Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus mengutuk sunat perempuan dan perdagangan untuk prostitusi. Ia menyebut hal itu adalah penghinaan dan merendahkan martabat kaum hawa. Paus mendesak para pejabat melakukan segala kemungkinan untuk mengakhiri keduanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Praktek ini, yang sayangnya umum di berbagai belahan dunia, merendahkan martabat seorang wanita dan secara serius menyerang integritas fisiknya,” kata Paus Fransiskus, berbicara pada Hari Internasional Tanpa Toleransi untuk Mutilasi Alat Kelamin Wanita (FGM), Minggu, 8 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa, sunat perempuan umumnya dilakukan di 30 negara di Afrika dan Timur Tengah. Namun sunat perempuan juga dipraktikkan oleh populasi imigran di tempat lain. Lebih dari empat juta anak perempuan berisiko menjalani sunat perempuan tahun ini, kata PBB.
Paus Fransiskus, berbicara kepada para peziarah dan turis di Lapangan Santo Petrus dalam pidatonya di hari Minggu. Ia mencatat bahwa praktik sunat untuk perempuan sering dilakukan dalam kondisi yang membahayakan kesehatan seorang gadis.
Dalam seruan terkait, Paus Fransiskus juga menyerukan agar perdagangan manusia, khususnya perempuan dan anak perempuan untuk prostitusi paksa dihentikan. "Ini adalah luka mendalam yang ditimbulkan untuk mencari keuntungan yang memalukan tanpa menghormati pribadi manusia," katanya menjelang Hari Doa dan Kesadaran Internasional Gereja Katolik Menentang Perdagangan Manusia Selasa ini.
"Ada begitu banyak gadis di jalanan yang tidak bebas. Mereka adalah budak dari pedagang yang mengirim mereka untuk bekerja dan memukuli mereka jika tidak membawa uang. Ini terjadi hari ini, di kota-kota kita," katanya.
Para gadis yang dijual termasuk Roma. Pihak berwenang mengatakan geng kriminal memikat wanita ke Italia dengan menjanjikan pekerjaan. Namun para gadis itu lalu dipaksa menjadi pelacur. Geng kriminal juga mengancam akan membahayakan keluarga mereka di rumah jika melapor ke polisi.
Paus Fransiskus mendesak para pemimpin untuk bertindak tegas untuk menghentikan eksploitasi serta praktik memalukan yang menimpa semua perempuan dan anak perempuan. Biarawati Katolik di Roma berada di garis depan memerangi perdagangan perempuan. Pada 2016, Paus Fransiskus mengunjungi rumah persembunyian Roma di mana sebuah badan amal melindungi wanita yang dibebaskan dari mucikari.
Baca: Alasan Sunat Perempuan Tak Disarankan
REUTERS