Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upaya pemerintah Jerman untuk mendorong lebih banyak pengungsi Ukraina masuk angkatan kerja di Jerman, belum membuahkan hasil. Padahal, Jerman telah mengucurkan bantuan keuangan yang cukup substansial pada para pengungsi Ukraina yang mencari perlindungan ke Jerman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tabloid Bild pada Senin, 5 Februari 2024, mewartakan hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding Denmark yang sebesar 78 persen dan 66 persen di Republik Cek. Di antara negara lain di Uni Eropa, angka penyerapan pengungsi Ukraina ke angkatan kerja di Jerman juga masih rendah, di mana Polandia bisa menyerap 65 persen pengungsi Ukriana ke sektor tenaga kerja, Swedia 56 persen dan Belanda 50 persen.
Pemberitaan Bild mengindikasikan pengungsi Ukraina di seluruh Uni Eropa menerima status perlindungan sementara tanpa harus melalui prosedur permohonan pengajuan suaka yang rumit. Perlindungan sementara untuk pengungsi Ukraina juga teritegrasi dengan sistem kesehatan dan sosial serta diperbolehkan untuk segera bekerja.
Akan tetapi, program bantuan keuangan untuk pengungsi bervariasi. Di Jerman, pengungsi yang masih lajang, janda atau duda, bisa menerima uang bantuan total 563 euro per bulan (Rp 9,5 juta). Sedangkan anak-anak mendapatkan uang bantuan sekitar 357 euro dan 471 euro yang tergantung dari usia mereka. adapun untuk tempat tinggal dan biaya tambahan lainnya, sudah dibiayai (pemerintah).
Republik Cek memberikan bantuan darurat sebesar 200 euro (Rp 3.3 juta). Sedangkan biaya tempat tinggal di hostel dijamin oleh pemerintah untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Di Polandia, para pengungsi Ukraina per bulannya mendapat uang 66 euro per bulan dan 110 euro untuk anak-anak.
Pemerintah Jerman telah mengambil sejumlah langkah agar bisa mempercepat integrasi puluhan ribu pengungsi Ukraina yang berlindung ke negara itu untuk masuk ke pasar tenaga kerja Jerman. Pemerintah Jerman menyerukan pada perusahaan-perusahaan agar melonggarkan syarat bahasa dan mau memberikan pelatihan tembahan.
Pada tahun lalu, Menteri Tenaga Kerja Jerman Hubertus Heil mengumumkan pihaknya telah meluncurkan program yang dinamai ‘job turbo’, yakni sebuah inisiatif yang ditujukan untuk menempatkan jutaan pengungsi, khususnya pengungsi Ukraina, agar bisa diterima kerja di Jerman. Sedangkan Der mewartakan sebagian besar pengungsi Ukraina di Jerman yang mendaftar kursus-kursus terintegrasi yang didanai Pemerintah Jerman, banyak yang gagal menyelesaikan kursus. Der Spiegel menyebut kondisi ini sangat serius karena program tersebut menyedot dana. Kursus-kursus (pelatihan) tersebut pertama kali diluncurkan pada 2005 dan saat ini per tahunnya menyedot dana sekitar 1 miliar euro (Rp 16 triliun).
Sumber: RT.com
Pilihan editor:India Lepaskan Burung Merpati yang Dikira Mata-mata Cina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini