Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Palestina Tersulut karena Menteri dari Israel Datangi Masjid Al Aqsa

Palestina geram karena Menteri Keamanan Nasional Israel mendatangi kompleks Masjid Al Aqsa.

3 Januari 2023 | 16.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah muslim Palestina sholat di halaman kompleks Masjidil Aqsa yang dipenuhi salju, dengan latar Dome of the Rock di Jerusalem (13/12). Badai salju menyebabkan beberapa tempat diselimuti salju setebal 20 Cm lebih.REUTERS/Ammar Awad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, dilaporkan memasuki kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur. Langkah Ben-Gvir itu langsung menyulut reaksi warga Palestina yang menyebut tindakan itu sebagai provokasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ben-Gvir terlihat mengunjungi situs tersebut pada Selasa, 3 Januari 2023, di bawah pengamanan ketat. "Pemerintah kami tidak akan menyerah pada ancaman Hamas," kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh juru bicaranya.

Ben-Gvir sudah lama menyerukan agar ada akses bagi umat Yahudi yang lebih besar ke tempar suci itu. Pergerakan Ben-Gvir itu diambil setelah kelompok Palestina yang memerintah Jalur Gaza memperingatkan bahwa langkah tersebut adalah "garis merah".

"Masjid Al Aqsa terbuka untuk semua orang dan jika Hamas berpikir itu mengancam saya, itu sama dengan menghalangi saya. Mereka harus memahami bahwa waktu telah berubah," kata Ben-Gvir lewat Twitter setelah kunjungannya ke Masjid Al Aqsa.

Ofir Gendelman, yang telah lama menjabat sebagai juru bicara berbahasa Arab Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, merilis sebuah video yang memperlihatkan situasi benar-benar tenang di Masjid Al Aqsa setelah kepergian Ben-Gvir.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk keras tindakan Ben-Gvir (datang ke Masjid Al Aqsa). Mereka memandangnya sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan eskalasi konflik yang berbahaya.

Hanya umat Islam yang diperbolehkan beribadah di Masjid Al Aqsa di bawah status quo. Al Aqsa adalah situs tersuci Islam ketiga setelah Mekkah dan Madinah.

Kelompok ekstrem sayap kanan Israel berusaha mengubah status quo itu dengan mengizinkan pemeluk Yahudi berdoa di masjid tersebut, meskipun ada penolakan dari banyak umat Yahudi ultra-Ortodoks dan larangan dari para rabi terkemuka.

Warga Palestina khawatir kondisi ini dapat menyebabkan perubahan status quo karena sayap kanan Israel menyerukan untuk membangun kuil Yahudi di komplek Masjid Al Aqsa tersebut atau persisnya di atas sisa-sisa Masjid Al Aqsa. Media Israel melaporkan Netanyahu telah bernegosiasi dengan Ben-Gvir setelah diketahui bahwa dia berencana untuk memasuki situs tersebut.

Sebelumnya pada tahun 2000, mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon pernah ke Masjid Al Aqsa. Tindakannya memicu Intifadah Palestina Kedua, atau pemberontakan.

Pemimpin oposisi Israel dan mantan perdana menteri Yair Lapid telah memperingatkan kunjungan Ben-Gvir seperti itu akan memicu kekerasan. Ben-Gvir dilantik pada Minggu lalu sebagai bagian dari pemerintahan baru yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu yang mencakup partai sayap kanan dan agama.

"Ini adalah kelanjutan dari agresi pendudukan Zionis di tempat-tempat suci kami dan perang terhadap identitas Arab kami. Rakyat Palestina akan terus mempertahankan tempat suci mereka dan masjid Al-Aqsa,” kata Juru bicara Hamas Hazem Qassem.

Ben-Gvir, Si Nasionalis Ekstrem

Ben-Gvir memegang pandangan sayap kanan tentang Palestina dan menyerukan pemindahan mereka. Dia telah berulang kali bergabung dengan pemukim Israel dalam menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa. Dia juga menyebabkan gelombang eskalasi di kota yang diduduki setelah mendirikan kantor pada Februari di lingkungan Sheikh Jarrah, tempat warga Palestina menghadapi pengusiran massal.

Ben-Gvir adalah seorang pemukim di Kiryat Araba, salah satu pemukiman paling radikal di Tepi Barat yang diduduki (ilegal berdasarkan hukum internasional). Dia punya rekam jejak hukum karena menghasut rasisme, menghancurkan properti, memiliki materi propaganda organisasi “teror” dan mendukung “ teror” – kelompok Kach yang dilarang oleh Meir Kahane, yang dia ikuti saat berusia 16 tahun.

Ben-Gvir juga terkenal karena pernah memajang di dindingnya gambar Baruch Goldstein, yakni seorang Israel Amerika yang membantai 29 jamaah Palestina di Masjid Ibrahimi di Hebron pada 1994. Pada November lalu, Presiden Israel Isaac Herzog memperingatkan dalam pesan audio yang bocor bahwa seluruh dunia khawatir tentang pandangan Ben-Gvir.

AL JAZEERA

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.       

Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Lulus dari Universitas Gunadarma jurusan Sastra Inggris pada 2019. Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus