Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sekitar 216 ribu anak-anak telah dilecehkan secara seksual oleh pastor Gereja Katolik Prancis.
Pemerintah Korea Utara memulihkan jalur komunikasinya dengan Korea Selatan.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan berfokus menangani Covid-19.
Prancis
Perundungan Seksual 216 Ribu Anak-anak
SEKITAR 216 ribu anak-anak, yang kebanyakan laki-laki, dirundung secara seksual oleh 2.900-3.200 pastor Gereja Katolik Prancis sejak 1950. "Itu perkiraan minimal," kata Jean-Marc Sauvé, ketua komisi penyelidik kasus ini, seperti dikutip Catholic Herald pada Senin, 4 Oktober lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyelidikan selama empat tahun itu menghasilkan laporan setebal 2.500 halaman berdasarkan wawancara dengan sekitar 6.500 korban yang selamat serta arsip kepolisian dan gereja. Penyelidik memeriksa mekanisme kelembagaan dan budaya gereja yang memungkinkan para pedofil terus beroperasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu yang terkenal adalah kasus Bernard Preynat, pastor yang dihukum penjara lima tahun pada 2020 karena berulang kali merundung anak-anak berusia 7-14 tahun selama 1971-1991. Skandal ini membuat Kardinal Philippe Barbarin mundur karena pernah mengizinkan Preynat terus memberi pelayanan meskipun mengetahui dugaan perundungan tersebut.
Vatikan menyatakan Paus Fransiskus "merasa sangat tersakiti" mendengar temuan ini. "Perhatiannya yang pertama adalah untuk para korban, dengan kesedihan yang mendalam atas penderitaan mereka dan rasa syukur atas keberanian mereka untuk maju ke depan," demikian pernyataan Vatikan sebagaimana dikutip BBC.
Korea Utara
Pemulihan Komunikasi dengan Korea Selatan
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyapa anggota militer pada peringatan 73 tahun bercirinya Korea Utara, di Pyongyang, 9 September 2021, KCNA via REUTERS
PEMERINTAH Korea Utara membuka kembali jalur komunikasi dengan Korea Selatan setelah berbulan-bulan mereka putus. Hal ini terjadi setelah pemimpin tertingginya, Kim Jong-un, menyatakan ingin memulihkan komunikasi sebagai bentuk perdamaian bersyarat. Pyongyang juga menyatakan pemulihan hubungan kedua negara tergantung "sikap pemerintah Korea Selatan".
Namun Korea Utara baru-baru ini juga membikin keributan. Mereka menembakkan empat misil dalam waktu kurang dari sebulan sebagai tanda tak berniat mengerem pengembangan senjata nuklir.
Pada Senin, 4 Oktober lalu, Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan kedua negara telah saling menelepon untuk pertama kalinya sejak Agustus lalu. "Dengan pemulihan jalur komunikasi Utara-Selatan, pemerintah mengevaluasi bahwa dasar pemulihan hubungan antar-Korea telah tersedia," demikian pernyataan Kementerian seperti dikutip BBC.
Jalur komunikasi kedua negara telah beberapa kali putus-sambung. Seusai pertemuan tingkat tinggi kedua negara, pada 2020, Pyongyang meledakkan kantor perbatasan antar-Korea yang dibangun untuk memulihkan komunikasi.
Jepang
Kishida Berfokus Tangani Pandemi
FUMIO Kishida, Perdana Menteri Jepang yang baru terpilih, menyatakan pemerintahnya akan berfokus pada penanganan pandemi Covid-19 dan ekonomi. "Saya ingin mewujudkan langkah-langkah yang berhubungan dengan virus corona serta ekonomi yang berskala besar dan drastis sesegera mungkin," tutur Kishida dalam konferensi pers, Senin, 4 Oktober lalu, seperti dilaporkan The Japan Times.
Menurut Kishida, mengidentifikasi respons terhadap pandemi adalah masalah pemerintah yang paling mendesak. Dia telah menginstruksikan tiga anggota kabinetnya agar memimpin perang melawan pandemi dengan memperkuat inisiatif vaksinasi, sistem perawatan kesehatan, dan pengetesan.
Presiden Partai Demokratik Liberal itu terpilih sebagai perdana menteri dalam pemungutan suara di parlemen pada hari yang sama. Dia menyatakan akan membubarkan parlemen pada 14 Oktober dan menggelar pemilihan umum pada 31 Oktober mendatang.
Kishida berusaha mengubah citra partainya, yang dinilai lebih menyukai politikus gaek, dengan merekrut orang-orang muda. Sebanyak 13 dari 20 jabatan dalam kabinetnya diisi oleh menteri pemula. Kishida kontras dengan perdana menteri sebelumnya, Yoshihide Suga, yang lebih menekankan kesinambungan dengan pendahulunya, Shinzo Abe, dengan hanya menambahkan lima pendatang baru dalam kabinet.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo