Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NORWEGIA
Assange Calon Nobel
Politikus Partai Demokratik Norwegia, Snorre Valen, mencalonkan Julian Assange, pendiri situs pembocor kawat diplomatik WikiLeaks, sebagai penerima Nobel Perdamaian. Valen menganggap kontribusi WikiLeaks sangat besar bagi perdamaian dunia, khususnya dalam kebebasan menyampaikan pendapat. ”Dengan mengungkap informasi tentang korupsi, pelanggaran hak asasi, dan kejahatan perang, WikiLeaks adalah pejuang alami untuk Nobel Perdamaian,” ujar Valen, Kamis pekan lalu.
Sebaliknya, Komite Nobel Norwegia akan melancarkan kritik bila WikiLeaks memperoleh Nobel Perdamaian. Dalam salah satu buku yang diterbitkan minggu ini, Assange disebut telah memberikan sejumlah nama kepada informan Amerika, siapa saja orang yang layak dibunuh dalam perang Afganistan, meskipun pada awalnya Assange menolak memberikan nama-nama tersebut.
Kristian Harpviken, seorang pengamat Nobel terkemuka, meragukan Julian Assange akan memperoleh Nobel Perdamaian. Direktur Institut Perdamaian Oslo itu menyatakan terlalu banyak kritik yang diajukan untuk WikiLeaks. ”Tidak sedikit isu yang menyebutkan cara-cara mereka dalam mengidentifikasi orang yang disebutkan dalam dokumen,” ujar Harpviken.
VIETNAM-BANGLADESH
Dua Jurnalis Tewas Dibunuh
Jurnalis koran Nguoi Lao Dong, Le Huang Hong, 51 tahun, tewas pada Senin dua pekan lalu, dengan luka bakar 50 persen di sekujur tubuhnya. Ia disiram air keras dan dibakar oleh orang tak dikenal tatkala sedang tidur sendirian di lantai dua rumahnya. ”Sebelum pembakaran itu, sempat ada pihak yang menerornya melalui telepon,” kata Tran Thi Lieu, istri Le.
Setelah dirawat selama 10 hari, akhirnya Le meninggal. Le dikenal sebagai wartawan investigasi yang banyak menulis soal isu korupsi dan kejahatan sosial. Baru-baru ini ia menulis sebuah artikel tentang skandal pemerintah dalam mengontrol pasar di Provinsi Long An dan penyelundupan manusia di daerah perbatasan.
Jurnalis dari harian nasional Bangladesh, Janata, Frahad Khan, 60 tahun, juga ditemukan tewas bersama istrinya, Rahima, 55 tahun, Jumat dua pekan lalu. Meski belum jelas apa motif yang menimpa suami-istri itu, polisi menemukan fakta bahwa barang berharga di rumah Khan banyak yang hilang.
BURMA
Thein Sein Jadi Presiden
Parlemen Burma pekan lalu memilih mantan perdana menteri Thein Sein sebagai presiden menggantikan Than Shwe. Ini untuk pertama kalinya sepanjang 50 tahun kekuasaan rezim militer terpilih seorang presiden dari ”sipil’. Thein Sein adalah satu dari 20 petinggi militer yang mundur dari kemiliteran sebelum 7 November tahun lalu agar bisa mencalonkan diri sebagai kandidat sipil.
Adapun wakil presidennya adalah Tin Aung Myint Oo dan Sai Mauk Kham. Ketiga pemimpin Burma itu anggota Partai Uni Solidaritas dan Pembangunan (USDP) yang didukung militer. Menurut seorang pejabat USDP kepada The Democratic Voice of Burma, Thein Sin memiliki banyak pengalaman dan ide. ”Dia juga sudah terbiasa dengan masyarakat internasional.”
Presiden ini merupakan yang pertama dipilih oleh parlemen yang dihasilkan lewat pemilu sejak 20 tahun silam—meskipun banyak keluhan bahwa pemilu tahun lalu banyak kecurangan. Liga Nasional Demokrasi yang dipimpin Aung San Suu Kyi tidak ikut pemilu. Pemilihan presiden ini merupakan tahap akhir dari ”peta damai” untuk membawa pemerintahan Burma dari militer ke sipil.
AUSTRALIA
Topan Yasi Hantam Queensland
Topan Yasi menyapu hampir seluruh pesisir pantai Queensland, Australia, Senin dini hari pekan lalu. Angin topan terbesar sepanjang sejarah Australia itu mulai bertiup dari daerah Mission Beach, 160 kilometer dari Cairns Selatan. Tidak ada penduduk yang meninggal ataupun terluka.
”Hampir semua rumah mengalami kerusakan, meskipun kecil,” ujar Raymond Bosnich, warga yang rumahnya ikut tersapu topan. Menurut warga, sebelum Topan Yasi bertiup, kondisi angin dan wilayah pantai sangat tenang. ”Sangat aneh, karena warga sempat menyalakan obor untuk melihat langit. Bahkan hampir selama setengah jam kami tidak merasakan embusan angin,” ujar Attie Wily dari Coral Sea Kayaking.
Anna Bligh, Menteri Besar Queensland, menyatakan bahwa layanan darurat telah melaporkan 90 persen bangunan rusak. Jalan utama di wilayah itu dipenuhi reruntuhan seng yang berasal dari atap. Jaringan telekomunikasi terputus, dan 175 ribu rumah tidak mendapat pasokan listrik.
YORDANIA
PM Bakhit Susun Kabinet
Perdana menteri baru Yordania, Maruf Bakhit, mulai mengkonsultasikan susunan kabinetnya dengan senat dan badan legislatif Yordania, Kamis pekan lalu. Bakhit membicarakan ini guna memenuhi tuntutan protes rakyat meskipun mendapat keberatan dari oposisi militan.
”Maruf Bakhit akan bertemu dengan Presiden Senat, Taher Masri, dan Ketua DPR Faisal Fayez serta kepala blok parlemen dan komite pada Rabu dan Kamis ini,” kata seorang anggota rombongan kepada AFP, Rabu pekan lalu. Bakhit juga mulai mengadakan pembicaraan dengan pemimpin partai politik, terutama pemimpin kelompok militan dan serikat buruh.
Raja Abdullah dari Yordania membubarkan pemerintahan pada Selasa pekan lalu, setelah berminggu-minggu menghadapi gelombang demonstrasi kelompok oposisi terhadap Perdana Menteri Samir Rifai dan kabinetnya.
INDIA
Mantan Menteri Telekomunikasi Ditahan
Bekas Menteri Telekomunikasi Andimuthu Raja akan menghadapi persidangan setelah ditangkap atas tuduhan melakukan penjualan lisensi telepon seluler secara ilegal, Rabu pekan lalu. Raja dianggap menguntungkan perusahaan tertentu dalam proses lelang dan melanggar pedoman penjualan lisensi ponsel.
Pada November lalu, penjualan gelombang kedua lisensi ponsel di India tiba-tiba menjadi luar biasa rendah, yaitu US$ 2,7 miliar. Padahal, bila dihitung kembali, nilai penjualan ponsel saat itu seharusnya mencapai 10 kali lipat lebih tinggi.
Kasus lelang lisensi ponsel ini sempat dicurigai mantan anggota parlemen India yang kini menjadi pemimpin partai oposisi, Bharatiya Janata. Ia sempat menyerukan penyelidikan bersama, tapi ditolak Perdana Menteri Manmohan Singh.
Cheta Nilawaty (AFP, Interfax, Guardian.co.uk, The dailymail.co.uk, Tuoi tre online)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo