Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menunggu dor kalashnikovs

Setelah kematian abu jihad, yasser arafat dan hafez al-assa rujuk kembali. hasil pertemuan di damaskus dirahasiakan. israel cemas, terorisme model 1970-an muncul lagi.

7 Mei 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEMATIAN Abu Jihad seperti menebus permusuhan antara Yasser Arafat, dan Hafez al-Assad. Senin pekan lalu satu pertemuan kedua orang yang dalam 5 tahun belakangan ini berseteru menghasilkan perjanjian, yang sebelum Khalil alWazir ditembak, sulit dibayangkan. Hafez, Presiden Syria itu, pada 1983 mengusir Arafat dan Abu Jihad dari Damaskus. Pasalnya, waktu itu Arafat sedikit berubah sikap, bersedia menempuh jalan politik dalam perjuangannya merebut kembali tanah Palestina. Sementara itu, Hafez berpihak kepada pimpinan gerakan Palestina garis keras, antara lain George Habbash. Waktu itu Hafez malah berusaha mengguncang kedudukan Arafat sebagai ketua PLO. Ia berusaha memisahkan Arafat dari para pendukungnya. Ternyata, upaya presiden Syria itu gagal. Buktinya, ketika Arafat Minggu pekan lalu berziarah ke makam Khalil al-Wazir, sepanjang jalan orang-orang Palestina yang mukim di Syria mengelu-elukannya. Itu agaknya yang mendorong Syria sebagai negara Arab yang merasa berdiri di depan dan merasa menjadi pelindung orang-orang Palestina - mengundang kembali PLO agar bermarkas besar lagi di Damaskus. Arafat sendiri, ketika menginjakkan kakinya di Damaskus, dikabarkan memuji-muji negeri yang pernah jadi tempat tinggalnya. Tapi belakangan memang ada yang membuat Arafat dan Hafez berada di sisi yang sama. Yakni, keduanya sama-sama menolak upaya Menlu George Shultz, yang mencoba mencari penyelesaian damai di Jalur Gaza dari Tepi Barat, namun tak mengajak PLO sebagai wakil Palestina. Tak banyak kabar yang diperoleh wartawan dari pertemuan di Damaskus. Hanya disebutkan bahwa pertemuan masih akan disambung di lain hari. Permintaan Hafez agar Arafat memutuskan hubungan dengan Mesir dan golongan kiri Israel belum dijawab tegas oleh ketua PLO itu. Toh sudah banyak pihak, terutama musuh PLO dan Syria, yang kini cemas. Diketahui, di 1970-an, ketika PLO masih erat dengan Syria, teror demi teror di Timur Tengah begitu sering terjadi. Bila bukan PLO yang melakukannya, PLO yang menjadi korban. Dikhawatirkan, hal itu akan segera terulang. Paling sedikit, begitu dugaan para pengamat Timur Tengah, dua sahabat yang rukun kembali itu akan mempertahankan huru-hara di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dugaan ini mungkin benar. Lihat saja, sehari setelah Arafat dan Hafez bertemu, dua kelompok gerilyawan Palestina mencoba menyusup ke Israel dari arah selatan, dari Libanon, yang selama ini belum dicoba. Mereka berhasil membunuh dua opsir Israel, dan di pihak gerilyawan lima tewas. Siapa tahu, aksi itu memang diputusk an oleh Arafat dan Hafez. Sebab, masuknya kedua kelompok gerilyawan itu memang dari wilayah Libanon yang berada di bawah pengawasan Syria. "Hari itu akan tiba," bunyi siaran radio PLO dari Baghdad, "senapan Kalashnikovs kami menyalak di semua wilayah Palestina, dan di semua dusun dan kota, menandai berakhirnya pendudukan kaum Zionis." Dan ketika pemakaman Abu Jid, seorang perwira Syria terdengar mengatakan, "Tangan yang menulis perintah pembantaian ini akan kami potong." Dari tanda-anda, pantas bila Israel mengecam keras rujuk kembalinya Arafat dan Hafez. Menurut Israel, itu berarti terorisme seperti pada 1970-an - mengakibatkan sejumlah atlet Israel dibantai di Olimpiade Munich, misalnya - akan terulang. Tak seperti biasanya, suara keras dari Israel kali ini tak langsung mendapat tanggapan dari PLO. Siapa tahu, tanggapan akan langsung berbentuk salak Kalashnikovs. Sebab, dari pertemuan Arafat dan Hafez, memang tak banyak yang bocor keluar. "Apa yang dibicarakan oleh kedua mereka itu belum bisa diketahui," tulis majalah The Economist.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus