Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pengganti Dan Penerus

Profil dan Husni Mubarak, pengganti presiden mesir Anwar Sadat alamrhum. Ia dalam bertindak bisa bersikap keras.

17 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERISTIWA berdarah itu terjadi cepat sekali. Ketika Presiden Anwar Sadat bangkit Wakil Presiden Muhammad Husni Mubarak ikut berdiri. Dia menyangka Sadat akan memberikan penghormatan pada aerobatik pesawat tempur di udara. Tapi mendadak, setengah tak percaya dia melihat seorang berseragam militer melemparkan granat dan melepaskan tembakan ke arah panggung kehormatan. "Saya segera menjatuhkan diri, begitu juga presiden," tutur Mubarak. "Namun saya tak percaya ketika melihat presiden dibawa terbang dengan helikopter." Di hari besar (6 Oktober) itu, Sadat tewas. Mubarak yang,berdiri rapat di sisi kanan Sadat hanya menderita luka ringan di tangan kiri. Dalam sidang kilatnya, Parlemen segera menetapkan Husni Mubarak, 52 tahun, sebagai calon presiden. Pengukuhannya kemudian ditentukan dalam referendum 13 Oktober. Mendiang Presiden Sadat memang sudah sejak lama menyiapkan dia sebagai penggantinya. Berbagai misi penting belakangan ini dipercayakan pada Mubarak. Awal Oktober, misalnya, Wakil Presiden itu menemui Presiden AS Ronald Reagan. Selama empat hari di Washington kedua pemimpin tadi dengan intensif membicarakan soal rencana penjualan pesawat radar AWACS dan senjata (US$ 8,5 milyar) kepada Arab Saudi, pengaruh Soviet di Timur Tengah dan soal hak hidup bangsa Palestina. Setibanya di Kairo, dia kemudian melaporkan seluruh pembicaraannya kepada Sadat. Siapa Mubarak Dia lahir (1929) dari keluarga menengah di sebuah desa di ddta Sungai Nil di Provinsi Menufia, tak jauh dari Mit Aboul Kom, tempat Sadat dilahirkan. Pada tahun 1947 Mubarak masuk akademi militer, dan mengebut belajar hingga lulus dua tahun kemudian. Dari sini, dia melanjutkan pendidikan ke Akademi Angkatan Udara Mesir selama dua tahun. Dia akhirnya dikirim pula ke Akademi Staf Umum Frunze di Moskow. Dan ketika pulang kembali ke Mesir, karir Mubarak cepat menanjak. April 1972, dia diangkat sebagai Panglima Angkatan Udara Mesir menggantikan Jenderal Ali Baghadadi. Berbeda dengan mendiang Presiden Nasser dan Sadat, Mubarak tidak termasuk dalam kelompok Per,vira Bebas yang memotori Revolusi Mesir 1952. Sebagai panglima, Mubarak membenahi segera Angkatan Udara Mesir yang porak poranda akibat Perang 1967. Dalam tahun 1967 itu Israel melumpuhkan banyak pesawat udara Mesir sebelum sempat terbang. Hanya tiga hari sesudah diangkat sebagai panglima, dia menemani Sadat pergi ke Moskow menagih senjata. Tapi Kremlin menolak permintaan tadi. Juli 1972 itu jug, Sadat membalas dengan mengusir 17 ribu penasihat militer Soviet. Mubarak tanpa ragu-ragu mendukung kebijaksanaan tersebut, sementara banyak perwira tinggi Mesir pro-Moskow yang menentang. Peranan Mubarak mulai menonjol dalam Perang Oktober 1973. Bersama Sadat dan sejumlah perwira tinggi, dia aktif merancang strategi penyerangan mendadak yang menaikkan kembali gengsi Angkatan Bersenjata Mesir. Dia berusaha kerja keras dengan loyalitas yang tinggi. Dua tahun kemudian, dengan pangkat bintang empat penuh mubarak diangkat sebagai Wakil Presiden Mesir. Di tahun pertama sebagai orang kedua, Mubarak banyak mengemban misi sangat penting -- di antaranya persetujuan pembelian senjata dari RRC. Dia juga menjadi perunding dalam pertikaian antara Maroko, Aljazair dan Mauritania dalam sengketa bekas jajahan Spanyol di Sahara. Dia berdiri tanpa ragu di belakang Sadat dalam mengikis gerakan kelompok Islam fundamentalis. Sebagai perunding dalam upaya membangun kembali Angkatan Bersenjata Mesir, dia banyak melakukan perjalanan ke AS, Eropa Barat dan Timur Jauh. Kendati demikian, peranan Mubarak dalam perundingan pengembalian Sinai dari Israel kecil sekali. Dia belum pernah pergi ke negeri Yahudi itu. Karenanya bagi PM Menachem Begin, dia merupakan teka-teki. Namun Mubarak cepat menanggapi situasi. Dalam wawancara koran Ma'ariv (Tel Aviv), dia berjanji akan tetap melanjutkan kebijaksanaan Presiden Sadat yang tercantum dalam Persetujuan Camp David. "Ini semacam kereta api yang rodarodanya tak boleh berhenti," katanya. "Jalan terbentang jelas di depan, dan kebijaksanaan yang sudah diputuskan harus tetap dilanjutkan." Mubarak yang ganteng itu dikenal sebagai penggemar olahraga squash (tennis dinding) dan tentu saja suka membaca buku militer--terutama mengenai angkatan udara. Dari pernikahannya dengan Suzanne, dia kini punya dua putra yang sudah dewasa. Kawan-kawannya melukiskan Mubarak sebagai orang yang "sangat pendiam dan tak pernah kehilangan kontrol diri-makanya sulit menduga apa yang ada dalam benaknya." Dia bisa juga bersikap keras. Segera sesudah dicalonkan sebagai presiden, Mubarak memperingatkan pada Libya agar tidak menyerang Sudan maupun tetangganya. Tentara Libya sudah mencampuri perang saudara di Chad, yang mencemaskan Sudan, sekutu Mesir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus