Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SURIAH
Bashar Menangi Pemilihan Presiden
Bashar al-Assad terpilih kembali sebagai Presiden Suriah setelah memenangi perolehan suara mutlak dalam pemilihan umum pada Selasa pekan lalu. Ketua Parlemen Suriah Mohammad al-Laham mengumumkan hasil akhir penghitungan suara menunjukkan Bashar meraup 88,7 persen suara sah.
Bashar berhasil mengumpulkan 10,3 juta suara, mengungguli dua pesaingnya, Hassan al-Nouri dan Maher Hajjar, yang masing-masing hanya memperoleh 4,3 persen dan 3,2 persen suara. "Saya menyatakan kemenangan Bashar Hafez al-Assad sebagai Presiden Suriah dengan suara mayoritas," kata Laham dalam pidato di televisi dari kantor parlemen Suriah, seperti dilansir Reuters, Rabu pekan lalu.
Dengan kemenangan itu, Bashar akan kembali memerintah Suriah untuk masa jabatan tujuh tahun ketiganya. Dibanding sebelumnya, kini dia harus menghadapi perang saudara, yang pecah dan berlangsung hingga kini menyusul protes terhadap pemerintahannya.
Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi Suriah mengatakan, dalam pemilihan presiden, jumlah warga yang datang memberikan suara mencapai 73,42 persen. Setelah hasil resmi dirilis, warga Suriah di Damaskus merayakan kemenangan Bashar dengan bersorak dan bernyanyi.
CINA
Soal Tiananmen, Cina Memprotes Amerika
Pemerintah Cina mengeluarkan protes diplomatik secara resmi kepada Amerika Serikat bertepatan dengan peringatan pembantaian di Lapangan Tiananmen. Beijing merasa keberatan terhadap pernyataan Gedung Putih yang meminta penguasa Cina memberi penjelasan berapa jumlah korban yang tewas, ditahan, ataupun hilang dalam tragedi berdarah pada 4 Juni 1989 itu.
Selama ini pihak berwenang Cina selalu mengatakan tragedi Tiananmen adalah pemberontakan yang mengancam stabilitas Cina. Pemerintah setempat enggan menjelaskan lebih detail tentang peristiwa itu dan apa pun yang berkaitan dengan diskusi bertajuk "4 Juni" merupakan kegiatan terlarang.
Sebelumnya, sekitar 180 ribu warga Cina menyalakan lilin di wilayah Hong Kong pada Rabu pekan lalu. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk peringatan ke-25 tahun insiden berdarah yang terjadi pada 4 Juni 1989 di Lapangan Tiananmen itu.
"Pernyataan Amerika Serikat pada insiden tersebut menunjukkan secara utuh adanya pengabaian fakta dan menyalahkan pemerintah Cina tanpa alasan. Amerika Serikat sudah mencampuri urusan internal Cina dan melanggar norma-norma dasar dalam hubungan internasional suatu negara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei, seperti dilansir Time, Kamis pekan lalu.
Menurut kelompok hak asasi manusia setempat, perkiraan jumlah korban dari insiden itu mencapai ribuan. Namun diduga pemerintah Cina mencoba menutupi sejarah kelamnya dengan tidak memperbolehkan media asing melakukan peliputan dalam peringatan ke-25 tahun insiden itu terjadi.
AMERIKA SERIKAT
Duta Besar di Somalia
Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan segera mengumumkan duta besar pertamanya untuk Somalia sejak perang saudara meletus lebih dari 20 tahun lalu. "Sebagai refleksi hubungan yang mendalam bagi kedua negara dan kepercayaan masa depan yang lebih baik, Presiden akan menetapkan duta besar pertama Amerika Serikat untuk Somalia dalam lebih dari dua dekade," kata Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Urusan Politik, Wendy Sherman, Selasa pekan lalu.
Sherman mengatakan Presiden Obama akan mengumumkan langsung siapa duta besar untuk Somalia yang akan berbasis di Nairobi, Kenya, itu. Seperti dilansir Al Jazeera, meski Amerika tak pernah resmi memutuskan hubungan, kedutaan besarnya di Mogadishu, Somalia, sudah ditutup sejak 1991. Penutupan ini karena terjadi kerusuhan berdarah dan perang saudara dalam perebutan kekuasaan di antara para pemimpin klan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo