Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Para Tamu Dari Iran

Mahasiswa-mahasiswa Iran di Amerika mengadakan demonstrasi-demonstrasi, dipimpin Bahram Nahidian. Ia tetap berkeinginan tinggal di AS untuk menyampaikan kebenaran islam.

30 Agustus 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERSAMA beberapa pengikutnya ia menaiki patung kemerdekaan di New York untuk mengibarkan spanduk raksasa anti-Syah. Semua orang mengetahui ia pemimpin demonstrasi pro-Khomeini di Washington. Dan selalu ia tampak di barisan depan. Sering pula ia muncul di layar teve diinterpiu wartawan Amerika setiap kali timbul huru-hara mahasiswa Iran. Namun Bahram Nahidian, 41 tahun, tak mau disebut sebagai pemimpin. "Pemimpin kami Imam Khomeini," katanya selalu. "Amer ika adalah musuh Islam paling besar sat ini," ujarnya pada pembantu TEMPO di Washington pekan lalu. Ia mencela sistem kapitalisme Amerika. "Sisten inilah yang memungkinkan munculnya orang seperti Syah." Aneh pandangannya, karena justru di bawah sistem itulah Nahidian kini terbilang orang kaya yang memiliki sebuah toko permadani mahal. Dua puluh tahun lalu ia datang dari kota suci Qom, tempat Khomeini bermukim, dalam keadaan tak berduit sepeser pun. Sebelum ia terlibat dalam kegiatan revolusioner, tokonya menjadi tempat para duta besar dan anggota kongres berbelanja. Hingga mampu ia membeli dua rumah di daerah elite, satu di antaranya ia jadikan Wisma Islam, tempat kaum pemuda Iran berkumpul. Ketika terjadi serangkaian demonstrasi mahasiswa Iran baru-baru ini, para pejabat Amerika terutama yang dari Dinas Imigrasi mengamati gerak-gerik Nahidian, salah seorang penggeraknya. Yang menjadi kecurigaan pihak resmi ialah dari mana kaum demonstran itu mendapat dana. Brutal Demonstrasi itu tentu memerlukan dana, karena mereka berdatangan dari berbagai kampus universitas. Koran Washington Post yang mengutip sumber "alat keamanan" melaporkan bahwa sedikitnya US$ 5 juta (Rp 3.150 juta) telah disalurkan ke AS secara illegal untuk membantu kegiatan pro-Khomeini. Harian New Yok Times menyusul pula dengan laporan--juga mengutip sumber "alat keamanan" -- bahwa dana sebanyak itu dikumpulkan lewat penjualan heroin dan ganja yang dibawa ke AS. "Itu suatu keterangan goblok," kata Mohammed Badr, 34 tahun, calon dokter dalam ilmu administrasi bisnis di Universitas di St. Louis. "Sekiranya polisi punya informasi tentang narkotik itu, mereka semestinya menangkap" penjualnya. Penangkapan memang terjali terhadap sedikitnya 192 mahasiswa Iran tapi karena berdemonstrasi di Washington Hari itu, Juli, demonstrasi pertama terjadi yang disusul oleh rentetan demonstrasi lainnya. Mereka yang anti-Khomeini mengadakan pula demonstrasi balasan. Tapi polisi Amerika ternyata utal terhadap mereka yang pro-Khomeini. Ini terlihat di layar teve. Demonstran yang sudah lari, diburu dan dipukuli, meskipun sudah jatuh, sampai darah bercucuran. Karena kebrutalan itu, para mahasiswa Iran sempat memprotes dengan aksi mogok makan di luar Gedung Putih. Mereka yang ditangkap karena berdemonstrasi juga mogok makan dalam tahanan. Supaya tidak mati kelaparan, mereka bahkan dipaksa makan Demonstrasi pro dan anti-Khomeini baru reda dua minggu kemudian. Tapi masalah mahasiswa Iran--yang ditaksir berjumlah lebih 58.000 di AS sekarang masih merepotkan. Kehadiran mereka dalam jumlah besar di Amerika bisa ditelusuri ke masa Mohamed Reza Pahlavi, dengan bantuan CIA, merebut kembali tahtanya (tahun 1973). Syah itu memerlukan tenaga terpelajar dan trampil dalam jumlah besar, hingga mengalirlah anak-anak kelas menengah Iran ke berbagai universitas Amerika. Mereka mendirikan Konfederasi Mahasiswa Iran tahun 1961 yang kemudian ternyata berbalik melawan Syah. "Sekarang 10.000 dari 4 juta aktivis politik di Iran adalah bekas anggota konfederasi itu," cerita Behzad Bavarian. seorang tokoh mahasiswa Iran di ohio State University, Colombus. Wartawan TEMPO Salim Said, melaporkan umumnya mahasiswa Iran seperti Bavarian ini belum pernah mengalami persoalan keuangan, meskipun hubungan diplomatik Amerika-Iran terputus dan kekayaan Iran di Amerika dibekukan pemerintahan Carter. Kiriman uang untuk mereka dari Iran masih bisa lewat perbankan Eropa. Tidak sedikit di antara mahasiswa Iran yang sudah memegang paspor Amerika, antara lain dulu tujuan mereka untuk menghindari pengejaran SAVAK, dinas intelijen zaman Syah. Tidak sedikit tokoh anti-Syah yang kemudian bergabung dengan Khomeini adalah pemegang paspor Amerika. Bavarian yang tinggal bersama istrinya di suatu apartemen sederhana dekat kampus hampir menyelesaikan tesis doktornya dalam bidang teknik industri. Ia berniat kembali ke Iran, tapi banyak mahasiswa sebangsanya diketahui ingin menetap saja di Amerika. Pedagang permadani tadi, Nahidian, tampaknya tak akan kembali ke Iran Menikah dengan Janice, wanita Amerika yang dikenalnya waktu mahasiwa, Nahidin sudah punya enam anak dan jadi warganwgara Amerika. Tapi ia tak mau disebut orany Amerika. Nahidian menganggap dirinya perlu bermukim di Amerika untuk "menyampaikan kebenaran Islam." Untuk misi itu beberapa bulan lalu ia dan kelompoknya medaulat Masjid Washington (Islamic center). Direktur masjid itu, Dr. Abdurrauf tidak diperbolehkan lagi memberi khotbah di situ, apalagi asistennya, Osman Abdurrahman yang pernah berdoa di gereja bersama pemimpin agama lain dan Presiden Carter agar para sandera Amerika di Teheran dibebaskan. Nahidian dan kelompoknya tidak mau melihat masjid indah itu sekedar jadi pajangan untuk turis, tapi juga supaya jadi pusat informasi yang militan mengenai kejadian di negara Islam. Dan tiap Jumat sekarang, para jamaah selalu mendengar khotbah yang berkobar-kobar, antara lain membela Khomeini mencela penguasa Arab Saudi. Jamaah Jumatnya sekarang bertambah banyak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus