Operasi yahudi di balkan

INI baru terungkapkan: Israel menyelamatkan keturunan Yahudi dari pembersihan etnis di Bosnia. Sekitar 2.000 warga Yahudi- Bosnia dengan aman keluar dari Sarajevo setelah tercapai kesepakatan antara Israel dan penguasa Serbia di Bosnia. Dan kesepakatan itu mestinya membuat marah PBB dan pendukung embargo senjata di Bosnia, yakni pihak Barat: pengungsi Yahudi itu ditukar dengan senjata oleh Israel. Itulah yang diungkapkan mingguan The European, surat kabar yang terbit dalam bahasa Inggris di Eropa, edisi awal Juni. Menurut mingguan itu, para pengungsi itu keluar dari Sarajevo melalui enam jalur darat dan tiga jalur udara, dibawa oleh agen-agen dinas rahasia Israel yang tak asing lagi, Mossad. Sekitar 60 Yahudi-Bosnia diangkut dengan kereta api menuju Split di Kroasia, yang lain dibawa dengan lori ke Zagreb, ibu kota Republik Kroasia. Dari situ perjalanan diteruskan ke Beograd, ibu kota Yugoslavia. Tak jelas mengapa Mossad tak langusng membawanya ke Beograd. Bisa jadi dengan menuju ke Kroasia dahulu, pengungsian ini mendapat bantuan dari pasukan perdamaian PBB. Jalur lain penyelamatan pengungsi Yahudi ini lewat Budapest, ibu kota Hungaria. Selain itu, Mossad juga berhasil mendomplengkan 100 warga Yahudi-Bosnia dalam kelompok 400 pengungsi muslim Bosnia keluar dari Sarajevo, yang terkepung Serbia, menuju Split dengan aman. Keberhasilan Mossad mengatur operasi November tahun lalu itu berkat kerja sama dengan Masyarakat Yahudi Sarajevo pimpinan Ivica Ceresnjes dan Komisi Distribusi Bersama yang bermarkas di AS. Juru bicara Komisi Distribusi Bersama membenarkan komisinya telah membantu keluarnya Yahudi-Bosnia dari Sarajevo. Sebab, kata juru bicara itu, kegiatan Komisi ini salah satunya memang mengungsikan keturunan Yahudi dari mana pun, bila mereka terancam, umpamanya dari Ethiopia. Tapi Komisi itu menolak melakukan barter senjata dengan pihak etnis Serbia untuk keselamatan para pengungsi Yahudi. Sebenarnya hubungan baik etnis Serbia dan Israel bukan sesuatu yang baru. Hubungan baik kedua etnis ini sebenarnya telah berlangsung lama. Ketika Perang Dunia II meletus, terjadi juga perang saudara antara etnis Serbia dan Kroasia. Mereka saling membantai dengan kejamnya. Sejarah mencatat Kroasia, yang pemerintahannya didukung Nazi, membantai puluhan ribu orang Serbia, Yahudi, dan Gipsi. Ketika itu Serbia melindungi orang-orang Yahudi dari kejaran Nazi. Hubungan itu kembali menguat tahun 1991 ketika Kroasia seteru Serbia memisahkan diri dari Serbia. Soalnya, Presiden Kroasia Franjo Tudjman sangat dikenal sebagai tokoh yang anti-Yahudi. Pemerintah Israel tentu saja menolak mentah-mentah semua kesepakatan yang disebut. Juru Bicara Menteri Pertahanan Israel, Oded Ben Ami, mengatakan, Israel sepenuhnya menjaga embargo senjata yang diberlakukan di bekas Yugoslavia. ''Tidak ada satu pun perjanjian dibuat antara Israel dan Serbia,'' bantahnya. Kalau kesepakatan Israel dengan Serbia itu memang ada, artinya percuma saja embargo senjata yang diterapkan PBB di bekas Yugoslavia selama ini. Ini juga merupakan bukti bahwa operasi intelijen di dalam Bosnia mungkin dilakukan dengan sukses. Tampaknya resep yang realistis untuk menyelesaikan konflik di Balkan ini adalah resep Amerika: bom saja Serbia, dan kirim senjata buat muslim Bosnia. Siti Nurbaiti