Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JEPANG
Hatoyama Perdana Menteri
YUKIO Hatoyama resmi dilantik menjadi Perdana Menteri Jepang, menggantikan Taro Aso, Rabu pekan lalu. Kemenangan Hatoyama yang berasal dari Partai Demokratik Jepang (DPJ) ini mengakhiri dominasi Partai Liberal Demokrat (LDP), yang berkuasa selama hampir 50 tahun. ”Saya sangat bahagia karena memiliki kesempatan mengubah sejarah,” kata Hatoyama.
Taro Aso berikut kabinetnya sudah mengundurkan diri dua pekan sebelumnya untuk memberikan jalan bagi pemerintah Hatoyama yang berhaluan kiri tengah itu. Pemerintah Hatoyama selanjutnya bakal menghadapi aneka persoalan: dari ekonomi pascakrisis global yang belum juga membaik, utang nasional yang bengkak, hingga sejumlah persoalan yang diakibatkan oleh peningkatan populasi orang berusia lanjut.
Partai Demokratik Jepang sebelumnya menjanjikan peningkatan kesejahteraan sosial, meski tak memberikan cukup penjelasan tentang pendanaannya. Sejauh ini, hasil jajak pendapat menunjukkan masyarakat memilih partai itu bukan karena rencana kebijakannya, melainkan sekadar menginginkan perubahan.
VENEZUELA
Pembelian Senjata Rusia
PRESIDEN Venezuela Hugo Chavez berencana membeli sejumlah tank buatan Rusia. Rencana itu membuktikan semakin meningkatnya hubungan di antara kedua negara yang kerap bersitegang dengan Washington itu. ”Perjanjian tentang senjata ini merupakan sesuatu yang penting untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami,” kata Chavez kepada wartawan. Dia berharap kedua negara dapat melakukan perjanjian lain menyangkut pertanian, minyak, dan pertambangan.
Venezuela akan membeli satu batalion (30-40) tank modern buatan Rusia, BMP-3, T-72, dan MPR. Sebelumnya, pada 2005-2007, dua negara itu telah menandatangani perjanjian pembelian 24 pesawat tempur Sukhoi, 50 helikopter tempur, dan 100 ribu senapan serbu Kalashnikov senilai US$ 4,4 miliar.
Tahun lalu, Venezuela juga mengalokasikan uang sebesar US$ 1 miliar untuk membeli senjata baru. ”Militer kami akan terus berkembang,” kata Chavez. Ia mengecam rencana Kolombia membuka tujuh pangkalan militer bagi Amerika Serikat yang akan meningkatkan operasi memerangi peredaran narkotik di wilayah itu.
FILIPINA
Pemimpin MILF Ditangkap
MILITER Filipina mengaku telah menangkap salah seorang pemimpin kelompok Front Pembebasan Islam Moro (MILF), Kamarudin Hadi Ali, Rabu pekan lalu. Penangkapan dilakukan setelah terjadi baku tembak antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak Abu Sayyaf. Tiga puluh anggota kelompok itu dan delapan marinir Filipina tewas dalam bentrokan ini.
Menurut juru bicara militer, Kolonel Jonathan Ponce, Kamarudin ditangkap di kediaman istrinya di Cotabato City, Mindanao, setelah beberapa waktu diawasi tentara dan polisi. Dia merupakan salah seorang pemimpin komando ke-105 MILF pimpinan Ameril Umbrakato. ”Keduanya buron serangkaian serangan berdarah di Mindanao tahun lalu,” kata Jonathan.
Pernyataan militer itu dibantah juru bicara MILF, Eid Kabalu. ”Militer menangkap orang yang salah,” katanya. Sejumlah komandan lapangan MILF dituduh melanggar perjanjian gencatan senjata selama lima tahun yang diteken tahun lalu. Lebih dari 300 orang terbunuh dan setidaknya 750 ribu orang terpaksa mengungsi akibat pertempuran yang terjadi belakangan ini.
AMERIKA SERIKAT
Kegagalan Misi di Afganistan
KOMANDAN tertinggi Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afganistan, Jenderal Stanley McChrystal, memperingatkan Presiden Barack Obama bahwa Amerika akan kalah dalam setahun ini jika tidak ada penambahan pasukan dan perbaikan strategi militer. Peringatan tersebut tertuang dalam dokumen rahasia setebal 66 halaman yang bocor ke publik melalui surat kabar Washington Post Senin pekan lalu.
”Kekurangan sumber daya mungkin akan menyebabkan kegagalan. Pasukan tambahan diperlukan,” kata McChrystal seperti tertuang dalam kesimpulan laporan yang kini sedang dikaji Gedung Putih itu. McChrystal juga mengecam pasukan NATO yang dipimpinnya karena lebih memusatkan perhatian pada usaha melawan musuh dan mengabaikan perlindungan terhadap warga sipil Afganistan.
Terungkapnya laporan ini semakin memanaskan situasi di dalam negeri Amerika Serikat. Presiden Obama mengatakan tidak bakal mengirimkan pasukan tambahan bila belum ada strategi yang akan dijalankan. Di pihak lain, Kongres Amerika terus menekan pemerintah agar mengirimkan pasukan tambahan demi menyelamatkan pasukan Amerika di sana.
KOREA SELATAN
Kapal Patroli di Perbatasan
DUA kapal patroli bersenjata rudal milik Korea Selatan berjaga-jaga di perbatasan Korea Utara menyusul peringatan Menteri Pertahanan Kim Tae-young tentang hubungan dua negara itu yang terus menegang. Dalam upacara pelantikannya sebagai menteri pertahanan Rabu pekan lalu, Kim mengatakan ketidakstabilan dapat meningkat setiap saat di Korea Utara. ”Ketegangan militer tetap ada di Semenanjung Korea,” katanya seraya menyerukan aliansi kuat dengan Amerika Serikat.
Han San Guk dan Jo Cheon Hyeoong—nama dua kapal itu—dilengkapi sejumlah rudal berjangkauan tembak hingga 140 kilometer. Kapal-kapal patroli itu dinamai sesuai dengan nama para tentara Angkatan Laut Korea Selatan yang tewas dalam bentrokan senjata dengan Korea Utara pada 2002. Bentrokan terjadi karena Korea Utara menolak mengakui perbatasan laut barat sekarang dan ingin memindahkannya lebih jauh ke selatan.
Meskipun Pyongyang mulai memberikan sinyal perdamaian kepada Washington dan Seoul, Agustus lalu, para pejabat Korea Selatan masih meragukannya. Mereka menilai negara yang memiliki senjata nuklir itu tidak mengubah sikap fundamentalnya.
AMERIKA SERIKAT
Pidato Mengundang Walkout
SEJUMLAH negara peserta sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa meninggalkan ruangan ketika Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menyampaikan pidatonya Kamis pekan lalu. Aksi walkout itu dipicu pernyataan Ahmadinejad yang menyebut Israel sebagai ”rezim zionis”. Dia juga menuding Israel telah menerapkan kebijakan yang tidak berperikemanusiaan di Palestina. ”Bagaimana bisa kejahatan dari penjajah yang menyerang wanita dan anak-anak tak berdaya didukung tanpa syarat oleh sejumlah pemerintah?” ujarnya.
Pernyataan pedas Ahmadinejad itu menyinggung delegasi peserta sidang. Delegasi dari Amerika Serikat dan Australia langsung meninggalkan ruang sidang, disusul Argentina, Inggris, Kosta Rika, Denmark, Prancis, Jerman, Hungaria, Italia, dan Selandia Baru. Sedangkan delegasi Israel memilih tidak hadir saat Ahmadinejad berpidato. ”Ini mengecewakan. Ahmadinejad sekali lagi memilih untuk membangkitkan kebencian, menyerang, dan anti-Semit,” ujar Mark Kornblau, juru bicara delegasi Amerika Serikat.
Nurhayati (BBC, AFP, Reuters, CNN)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo