berpendapatan per kepala US$ 200 (Indonesia, US$ 560) itu bersiap mengundang turis asing. Juga, "Pelan-pelan, politbiro akan diganti dengan para teknokrat muda yang berpandangan bisnis, alih-alih berisi kaum tua yang dogmatis dengan ajaran lama," kata seorang pejabat Hanoi. Sebenarnya, perbaikan ekonomi Vietnam sudah tampak sejak dua tahun lalu. Pada 1989, volume perdagangan luar negerinya mencapai jumlah sekitar US$ 45 milyar. Tiga tahun sebelumnya, angka perdagangan luar negeri paling banyak hanya US$ 1,8 milyar. "Tugas kita adalah melanjutkan hasil kerja Kamerad Do Muoi," ujar Vo Van Kiet di depan parlemen, selesai dilantik. Bapak doi moi ini memang optimitistis. DP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus