Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, membalas kecaman Amerika Serikat terhadap pernyataannya dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang menyerukan warga Palestina untuk meninggalkan Gaza.
Smotrich pada Ahad, 31 Desember 2023 menyerukan warga Palestina di Gaza untuk meninggalkan wilayah kantong yang terkepung itu. Ben-Gvir mengamini hal tersebut, mengatakan perang di Gaza memberikan “peluang untuk berkonsentrasi mendorong migrasi penduduk Gaza”.
Departemen Luar Negeri AS pada Selasa, 2 Januari 2024 mengecam pernyataan kedua menteri tersebut, yang dinilai bersifat menghasut dan tidak bertanggung jawab. “Kami telah berulang kali dan secara konsisten diberitahu oleh Pemerintah Israel, termasuk oleh Perdana Menteri, bahwa pernyataan seperti itu tidak mencerminkan kebijakan pemerintah Israel,” kata departemen tersebut dalam sebuah pernyataan. Menurut AS, pernyataan seperti itu harus segera dihentikan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS dan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menegaskan penolakan Amerika melalui pernyataan serupa di media sosial X. Keduanya mengatakan tidak boleh ada perpindahan massal warga Palestina dari Gaza. “Kami menolak pernyataan menghasut baru-baru ini dari Menteri Israel Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir,” kata Matthew Miller dan Linda Thomas-Greenfield.
Ben-Gvir kemudian membalas kecaman tersebut pada Selasa malam lewat X. Dia mengatakan “sangat menghargai Amerika Serikat, namun dengan segala hormat kami bukanlah bintang lain di bendera Amerika”, merujuk pada 50 bintang di bendera AS yang melambangkan negara bagian dengan jumlah yang sama.
“Amerika Serikat adalah sahabat terbaik kami, tetapi pertama-tama kami akan melakukan yang terbaik untuk Negara Israel: migrasi ratusan ribu orang dari Gaza akan memungkinkan penduduk wilayah kantong tersebut untuk kembali ke rumah mereka dan hidup dalam keamanan, serta melindungi tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF),” ujarnya di X.
Serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 22.000 orang, termasuk 9.100 anak-anak dan 6.500 perempuan, menurut otoritas kesehatan Gaza. Israel melancarkan operasi militer di sana sejak penyerbuan kelompok militan Palestina Hamas menewaskan hampir 1.200 warga Israel dan menyandera sekitar 240 lainnya.
Pilihan Editor: Para Pelajar Indonesia telah Pulang ke Rumah Masing-Masing Usai Gempa di Jepang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini