Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Antisemit identik dengan sikap membenci, memusuhi, diskriminasi hingga tindakan kekerasan pada etnis Yahudi. Diyakini, holocaust, yang dilakukan kaum fasis Nazi pada Perang Dunia II dikenal sebagai tindakan antisemit paling ekstrem yang pernah terjadi di dunia. Istilah antisemit juga kerap digunakan sebagai tindakan rasis untuk menolak bangsa Yahudi.
Dilansir dari Ensiklopedia Holocaust, istilah antisemit pertama kali muncul pada tahun 1879, pencetusnya adalah Wilhelm Marr, seorang jurnalis Jerman. Ia menciptakan istilah itu untuk menggambarkan segala tindakan yang dinilai anti Yahudi di Jerman dan di berbagai wilayah Eropa. Dalam perjalanannya, istilah antisemit digambarkan sebagai tindakan tercela yang dinilai melanggar hak asasi manusia orang-orang Yahudi.
Siapakah Bangsa Semit?
Dalam ilmu antropologi dan ilmu budaya, Semit adalah rumpun bangsa yang lebih luas bukan hanya bangsa Yahudi. Dilansir dari Journal of the American Oriental Society, Semit adalah kelompok etnis yang terdiri dari beberapa suku bangsa. Suku tersebut termasuk Arab,Yahudi, Aram, Ammon, Moab, dan orang-orang Assyria, namun tidak menutup kemungkinan adanya semit dari bangsa lainnya.
Menurut ahli sejarah John P. Peters, asal usul Semit tidak berada di Timur Tengah saat ini, seperti yang banyak diyakini, tetapi lebih cenderung berada di Asia Minor dan wilayah sebelah timurnya. Peters berpendapat bahwa pada periode awal, orang-orang Semit mulai bergerak ke selatan dari wilayah tersebut, dan kemungkinan asal usul mereka berada lebih jauh di utara dan timur. Armenia juga disebut sebagai bagian dari tanah air asli mereka.
Orang-orang Semit awalnya mulai bergerak dari wilayah Asia Minor ke selatan dan kemungkinan asal usul mereka berada lebih jauh di utara dan timur. Mereka kemudian menetap di wilayah Palestina dan sekitarnya.
Peters juga menyebutkan bahwa Armenia juga dapat dianggap sebagai tanah air asli orang-orang Semit. Namun, teori ini masih menjadi subjek penelitian dan diskusi lebih lanjut di kalangan ahli sejarah dan antropolog.
Asal mula kelompok etnis Semit masih menjadi topik yang kompleks dan membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahaminya dengan lebih baik.
Fakta tentang Semit
Orang-orang Semit memiliki bahasa yang terkait, yang dikenal sebagai bahasa Semit. Bahasa-bahasa Semit termasuk bahasa Arab, bahasa Ibrani, bahasa Aram, dan bahasa Akkadia. Bahasa-bahasa ini memiliki karakteristik linguistik yang mirip, seperti penggunaan akar kata tiga huruf dan sistem konsonan yang kaya.
Selain bahasa, kelompok etnis Semit juga memiliki warisan budaya yang kaya. Mereka memiliki tradisi agama yang beragam, termasuk agama Yahudi, agama Islam, dan agama Kristen. Budaya Semit juga mencakup seni, sastra, musik, dan tarian yang khas.
Kelompok etnis Semit telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam sejarah dan perkembangan peradaban. Bahasa mereka digunakan dalam berbagai kitab suci, seperti Alkitab Ibrani dan Alquran.
Pilihan Editor: Setuju dengan Gigi Hadid, Raline Shah: Dukung Palestina Bukan Berarti Anti-Semit
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini