Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada suatu Jumat siang di Sadr City, seorang pemuda bercambang dan berkacamata tebal tegak di atas podium masjid. Sorot matanya tajam, gaya bicaranya lugas. "Irak dan Palestina memiliki takdir yang sama, harus memerangi para penjajah," ujarnya dengan berapi-api. Dia juga mendeklarasikan perang melawan pasukan koalisi pimpinan Amerika. "Orang Irak yang bermartabat tidak akan menerima niat jahat Amerika menjajah Irak."
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo