Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
YUNANI
Partai Sosialis Menang
PARTAI oposisi Yunani, Gerakan Sosialis Panhellenic (PASOK), meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum yang digelar Ahad dua pekan lalu. Partai yang dipimpin George Papandreou ini menjadi penguasa baru di Yunani, menyingkirkan Partai Demokrasi Baru yang beraliran konservatif. Papandreou menggantikan Castas Karamanlis sebagai Perdana Menteri Yunani.
”Saya mengenal dengan sangat baik potensi negeri ini. Potensi yang tenggelam akibat korupsi, tebang pilih, tumbangnya hukum, dan pemborosan. Kita tak dapat membuang-buang waktu lagi,” kata Papandreou di hadapan para pendukungnya. Partai Sosialis meraih dukungan 43,93 persen suara dari total 87,65 persen suara yang dihitung. Hasil ini membuatnya menguasai 160 kursi dari 300 kursi parlemen.
Pemerintah baru itu kini menghadapi tantangan melambatnya perekonomian. Berbeda dengan janji Karamanlis yang mengupayakan program penghematan dengan membekukan gaji dan pensiun pegawai, Papandreou menjanjikan menyuntik US$ 4,4 miliar (sekitar Rp 40 triliun) untuk memulihkan perekonomian.
KOREA UTARA
Kim Siap Berdialog Soal Nuklir
KOREA Utara bersedia melanjutkan kembali pembicaraan damai membahas soal program nuklir yang dimilikinya. Pernyataan tersebut disampaikan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-il, dalam sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri Cina Wen Jiabao di Pyongyang pekan lalu.
Kim dan sejumlah pejabat senior lain menyatakan mereka siap melakukan pembicaraan bilateral ataupun multilateral. ”Permusuhan antara Korea Utara dan Amerika Serikat harus diubah menjadi sebuah hubungan damai melalui sebuah pembicaraan bilateral. Kami juga siap masuk ke dalam pembicaraan multilateral,” ujar Kim.
Niat Korea Utara itu ditanggapi Amerika dengan positif. Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengajak negara itu kembali dalam pembicaraan enam negara. ”Ada kesepakatan antara kami dan lima negara bahwa denuklirisasi Semenanjung Korea merupakan target penting dari pembicaraan dengan Korea Utara nanti,” ujar juru bicara Departemen Pertahanan Amerika, Ian Kelly.
JEPANG
Serangan Topan Melor
BADAI berkekuatan besar menerjang daratan Jepang, Kamis pekan lalu. Hantaman angin kencang disertai hujan deras yang disebut topan Melor itu menyebabkan banjir, pohon-pohon bertumbangan, dan atap-atap rumah beterbangan. Seorang laki-laki dilaporkan tewas akibat tertimpa pohon tumbang.
Badan Penanggulangan Bencana Jepang menyatakan tak kurang dari 30 orang terluka dan lebih dari 11 ribu jiwa dievakuasi ke tempat-tempat penampungan sementara. Belum lagi nasib puluhan ribu rumah tangga yang tak mendapat aliran listrik. Bencana topan juga menyebabkan dibatalkannya penerbangan domestik ataupun internasional serta perjalanan kereta api.
Topan berkecepatan 250 kilometer per jam itu agak melemah setelah melewati daratan pulau utama Honshu. ”Namun masih sangat berbahaya,” kata Takeo Tanaka, seorang peramal cuaca dari Badan Meteorologi Jepang.
UGANDA
Penangkapan Pelaku Genosida
PEMERINTAH Uganda mengumumkan telah menangkap Idelphonse Nizeyimana. Bekas kepala dinas intelijen itu selama ini diburu karena dianggap terlibat dalam peristiwa yang menewaskan 800 ribu orang dari Tutsi di Rwanda pada 1994. Nizeyimana telah dikirim ke Tanzania untuk menghadapi pengadilan perang yang dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pemerintah Rwanda berharap Nizeyimana dapat diadili di Rwanda.
”Tak ada batasan waktu untuk persoalan keadilan, lambat atau cepat yang penting ia diadili,” kata Augustine Nkusi, juru bicara Kejaksaan Agung Uganda. Nizeyimana yang saat itu berpangkat kapten dituduh merancang, memantau, dan mendirikan unit militer khusus untuk melakukan pembantaian terhadap suku Tutsi, suku minoritas di Rwanda.
Nizeyimana bersembunyi di negara tetangga, Kongo. Ia ditangkap di sebuah hotel sederhana di ibu kota Uganda, Kampala. Polisi Uganda mengatakan Nizeyimana menyeberang dari Kongo minggu lalu dan dalam perjalanan menuju Kenya menggunakan dokumen palsu.
SWEDIA
Nobel Sastra untuk Sastrawan Jerman
PENULIS Jerman kelahiran Rumania, Herta Muller, 56 tahun, meraih Nobel Sastra, Kamis pekan lalu. Terpilihnya Muller bertepatan dengan peringatan 20 tahun runtuhnya komunisme. Muller menjadi warga Jerman ke-10 yang meraih Nobel Sastra, selain Guenter Grass pada 1999 dan Heinrich Boll pada 1972.
”Muller menggunakan kepadatan puisi dan obyektivitas prosa dalam menggambarkan cakrawala perasaan orang yang kehilangan tanah airnya,” demikian Komite Penghargaan Nobel Sastra mengomentari karya-karyanya. Niederungen atau Kedalaman, kumpulan cerpen yang ia terbitkan di awal kepenulisannya pada 1984, misalnya, menggambarkan kerasnya hidup di sebuah kampung di Rumania yang mayoritas warganya berbahasa Jerman.
Terpilihnya Muller terhitung sebagai kejutan. Kandidat yang sering disebut-sebut akan meraih Nobel tahun ini adalah Philip Roth dan Joyce Carol Oates dari Amerika Serikat; Amos Oz dari Israel; dan penyair Suriah, Adonis. Muller berhak mendapatkan hadiah berupa uang senilai 10 juta krona Swedia atau sekitar Rp 13,5 miliar.
PAKISTAN
Ledakan Bom Mobil
SEDIKITNYA 41 orang tewas akibat ledakan bom di tengah kerumunan orang di Peshawar, Pakistan barat laut, Kamis pekan lalu. Ledakan yang juga melukai lebih dari 100 orang terjadi hanya beberapa hari setelah pengeboman kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di ibu kota Pakistan, Islamabad.
Sejumlah saksi mata mengatakan bom berasal dari sebuah mobil yang diparkir di Khyber Bazaar, pusat belanja teramai di kota tersebut. ”Kami tak tahu apakah ini bom yang diledakkan dari jarak jauh atau bom bunuh diri,” kata pejabat penerangan Provinsi North West Frontier, Iftikhar Hussain.
Tayangan televisi memperlihatkan sejumlah kendaraan rusak parah. Sebuah bus bahkan hanya menyisakan kerangka. Sebagian besar korban diduga berasal dari penumpang bus tersebut. ”Saya menyaksikan kendaraan terbakar dan orang-orang mengeluarkan jenazah,” kata seorang saksi mata.
Nunuy Nurhayati (BBC, AP, AFP, Reuters)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo