Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ARGENTINA
Kongres Usut Hilangnya Kapal Selam
BELUM ditemukannya kapal selam ARA San Juan membuat kongres Argentina turun tangan. Kongres memutuskan untuk membentuk komisi penyelidikan guna mengusut penyebab hilangnya kapal selam Angkatan Laut Argentina tersebut, Senin pekan lalu.
ARA San Juan, yang mengangkut 44 awak, dinyatakan hilang pada 15 November 2017. Kapal selam diesel-listrik kelas TR-1700 itu lenyap dari radar dan saluran komunikasi saat berpatroli rutin di perairan Atlantik selatan di lepas pantai Argentina. Kapal itu terakhir terdeteksi berada di lokasi berjarak 480 kilometer dari pesisir. "Sejumlah pejabat menduga kapal itu hilang akibat kerusakan baterai," begitu diberitakan Sputnik News. Spekulasi lain menyebutkan kapal selam itu lenyap setelah terjadi ledakan.
Sejumlah negara, antara lain Amerika Serikat dan Rusia, telah melancarkan operasi pencarian dan penyelamatan skala besar. Namun kapal selam ARA San Juan ataupun awaknya belum ditemukan hingga kini.
ARAB SAUDI
Dari Hotel ke Penjara
OTORITAS Arab Saudi memindahkan Pangeran Alwaleed bin Talal dari Hotel Ritz-Carlton di Riyadh ke penjara berpengamanan ketat, Al Ha’ir, Senin pekan lalu. Pemindahan itu dilakukan karena Alwaleed dikabarkan menolak membayar tebusan senilai Rp 80 triliun.
"Dia menawarkan sebuah angka, tapi tidak cocok dengan angka yang diminta darinya. Jaksa Agung belum menyetujuinya," kata seorang pejabat Arab Saudi yang enggan menyebutkan namanya, seperti diberitakan Daily Mail.
Alwaleed tercatat sebagai orang terkaya di Saudi. Majalah Forbes memperkirakan pangeran 62 tahun itu memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 17 miliar (sekitar Rp 226,8 triliun). Alwaleed adalah ketua dan pemilik perusahaan investasi internasional Kingdom Holding.
Alwaleed termasuk 200 pangeran, pejabat tinggi, dan pengusaha senior Saudi yang ditangkap dalam program pemberantasan korupsi pada 4 November tahun lalu. Program itu diduga bertujuan memperkuat pengaruh Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Otoritas Saudi sebelumnya membebaskan seorang pangeran senior, Miteb bin Abdullah, dan tiga tahanan lain pada Desember tahun lalu. Miteb bersedia membayar sekitar Rp 13,5 triliun demi menghapuskan tuduhan korupsi terhadapnya.
KOREA UTARA
Akur Lewat Olimpiade
PERSETERUAN Korea Utara dan Korea Selatan untuk sejenak mereda. Dua negara bertetangga di Semenanjung Korea itu sepakat mengirimkan tim gabungan hoki es perempuan untuk Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Provinsi Gangwon, Korea Selatan, bulan depan. Duo Korea juga sepakat akan berbaris bersama di bawah bendera "Korea bersatu"-bendera berlatar putih dengan gambar Semenanjung Korea berwarna biru-pada upacara pembukaan Olimpiade.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in memuji partisipasi Korea Utara sebagai peluang untuk merekatkan kembali hubungan kedua negara. "Saya percaya ini akan menjadi kesempatan besar untuk mencairkan hubungan Korea Selatan dan Utara yang lama membeku," kata Moon dalam sebuah pertemuan dengan atlet Olimpiade, seperti dikutip Yonhap, Rabu pekan lalu.
Korea Utara setuju untuk mengirimkan 550 delegasi, termasuk 230 pemandu sorak dan 30 atlet taekwondo, ke Pyeongchang. Olimpiade bakal berlangsung di lokasi yang berjarak hanya 80 kilometer dari Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membelah semenanjung itu.
Delegasi Korea Utara akan meninjau fasilitas olahraga di Pyeongchang pekan depan. Adapun Korea Selatan juga setuju untuk mengirimkan atletnya ke resor ski Masikryong di Korea Utara buat pelatihan menjelang Olimpiade, yang berlangsung 5-25 Februari.
Diplomasi lewat olahraga terbukti ampuh untuk meredam ketegangan di Semenanjung Korea, terutama setelah Pyongyang terus mengembangkan program nuklirnya. Di tangan Kim Jong-un, hubungan Korea Utara dengan Selatan serta Amerika Serikat makin panas.
SPANYOL
Babak Baru Perlawanan Catalonia
PERLAWANAN Catalonia terhadap pemerintah pusat Spanyol di Madrid belum berakhir. Rabu pekan lalu, parlemen Catalonia memilih tokoh separatis Roger Torrent sebagai ketuanya.
Pemilihan Torrent berkaitan dengan rencana kembalinya petinggi nasionalis Carles Puigdemont dari pengasingan di Brussels, Belgia. Puigdemont dipecat sebagai Presiden Catalonia setelah ia memimpin referendum kemerdekaan wilayah itu pada Oktober tahun lalu.
"Keinginan rakyat Catalan adalah agar Presiden Puigdemont kembali sebagai kepala pemerintahan," kata Elsa Artadi, anggota parlemen pro-kemerdekaan, kepada Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo