SEKITAR dua jam setelah Presiden Soeharto memberitabukan bahwa
masa jabatannya tidak akan diperpanjang lagi, Gubernur DKI
Jakarta Tjokropranolo ditemui di ruang kerjanya oleh Susanto
Pudjomartono dan Bambang Harymurti dari TEMPO. Bang Nolly,
didampingi Kahumas DKI Jakarta Ramona Ginting tampak ceria
seperti biasanya. Ia berbicara banyak mengenai masyarakat
Jakarta, kerang hijau dan tentu saja mengenai jabatannya yang
akan segera berakhir. Beberapa petikan:
Bagaimana Bapak menilai pelaksanaan tugas selama ini?
Yang menjadi persoalan pokok bagi saya adalah missi dari Pak
Harto apakah missi itu bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya
atau tidak? Nah hari ini (Kamis pekan lalu Red.) saya mendapat
jawaban Pak Harto bahwa missi pada saya untuk memperhatikan
mereka yang berpendapatan kecil sungguh telah dijalankan dengan
bagus. Dalam hal ini bahkan kerangka hubungan saya dengan mereka
yang berpendapatan kecil ini begitu sudah bagusnya hingga Pak
Harto berpendapat ini jangan sampai rusak. Dengan missi
tambahan, artinya kalau saya ditambah lima tahun lagi, apakah
nanti akan lebih baik dari yang (telah) saya capai ini?
Maksudnya?
Jadi Pak Harto menyatakan bahwa missinya sudah dijalankan dengan
bagus, bahkan hubungan mereka (yang berpendapatan kecil) dengan
saya begitu erat, begini mesra, hingga ini perlu dipertahankan.
Manifestasinya dalam perpanjangan masa tugasnya?
Bukan. Justru tidak. Kalau diperpanjang, apa yang baik ini belum
tentu akan tetap baik. Lebih baik (kalau) saya berhenti. Terus
saya mendapat missi tambahan, yaitu mengantar gubernur yang akan
datang. Artinya dia harus mendapat persetujuan DPRD. Saya harus
melakukannya dengan baik. Sebelumnya saya harus melantik DPRD
yang baru, kemudian membicarakan nama-nama yang diusulkan. Lalu
sidang, sidang. Di waktu itu yang diperkirakan akan harus
menjadi gubernur juga harus sudah mengadakan kontak dengan saya
dan saya harus menerangkan mengenai organisasi, mengenai banyak
hal mana yang selesai, mana yang belum dan mana yang harus
dikerjakan cepat-cepat.
Apakah waktu bertemu dengan Mendagri Amirmachmud soal
berakhirnya masa jabatan ini juga sudah dibicarakan?
Tidak. Dia menyatakan tentang suksesnya missi saya. Saya diminta
untuk menghadap Pak Harto untuk mendapatkan decision.
Sebelumnya masyarakat agak bingung. Koran-koran mempersoalkan
mengenai belum diajukannya surat permintaan berhenti Bapak
menjelang berakhirnya masa jabatan, seperti ketentuan
undang-undang. Kemudian dilaporkan juga bahwa surat Bapak
akhirnya tidak menyebut kata "minta berhenti".
Sebenarnya tidak ada soal, hanya salah paham. Surat edaran itu
kan tahun 1973. Saya kan diangkat tahun 1977. Dari mana saya
tahu adanya itu. Staf saya kurang bisa mengikuti juga. Dari
Depdagri sendiri juga terlambat memberitahukan pada saya. Jadi
salah paham kan?
Jadi Bapak tidak kaget waktu diberitahu Presiden mengenai tidak
diperpanjangnya masa jabatan?
Tidak. Selesai pengabdian ya sudah. Wong besluit saya jelas dari
tanggal sekian sampai tanggal sekian kok. Siapa yang tidak
senang menjalankan tugas berat selama lima tahun dan dinyatakan
sukses oleh kepala negara.
Apakah Presiden memberitahu mengenai tugas baru untuk Bapak?
Tidak. Tidak ada. Beliau tahu sifat saya, sejak dulu ya begitu:
pengabdian. Pak Harto sendiri juga demikian. Dus kami-kami ini,
orang (Angkatan) 45 pada umumnya begitu. Kami tahulah karakter
masing-masing. Jadi tidak perlu banyak disinggung.
Jadi kalau misalnya ditugaskan lagi ....
Ya kalau itu bersifat pengabdian dan saya mampu, ya dikerjakan.
Begitu saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini