Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Mengenal Holocaust yang Disebut Presiden Palestina Mahmoud Abbas

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendapatkan kecaman dari beberapa negara pro-Israel setelah menyitir mengenai holocoust. Apakah itu?

30 November 2023 | 15.26 WIB

Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato pada Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 21 September 2023. REUTERS/Brendan McDermid
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato pada Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 21 September 2023. REUTERS/Brendan McDermid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Palestina dituduh melakukan antisemitisme saat berpidato yang berujung menuai kritik luas dari beberapa negara pro-Israel. Setelah cuplikan pidato diterjemahkan dan disebarkan secara online oleh Institut Penelitian Media Timur Tengah (MEMRI), Kementerian Luar Negeri Israel menuduh Abbas menyangkal peristiwa holocaust.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Juru bicara Uni Eropa juga mengungkapkan, Mahmoud Abbas berkata menyesatkan tentang Yahudi dan Antisemitisme. Perkataan tersebut merupakan penghinaan terhadap jutaan korban Holocaust dan keluarga mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa negara lain pun ikut mengecam Abbas atas argumennya terkait holocaust. Adapun, beberapa negara tersebut, antara lain Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Prancis. 

Tidak jelas mengapa para diplomat mengeluarkan pernyataan tersebut pada hari Kamis, dua minggu setelah Abbas menyampaikannya pada 24 Agustus 2023. Institut Penelitian Media Timur Tengah , sebuah kelompok pemantau media yang berbasis di Washington dan dianggap dekat dengan Israel, menerbitkan terjemahan pidatonya dalam bahasa Inggris di situs webnya.

Dalam sambutannya, Abbas mengatakan orang-orang Yahudi menjadi sasaran Nazi Jerman karena peran sosial mereka dan bukan agamanya. “Hal ini telah dijelaskan oleh banyak penulis Yahudi. Ketika mereka mengatakan bahwa Hitler membunuh orang Yahudi karena mereka Yahudi, dan bahwa Eropa membenci orang Yahudi karena mereka Yahudi, tidak. Dijelaskan dengan jelas bahwa mereka memerangi (orang Yahudi) karena status sosial mereka. peran mereka dan bukan agama mereka,” kata Abbas.

Juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan pernyataan presiden tersebut adalah kutipan dari tulisan para penulis dan sejarawan Yahudi dan Amerika dan bukan penolakan terhadap Holocaust. “Posisi Presiden Mahmoud Abbas mengenai topik ini jelas dan telah didokumentasikan, dan ini merupakan kecaman total terhadap Holocaust Nazi dan penolakan terhadap antisemitisme,” kata Rudeineh.

Holocaust

Dikutip dnktv.uinjkt.ac.id, holocaust berasal dari bahasa Yunani, yaitu Holos berarti utuh dan Kaustos bermakna terbakat. Secara historis, peristiwa ini merupakan gambaran korban persembahan yang dibakar di atas alter. Holocaust adalah penganiayaan dan pembantaian sistematis yang didukung negara terhadap 6 juta orang Yahudi Eropa oleh rezim Nazi Jerman serta tentara sekutu dan kaki tangannya. 

United States Holocaust Memorial Museum menetapkan periode 1933-1945 menjadi waktu terjadinya Holocaust. Peristiwa ini dimulai pada 1933 ketika Adolf Hitler dan Partai Nazi memegang kekuasaan di Jerman.

Saat itu, Nazi menggunakan pemerintah untuk menyingkirkan orang Yahudi dari Jerman dengan bertindak antisemitisme. Nazi memberlakukan undang-undang diskriminatif dan kekerasan terorganisasi untuk Yahudi Jerman. Aturan tersebut sebagai cara untuk menekan Yahudi Jerman agar beremigrasi.

Selama Perang Dunia II (PD II), Nazi memberlakukan 9 juta orang Yahudi Eropa sangat radikal. Penganiayaan pun berubah menjadi pembantaian massal. Sikap bengis Nazi terwujud dalam tindak kekerasan terhadap populasi Yahudi.

Otoritas Jerman pun mendirikan ghetto untuk mengisolasi dan memiskinkan warga Yahudi di pendudukan Polandia. Kehidupan di ghetto sangat penuh kesengsaraan, seperti kelaparan, penyakit merajalela, dan kekerasan yang sewenang-wenang. Ghetto juga didirikan di Eropa timur dan Hungaria yang membuat ratusan ribu Yahudi tewas. 

Mengacu ushmm.org, pada 1941, para pemimpin Nazi melaksanakan pembantaian massal terhadap kaum Yahudi Eropa yang disebut dengan “final solution to the Jewish question” (Solusi Akhir untuk Persoalan Yahudi). Keputusan untuk melakukan genosida ini terjadi dalam konteks serangan Jerman ke Uni Soviet pada Juni 1941. Selain penembakan, unit pasukan Jerman juga menggunakan mobil van gas untuk membantai orang Yahudi yang menewaskan 2 juta laki-laki, perempuan, dan anak-anak. 

Para pemimpin Nazi secara langsung mengoordinasikan, merencanakan, dan melaksanakan Holocaust. Mereka menyerukan kepada banyak institusi, organisasi, dan orang Jerman untuk menganiaya Yahudi. Selain Yahudi, Nazi juga menganiaya kelompok lain yang dinilai ancaman bagi Jerman, seperti homoseksual, antisosial, penjahat profesional atau residivis, Afro-Jerman, disabilitas, dan orang Roma (Gipsi). PD II dan Holocaust berakhir di Eropa pada Mei 1945 ketika Sekutu mengalahkan Nazi Jerman.

Terlepas dari upaya rezim Nazi Jerman untuk membantai semua Yahudi Eropa, ada beberapa orang yang selamat dari holocaust. Namun, setelah perang, banyak penyintas holocaust yang masih terus menghadapi ancaman antisemitisme dan pengungsian dengan kekerasan. Mereka harus menunggu beberapa tahun untuk berimigrasi dan membangun kehidupan baru.

RACHEL FARAHDIBA R  | MUHAMMAD SYAIFULLOH   I  DEWO RINA CAHYANI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus