INILAH yang dilakukan oleh calon pengantin perempuan itu tiap harinya: mendorong dua drum berisi air bersih ke rumah calon mertuanya. Ini bukan karena ia berharap calon mempelai lelaki mandi tiap hari hingga bersih. Bukan. Tapi memang dua drum air itulah yang diminta oleh calon mertuanya sebagai mahar. Harap maklum, ini terjadi di Gujarat, India. Di sini tradisi mengatakan, pengantin perempuanlah yang harus membayar mahar. Tapi mengapa orangtua Orshant Pandeya - demikian nama calon pengantin lelakinya - tak minta emas permata atau uang bertumpuk? Adakah ia tak ingin membebani pihak calon besannya terlalu berat? Justru sebaliknya. Permintaan mahar air bersih yang, konon, baru pertama kalinya di Gujarat ini bukan cuma mahal, tapi juga sulit. Dua drum air bersih, di saat-saat sekarang, di musim kemarau, di Gujarat, bisa seharga emas. Seandainya pun cukup uang untuk membeli air, belum tentu barangnya ada. Untunglah, pihak mertua Orshant rupanya berkecukupan hingga menyanggupi menyiram air calon besannya sampai musim hujan datang. Yang jadi repot kini adalah keluarga lain yang punya anak gadis. Ide orisinil bapak Orshant kini dtiru oleh orangtua para pemuda di kampung itu. Maka, bagi yang ingin buru-buru menikah dan tak mampu mengadakan dua drum air, mesti menunggu musim kemarau habis - itu kalau musim mahar air bersih tak berubah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini