Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LAUT CINA SELATAN
Latihan Perang Bikin Cina Berang
Simulasi perang bersama Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan dekat Laut Cina Selatan membuat Cina berang.Latihan perang dengan tuan rumah Filipina bertajuk Balikatan 2016 itu diikuti sekitar 9.000 personel oleh Amerika Serikat, Australia, dan Jepang.
Sekitar lima ribu personel militer Amerika Serikat diturunkan dengan pimpinan Letnan Jenderal John Toolan. Salah satu program dalam latihan adalah simulasi pengambilalihan anjungan minyak yang dikuasai musuh. Lokasinya dibekas anjungan yang tidak terpakai di lepas pantai Provinsi Palawan, Filipina barat, berhadapan dengan Laut Cina Selatan.
Lewat kolom komentar di kantor berita resminya, Xinhua, pemerintah Cina menyebut latihan perang itu sebagai provokasi yang mengganggu perdamaian di Laut Cina Selatan. Namun hal ini ditampik Komandan Filipina dalam Balikatan 2016, Wakil Laksamana Alexander Lopez. "Ini tidak difokuskan pada insiden khusus, melainkan untuk meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata kita," kata Lopez, seperti dilaporkan Philippines Inquirer.
UNI EROPA
Belanda Tolak Kesepakatan UE-Ukraina
Rakyat Belanda menolak ratifikasi traktat perdagangan Uni Eropa dengan Ukraina.Meskipun pagu 30 persen kehadiran telah dicapai dengan 32,2 persen rakyat Belanda memberikan suara, hasilnya 64 persen menolak dan hanya 36 persen setuju.
Perjanjian itu sejatinya telah diteken pemerintah Belanda dan Uni Eropa. Referendum digagas blog yang populer disebut Geen Stijl yang anti-Uni Eropa dan dapat digelar berkat undang-undang baru yang disahkan pada Juli 2015.
Meski referendum itu tidak mengikat, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengakui bahwa kini secara politik sulit bagi pemerintahnya untuk meratifikasi traktat itu dalam bentuknya saat ini. Belanda sebagai Presiden Uni Eropa saat ini akan memikirkan bagaimana agar traktat itu bisa diterima semua pihak.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan negaranya tidak akan terpengaruh hasil referendum itu dan akan terus mendekat ke Eropa. Adapun Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev menyatakan hasil itu merupakan indikasi sikap Eropa terhadap sistem politik Ukraina.
PRANCIS
Larangan Perdagangan Seks
Parlemen Prancis akhirnya mengesahkan amendemen undang-undang antiprostitusi. Rabu lalu, rancangan undang-undang yang mempidanakan pembeli seks itu diteken dengan suara 64-12.
Para pelanggar terancam denda hingga 3.750 euro (sekira Rp 56 juta). Selain itu, mereka jugawajib menghadiri kelas khusus tentang bahaya perdagangan seks dan mempelajari kondisi yang dialami para pekerja seks.
Dengan pengesahan tersebut,Prancis menjadi negara kedua di Eropa yang menghukumkonsumen, dan bukan pekerjaseks.Negara pertama adalahSwedia.
Prostitusi sendiri legal di Prancis, meskipun brotel, mucikari, dan seks terhadap anak-anak dinyatakan melanggar hukum. Di negeri itu diperkirakan ada 30 hingga 40 ribu pekerja seks.
AMERIKA SERIKAT
Kemenangan Lawan Trump di Wisconsin
Setelah beberapa kali unggul, kandidat Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya harus mengakui keunggulan senator Ted Cruz. Mengusung kampanye anti-Trump, Cruz berhasil menang telak di Wisconsin.
Bagi Trump, kekalahan pada Selasa malam lalu merupakan yang terburuk. Kekalahan tersebut memungkinkan adanya konvensi pencalonan terbuka lantaran tidak ada kandidat yang memenuhi jumlah delegasi yang diperlukan.
Adapun bagi Cruz, kemenangan itu merupakan sebuah titik balik. "Saya semakin yakin, kita akan mendapatkan 1.237 delegasi yang dibutuhkan untuk memenangkan nominasi Partai Republik," kata Cruz. Sebaliknya, Trumpmenyerang Cruz dan menyebutnya sebagai "kuda Troya" yang berusaha mencuri peluangnya menjadi Presiden Amerika Serikat.
Dari kubu Partai Demokrat, Bernie Sanders mengalahkan kandidat unggulan Hillary Clinton di Wisconsin. Meski begitu, perolehan delegasi Clinton masih jauh di atas Sanders.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo