Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menteri dituduh, masuk penjara

Menteri kebudayaan & olah raga malaysia, mokhtar hashim, ditahan dan akan diajukan ke muka pengadilan. dituduh terlibat dalam pembunuhan. ketua majelis negeri sembilan, datuk mohamad taha talib.(ln)

24 Juli 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI masih petang -- sekitar pukul 7. Petaling Jaya, daerah perumahan elite di selatan Kuala Lumpur, telah sepi. Suasana berbuka puasa membuat orang berkumpul di rumah. Tapi di ujung Jalan 16/6, Jumat sore itu, suasana terasa agak lain dari biasanya. Beberapa wajah asing berpakaian preman terlihat di sana. Ada yang mondar-mandir pakai mobil dan sepeda motor. Ada pula yang mengendap-endap dibalik pohon karet. Semuanya mengintai rumah Nomor 50 -- tempat tinggal Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pemuda Malaysia Datuk Mokhtar Hashim. Apa pasal? Mokhtar dicurigai terlibat dalam pembunuhan Ketua Majelis Negara (setingkat DPRD di Indonesia) Negeri Sembilan Datuk Mohamad Taha Talib di desa Gemencheh, 14 April, satu minggu sebelum Pemilu 1982. Tertuduh lainnya, Rahmat Satiman Noordin Johan, Aziz Tumpuk, dan Aziz Abdullah sudah diciduk polisi lebih duluan. Mokhtar sebetulnya sudah akan ditangkap di saat berbuka puasa petang itu. Gara-gara rencana penangkapannya tercium oleh wartawan, yang lantas berkumpul di rumah sang menteri, polisi terpaksa mengundur jadwal. Bahkan mereka membiarkan Mokhtar ke luar rumah. Tapi selepas dinihari, Mokhtar dicegat 500 meter dari kediamannya, dan langsung dibawa ke markas besar polisi di Bukit Aman. Tak lama kemudian Mokhtar diizinkan pulang mengambil pakaian. Sementara ia makan sahur dengan keluarganya, polisi yang mengawalnya, sekitar satu regu, melakukan penggeledahan di berbagai kamar mencari dokumen. Lepas sahur, Mokhtar dibawa ke Tampin, sekitar 100 km dari Kuala Lumpur, untuk diajukan perkaranya ke muka pengadilan rendah setempat -- 10 Juli siang. MOKHTAR dan empat terdakwa lainnya dituntut berdasarkan pasal 34 dan 302 Penal Code (KUHAP). Bunyinya: di saat tindak pidana dilakukan oleh beberapa orang, yang kesemuanya dengan niat, setiap orang itu bertanggung jawab atas perbuatan tersebut dalam cara yang sama, seperti apabila perbuatan itu dilakukannya sendiri. Jenis ini terancam hukuman mati. Sidang di Pengadilan Rendah Tampin berlangsung singkat. Hakim Sukri Mohamad memerintahkan kasus Mokhtar dan kawan-kawan untuk dipindahkan ke Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur -- sidang pertama dibuka 13 Juli. Tuntutan terhadap kelima-tertuduh tidak berubah. Pengacara Jagjit Singh, yang membela Mokhtar, mengajukan permohonan agar kliennya bisa ditahan di luar -- tentu saja dengan uang jaminan. Permohonan itu ditolak Hakim Datuk Hashim Yeop Sani. Lantas petugas keamanan menggiring kelima terdakwa ke penjara Pudu, Kuala Lumpur, tempat mereka sampai sidang dilanjutkan 11 Oktober. Mochtar, yang dikabarkan masih berdarah Batak, dilahirkan di Kampung Padang Lebar, Negeri Sembilan, 1 Mei 1942. Di bangku kuliah ia dikenal sebagai aktivis tangguh. Sesudah tamat studinya di Universitas Malaya, tahun 1967, Mokhtar menjadi tenaga riset di perkebunan kelapa sawit Harrisons and Crossfield di Banting. Mokhtar, yang kemudian menjadi anggota United Malays National Organization (UMNO), partai yang memerintah di Malaysia. terjun ke gelanggang pemilihan umum. Terpilih sebagai anggota Parlemen mewakili daerah Tampin, Mokhtar jadi pusat perhatian. Maka Perdana Menteri Tun Abdul Razak (alm.) mengangkat Mokhtar sebagai Sekretaris Parlemen pada Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pemuda. Ketika Mokhtar kembali memenangkan kursi parlemen di Tampin, tahun 1974, Razak mempercayainya untuk menduduki kursi Deputi Menteri Pertanian dan Pembangunan Desa. Setelah itu Mokhtar berturut-turut menjabat Deputi Menteri Luar Negeri dan Deputi Menteri Pertahanan -- dua pos penting di Malaysia. Di partai Mokhtar juga makin menonjol, lebih-lebih setelah jadi Deputi Ketua Gerakan Pemuda UMNO. Tahun 198, PM Hussein Onn langsung mempercayainya menjadi Menteri Kebudayaan. Olahraga, dan Pemuda. Dia terhitung termuda dalam sejarah Kabinet Malaysia. Menjelang Pemilu 1982, April, Mokhtar bersaing dengan Taha, yang sama-sama dari Tampin, untuk menduduki kursi Parlemen. Tapi satu minggu sebelum pemungutan suara, Taha, yang baru pulang diskusi, diketemukan tewas tak jauh dari rumahnya. Pemilihan untuk daerah Tampin, yang kemudian dimenangkan Mokhtar, terpaksa diundur sampai 22 Mei. Orang sejak semula mencurigai Mokhtar terlibat dalam kasus penembakan Taha. Tapi bukti autentik belum diketemukan. Hingga PM Mahathir Mohamad kembali mempercayai Mokhtar untuk menduduki kursi menteri yang dipegangnya sebelumnya. Perintah penangkapan terhadap Mokhtar dikeluarkan Kepala Polisi Tan Sri Haniff setelah menemui Mahathir dan Deputi PM Datuk Musa Hitam, 9 Juli. Polisi dikabarkan punya bukti kuat untuk bisa meyakinkan Mahathir dan Musa mengenai hasil penyidikan mereka. Mahathir mengatakan Mokhtar masih tetap sebagai menteri sebelum pengadilan memutuskan dia bersalah -- meski kenyataannya dia ditahan di penjara Pudu. "Lain halnya kalau dia mengajukan surat pengunduran diri," kata Mahathir. Jabatan pentinglain Mokhtar adalah anggota Parlemen. Tapi suara yang meminta Mokhtar segera diberhentikan sebagai menteri maupun anggota Parlemen sudah santer. Terutama dari pihak oposisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus