Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mueller Dakwa 13 Orang Rusia Soal Pilpres 2016, Trump Bilang Ini

Trump mengatakan upaya terselubung kampanye Rusia tidak mempengaruhi hasil pemilihan Presiden Amerika, yang dimenangkannya.

17 Februari 2018 | 12.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menanggapi dakwaan terhadap 13 orang warga negara Rusia dalam dugaan intervensi pemilihan Presiden AS 2016. Orang-orang ini kemungkinan besar tidak akan diadili di pengadilan AS karena tidak ada perjanjian ekstradisi antarkedua negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trump melakukan ini lewat cuitan di akun Twitternya @realdonaldtrump. Sebelumnya, dia selalu membantah adanya intervensi Rusia dengan menyebutnya berita palsu atau hoaks.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Robert Mueller. REUTERS/Yuri Gripas

Baca: Mueller Mendakwa 13 Orang Rusia karena Intervensi Pilpres Amerika

 
 

“Rusia memulai kampanye anti Amerika pada 2014, jauh sebelum saya mengumumkan maju sebagai kandidat Presiden,” kata Trump seperti dikutip Reuters, 17 Februari 2018. “Hasil pemilihan tidak kena dampaknya. Kampanye Trump tidak melakukan kesalahan – tidak ada kolusi.”

 

 

Baca: Amerika Vs Rusia: Sekitar 100 Anggota Pasukan Pro Suriah Tewas

 
 

Menanggapi dakwaan atas warga negaranya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan tudingan itu sebagai absurd. Dia juga mempertanyakan bagaimana segelintir orang Rusia bisa mempengaruhi demokrasi AS.

“13 orang melawan bujet miliaran dolar dari intelijen,” kata Zakharova lewat posting di Facebook. 

Pada dasarnya, isi dakwaan ini menyerupai kesimpulan dari lembaga intelijen AS pada Januari 2017, yang menyebutkan adanya intervensi dari orang-orang Rusia tertentu terhadap pemilihan Presiden AS 2016.

Intervensi ini bertujuan untuk menggolkan Trump sebagai Presiden. Pada November 2016, Trum memenangkan Pilpres secara mengejutkan melawan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

Temuan intelejen juga menyatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan intervensi ini. Namun, dakwaan Mueller tidak menyebut sama sekali bahwa intervensi ini atas perintah Putin.
Trump selalu menyebut isu ini sebagai witch hunt untuk memojokkannya. Sedangkan Putin mengatakan dia sama sekali tidak tahu soal intervensi ini.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus