Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AFGANISTAN
Bom Tewaskan Wali Kota Kandahar
WALI Kota Kandahar Ghulam Haider Hamidi, 65 tahun, tewas akibat bom bunuh diri yang disimpan di dalam sorbannya Rabu pekan lalu. Kematian Hamidi hanya beberapa minggu setelah kematian saudara Presiden Hamid Karzai, Ahmed Wali Karzai, dan beberapa koleganya, Jan Muhammad Khan serta Mohammed Wantawal.
Hamidi direncanakan menjadi pihak ketiga dari Afganistan Selatan sebagai penengah dalam pembicaraan dan penyidikan mengenai tragedi yang menewaskan saudara serta kolega Karzai. Namun, belum juga penyelidikan selesai, Hamidi lebih dulu tewas.
Juru bicara Taliban, Qari Yousef Ahmadi, mengatakan kepada The Associated Press, mereka membunuh Wali Kota Kandahar karena dia telah memerintahkan penghancuran rumah yang diklaim sebagai bangunan ilegal. ”Wali Kota dibunuh untuk membalas kematian dua anak yang tewas selama pekerjaan pembongkaran,” ujar Ahmadi.
KOREA SELATAN
Longsor Tewaskan 67 Orang
SEBANYAK 53 warga dinyatakan tewas dan 17 hilang setelah ibu kota Korea Selatan, Seoul, diterjang badai hujan yang mengakibatkan tanah longsor di wilayah Pegunungan Chuncheon, 75 kilometer arah timur laut Seoul, Rabu pekan lalu. Tidak hanya menewaskan penduduk, longsor menenggelamkan 10 tambang.
”Militer telah membersihkan daerah yang terkena longsoran dan mengevakuasi korban,” ujar juru bicara kementerian, Kim Min Seok. Sebagian besar korban yang terkubur adalah penduduk yang tinggal di wilayah selatan Kota Seoul. Di antara 53 korban, 13 jenazah teridentifikasi sebagai mahasiswa Universitas Inha, yang sedang menjadi sukarelawan di sebuah sekolah menengah.
Badai hujan kali ini merupakan yang terparah di Korea setelah 1907. Curah hujan di atas 500 mm per hari itu berlangsung selama dua hari tanpa henti dan mengakibatkan tanah longsor di mana-mana. Biasanya di Seoul curah hujan hanya 1.200 mm per tahun. Diperkirakan 620 warga kehilangan rumah, dan aliran listrik di 66 ribu rumah warga putus total.
SURIAH
Sistem Multipartai Dibolehkan
KABINET Suriah akhirnya menerima rancangan undang-undang dan pemberlakuan undang-undang multipartai Selasa pekan lalu. Selama 40 tahun, hanya ada satu partai, yaitu Baath, yang menguasai pentas politik dan dipimpin oleh keluarga Asaad.
Menurut kantor berita SANA, rancangan undang-undang ini memuat prinsip, pembentukan, dan fungsi partai. Pasal yang menyatakan Partai Baath sebagai pemimpin negara dan masyarakat akan dicabut dari konstitusi Suriah sesuai dengan tuntutan para demonstran, yang berunjuk rasa sejak pertengahan Maret lalu. Mereka menuntut kebebasan dan reformasi di bidang politik serta menuntut Presiden Bashar al-Assad turun dari takhtanya.
Presiden Bashar al-Assad akhirnya membuka dialog nasional dan membentuk komite untuk mempelajari perubahan konstitusi dan pembentukan partai politik. Namun oposisi Suriah menyatakan keraguan tentang kemungkinan penerapan undang-undang tersebut dengan alasan pemerintah yang berkuasa tidak punya kredibilitas. Direktur Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah, yang bermarkas di London, Rami Abdul Rahman, menolak keputusan tersebut.
FILIPINA
Badai Tewaskan 31 Orang
BADAI tropis Nock-Ten menghantam Filipina pada Kamis pekan lalu dan menimbulkan korban tewas sedikitnya 31 orang. Sebanyak 27 orang lainnya dinyatakan hilang. ”Kami belum menerima laporan dari provinsi di bagian utara, tapi kami mengasumsikan jumlah korban akan bertambah,” kata petugas keamanan Edna Rola, Kamis pekan lalu.
Badai Nock-Ten termasuk berbahaya karena bisa mengakibatkan tanah longsor dan banjir bandang. Sejak awal pekan lalu, badai menenggelamkan kapal serta menimbulkan banjir bandang dan tanah longsor di beberapa daerah di Pulau Luzon. Pemerintah menutup sekolah di Manila dan beberapa wilayah lainnya. Lebih dari 650 ribu warga mengungsi akibat banjir.
Hujan deras dan banjir juga melanda wilayah Albay. Puluhan warga mengungsi ke lokasi pengungsian karena jaringan listrik dan komunikasi putus. Badan meteorologi dan geofisika Filipina memberikan peringatan di hampir 30 provinsinya. Kekuatan dan kecepatan badai meningkat dari arah timur laut Pulau Catanduanes.
MAROKO
Pesawat Militer Jatuh
SEDIKITNYA 78 orang tewas dalam kecelakaan pesawat militer di Maroko. Pesawat Hercules itu jatuh di gunung di Guelmine, sebelah utara wilayah Sahara Barat, akibat cuaca buruk Selasa pekan lalu. Menurut seorang pejabat militer, pesawat Hercules itu berusaha mendarat dalam kabut tebal setelah penerbangan dari Dakhla di Sahara barat. Tiga orang lain terluka parah dalam kecelakaan yang disebut sebagai kecelakaan udara terburuk di Maroko dalam waktu hampir 40 tahun tersebut.
Pada 1973, pesawat Royal Air Maroc jatuh dekat ibu kota dan menewaskan lebih dari 100 orang. Pesawat Hercules nahas tersebut mengangkut 81 orang, terdiri atas 60 tentara, 12 warga sipil, dan 9 awak pesawat. Dari 78 korban, 42 mayat telah ditemukan. Namun operasi pencarian korban masih berlangsung.
Menurut pejabat di Kementerian Dalam Negeri Maroko, pesawat jenis itu biasa mengangkut tentara dan warga sipil. Pesawat C-130 umum digunakan di banyak tempat di kawasan Sahara.
KOREA UTARA
Krisis Pangan Mengancam
AHLI Uni Eropa menyatakan jatah distribusi makanan warga Korea Utara telah dipotong dua pertiganya atau 60 persen dari jatah biasanya, menjadi sekitar 400 kalori. Bahkan anak-anak penderita gizi buruk di rumah sakit tidak mendapat pengobatan apa pun. Akibatnya, banyak warga yang putus asa, hingga memakan rumput.
”Uni Eropa akan memberikan bantuan pangan ke Korea Utara sebesar US$ 14,5 juta,” kata Komisaris Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa Kristalina Georgieva, Rabu pekan lalu. Menurut Uni Eropa, tahun ini Korea Utara mengalami krisis pangan terburuk.
Dalam pemberian bantuan ini pun, menurut Georgieva, Uni Eropa tidak bisa sembarangan melakukannya. Sebelumnya, tidak pernah ada bantuan yang disampaikan secara resmi di Korea Utara. ”Kami terus memantau apakah bantuan itu benar-benar sampai kepada orang yang membutuhkan,” ujar Georgieva.
Cheta Nilawaty dan Nieke Indrietta (AP, AFP, ABC, Al-Jazeera)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo