Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mereka lebih memilih ekonomi, bukan politik

Chuan leekpai,54, dari partai demokrat memenangkan pemilu muangthai. kabinetnya akan diisi para teknokrat bukan politikus. para pemilih menganggap sikap partai lebih dewasa.

19 September 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUNG ada Chuan. Itulah Chuan Leekpai, ketua Partai Prachathipat atau Partai Demokrat. Maka pemilu Muangthai Ahad kemarin menampilkan seorang demokrat yang pendiam, berbicara halus, tapi memiliki wawasan dan program yang jelas. Dan inilah pemilu pertama di Negeri Gajah Putih itu yang memenangkan seorang perdana menteri berasal dari rakyat: ibu Chuan adalah seorang penjual sayur, yang kehilangan suaminya yang guru, ketika Chuan masih balita. Untung memang. Soalnya, kemenangan Partai Prachathipat dari Partai Chat Thai cuma tipis (80 kursi lawan 77 kursi). Dan dari jumlah itu, 9 kursi diperoleh Prachathipat di Bangkok. Ini, menurut analisa di Bangkok, hal yang di luar dugaan. Biasanya Bangkok dikuasai oleh Partai Palang Dharma, partainya bekas gubernur Bangkok yang populer itu, Chamlong Srimuang. Tapi rupanya penampilan Chamlong belakangan ini membuat sejumlah pendukungnya memilih Partai Demokrat. Kata Noi, seorang wanita pemilik toko kecil di Bangkok: "Saya pilih Chuan, saya lihat di televisi orangnya kalem, tidak urakan seperti Chamlong." Sebenarnya yang dilihat Noi bukan Chuan, melainkan calon dari Partai Demokrat untuk Bangkok. Tapi apalah bedanya, kansama-sama orang Demokrat. Yang penting janji Partai Demokrat memang sesuai dengan suasana berpikir di Thai kini, yang mementingkan ekonomi. Lebih tegas lagi adalah pendapat seorang tentara: "Saya tak senang Chamlong. Karena dia terjadi keributan Mei yang lalu. Saya cenderung memilih Chuan." Seandainya simpati terhadap Chamlong tetap besar, suara rakyat akan terbagi, dan ini menguntungkan partai Chat Thai. Yang kini sulit dijawab, adakah "taktik" ini merupakan rekayasa partai-partai anti militer atau cuma kebetulan belaka. Soalnya, bersama Partai Aspirasi Baru pimpinan Chavalit Yongchaiyudh, Partai Demokrat dan Palang Dharma berada dalam satu kubu, kubu anti militer. Dilihat dari pengelompokan ini, terbuka pula kemungkinan bahwa sebagian pendukung Partai Aspirasi Baru mendukung Partai Demokrat. Dalam pemilu Maret lalu Aspirasi baru memperoleh 72 kursi, kini cuma 51 kursi. Partai Demokrat dulu cuma mendapat 44 kursi. Rekayasa atau kebetulan, yang jelas tampak ada perubahan besar dalam hal sikap pemilih kini. Orang tak lagi hanya melihat tokoh, tapi juga program partai. Dan untuk ini jasa Anand Panyarachun, perdana menteri sementara yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pemilu kini, tampaknya besar (lihat Penjaga Jalan Demokrasi). Diduga, kampanye intensif Partai Demokrat beberapa hari sebelum hari pemilu menentukan kemenangan ini. Ketika itu para calon Partai Prachathipat membeberkan dengan bagus dan menarik program ekonomi mereka. Ketika itu mereka lebih menjanjikan sebuah kabinet yang terdiri dari para teknokrat, bukannya politikus. Dalam hal ini, analisa yang mengatakan kelompok partai antimiliter tak punya pengalaman dalam pemerintahan dan aspirasi dalam ekonomi agak keliru. "Chuan adalah orang yang paling cocok memimpin pemerintahan baru, karena ia punya pengalaman 24 tahun dalam politik dan kabinet," tulis The Nation, harian Bangkok yang biasanya analisanya tajam. Simpati terhadap Partai Demokrat juga karena sikap partai dianggap dewasa. Ketika terjadi huru-hara 19 Mei, aktivis prodemokrasi turun ke jalan memprotes naiknya Jenderal Suchinda sebagai perdana menteri dengan cara tidak konstitusional karena ia bukan calon dari partai mana pun, Chuan tak ambil bagian. Tapi ia -- waktu itu anggota parlemen -- mengadakan perlawanan dari dalam. Jadi kini orang bisa bilang, koalisi pemerintahan kini unik. Setidaknya ada dua tokoh yang saling melengkapi: Chuan yang tenang dan selalu memilih jalan konstitusi, dan Chamlong yang puritan dan siap memilih lorong ekstraparlementer. Chuan Leekpai, yang tampak lebih muda daripada umurnya yang sebenarnya, 54 tahun, adalah sarjana hukum dari Universitas Thammasat. Dulunya anak ketiga dari delapan bersaudara ini bercita-cita menjadi pelukis, karena itu ia pernah duduk di jurusan seni rupa. Sampai kini pun ia sering membuat sketsa wajah reken-rekanya yang sedang berpidato di parlemen. Tahun 1969, tujuh tahun setelah lulus dari universitas, ia menjadi wakil rakyat, mewakili provinsi kelahirannya, Trang. Setelah itu berbagai jabatan dipegangnya: ketua majelis rendah, menteri kesehatan rakyat, wakil perdana menteri, menteri pertanian, menteri perdagangan, menteri kehakiman, dan menteri pendidikan. Jabatan-jabatan Chuan itu memang membuatnya belum begitu dikenal di dunia internasional. Ia lebih mengurus soal-soal dalam negeri. Tapi, menurut Varakorn Samakoses, dekan fakultas ekonomi Universitas Thammasat, almamater Chuan, pengalamannya menjadi jaminan bahwa ia bakal memerintah dengan kepala dingin. "Kini kalangan bisnis merasakan adanya stabilitas," tambah Varakorn. Dan Chuan sendiri berjanji meneruskan kebijaksanaan ekonomi Anand, misalnya berupaya menarik kembali investor Jepang yang Mei lalu pada cabut dari Thai, takut modalnya amblas karena huru-hara. Yang kemudian meyakinkan bahwa Chuan bakal memimpin satu pemerintahan koalisi yang kuat adalah pernyataan Chatichai Choonhavan, perdana menteri yang dikudeta oleh Jenderal Suchinda tahun lalu. Chatichai menjelang pemilu kini keluar dari partai Chat Thai, partai yang promiliter, dan mendirikan partai baru, Chat Pattana. Begitu hasil pemilu diumumkan pemerintah, ia memberikan pernyataan mendukung Partai Demokrat. Sebelumnya ia dicemaskan bakal berkoalisi dengan Chat Thaidan beroposisi terhadap pemenang pemilu. Sebab perolehannya cukup besar, 63 kursi. Bila ia berkoalisi dengan Chat Thai, berat bagi Partai Demokrat dan sekutunya untuk meladeni perdebatan di parlemen, nanti. Adapun dukungan dari kubu sendiri terhadap Chuan tampaknya kuat. Chamlong Srimuang, misalnya, tak mempersolakan siapa yang bakal naik menjadi perdana menteri. Bagi bekas gubernur yang vegetarian itu, yang penting perdana menteri baru harus memperbaiki citra Muangthai di mata dunia setelah peristiwa Mei lalu. Itu termasuk memperbaiki ekonomi, termasuk mengundang kembali investor asing yang lari karena huru-hara Meilalu. Dan itu klop dengan rencana Chuan. Yuli Ismartono (Bangkok)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus