Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mengapa India Ingin Ganti Nama Negara Jadi Bharat?

Pemerintah India dikabarkan ingin mengganti nama negaranya menjadi Bharat. Apa alasannya?

17 September 2023 | 20.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah India dikabarkan ingin mengganti nama negaranya menjadi Bharat. Kontroversi itu bermula saat Presiden India Draupadi Murmu menyebut dirinya sebagai “Presiden Bharat” dalam undangan jamuan makan malam di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 20 atau KTT G20 pada 7-9 September 2023 lalu di New Delhi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam foto undangan yang beredar luas di media sosial tersebut, tercantum “On the occasion of G20 Summit” dan di bawahnya terdapat keterangan “President of Bharat”. Alhasil, berbagai pihak mulai berspekulasi soal perubahan nama negara yang baru saja meluncurkan pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3 dan Aditya-L1 itu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, mengapa India ingin mengubah nama menjadi Bharat? 

Alasan India Ingin Ganti Nama Jadi Bharat

Bharat sesungguhnya bukanlah kosakata baru bagi India. Karena undangan yang diterbitkan oleh badan konstitusi India selalu menyebutkan kata “Bharat” jika teksnya dalam bahasa Hindi, sedangkan nama “India” digunakan untuk undangan berbahasa Inggris. 

Namun, kata “Bharat” kali ini dituliskan dalam undangan makan malam KTT G20 berbahasa Inggris. Hal itulah yang memicu kontroversi dan menimbulkan berbagai pertanyaan, salah satunya, apakah negara yang berhasil mendarat di bulan setelah Amerika Serikat, China, dan Uni Soviet tersebut benar-benar ingin mengubah nama negaranya. 

Selama bertahun-tahun pemerintahan nasionalis Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi, nama-nama kota kolonial telah direvisi guna menekan mentalitas perbudakan. Para kritikus pun mulai mendorong pemerintah untuk merealisasikan penggunaan istilah “Bharat” setelah kontroversi undangan makan malam G20. 

Selain Bharat, India juga dikenal dengan julukan Bharata dan Hindustan. Sebagaimana bagian pertama pembukaan konstitusi India dinyatakan bahwa “Kami, rakyat India…,” kemudian dikatakan “India, yaitu Bharat, akan menjadi negara kesatuan.” 

Apakah India Resmi Berganti Nama?

Tak hanya melalui undangan makan malam, Narendra Modi juga memasang plakat meja bertuliskan “Bharat” saat pembukaan KTT G20, Sabtu, 9 September 2023. Hal itulah yang menyebabkan pendapat dari berbagai pihak silih berganti dan meyakini bahwa nama negara di kawasan Asia Selatan tersebut resmi diganti. 

Dilansir dari Reuters, hingga kini belum ada konfirmasi dari pemerintah India mengenai perubahan tersebut. Namun, anggota partai BJP telah menyarankan agar nama Bharat lebih diutamakan daripada India, salah satunya datang dari Rashtriya Swayamsevak Sangh. 

Selain dukungan, penolakan juga datang dari para pemimpin oposisi. Beberapa pihak menilai perubahan tersebut bertujuan untuk mengaburkan aliansi politik yang namanya juga “INDIA” dan telah berumur dua bulan. 

“Kita semua Bharat, apa yang baru dalam hal ini? Tapi nama India lebih dikenal dunia. Apa yang terjadi sehingga tiba-tiba pemerintah harus mengganti nama negara?” kata seorang pemimpin oposisi, Mamata Banerjee. 

Shashi Tharoor dari partai oposisi juga menuliskan cuitannya (tweet) di X (sebelumnya Twitter), “Saya berharap pemerintah tidak sebodoh itu dengan mengabaikan India yang memiliki citra tak terhitung karena dibangun selama berabad-abad,” ucapnya. 

Sejarah Istilah Bharat

Baik India maupun Bharat, diyakini telah ada selama lebih dari dua milenium. Para sejarawan menuturkan bahwa nama-nama tersebut sudah terbentuk sejak berabad-abad sebelum pemerintahan kolonial. Namun, beberapa pendukung Bharat mengatakan bahwa nama India diberikan oleh penjajah Inggris. 

India berasal dari Sungai Indus, yang dalam bahasa Sansekerta disebut Sindhu. Orang-orang dari Yunani akan mengidentifikasi wilayah tenggara Sungai Indus sebagai India bahkan sebelum kampanye Alexander Agung pada abad ke-3 Sebelum Masehi (SM). 

Istilah Bharat bahkan lebih tua lagi karena muncul dalam kitab suci India kuno. Akan tetapi, menurut beberapa ahli, kata “Bharat” lebih mengarah kepada identitas sosial budaya daripada geografi wilayah. 

MELYNDA DWI PUSPITA | REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus