Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Thierry Breton, Komisi Uni Eropa bidang Internal Market, memperingatkan krisis migrasi di Eropa adalah sebuah tantangan yang harus diatasi bukan hanya oleh satu negara di kawasan, melainkan satu Uni Eropa. Ucapan itu disampaikan Breton di tengah upaya Uni Eropa mengatasi masuknya jutaan para pencari suaka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam wawancara dengan Radio Sud pada Senin, 18 September 2023, Breton menyebut migrasi yang baru-baru ini meningkat, khususnya di Italia, telah berdampak luas. Uni Eropa menerima hampir 10 juta pengungsi Ukraina. Republic Ceko telah menjadi negara yang paling banyak menerima pengungsi Ukraina.
“Sebanyak empat persen dari populasi Republik Ceko atau sekitar 440 ribu adalah migran dari Ukraina dari total 9 juta jiwa. Bisa Anda bayangkan itu?,” kata Breton.
Ucapan Breton itu tercetus saat sekitar 7 ribu migran menyerbu Pulau Lampedusa, yakni sebuah pulau kecil yang kurang dari 7 ribu jiwa penduduknya. Wali Kota Lampedusa Filippo Mannino mengatakan krisis migran di Uni Eropa telah mencapai titik tak ada jalan kembali, sedangkan UNHCR menggambarkan situasi saat ini sudah cukup kritis dan memindahkan pengungsi di Pulau Lampedusa telah menjadi sebuah prioritas.
Hongaria dan Polandia juga memainkan peran yang cukup besar dalam memberikan tempat tinggal bagi warga negara Ukraina yang melarikan diri dari perang Ukraina. Pada awal Maret 2022 atau tak lama setelah meletup perang, untuk pertama kali dalam sejarah Uni Eropa, organisasi itu memberlakukan Temporary Protection Directive, yakni sebuah aturan yang bisa digunakan untuk mendapat pengecualian dalam menghadapi gelombang besar-besaran masuknya pengungsi.
Dengan pemberlakuan Temporary Protection Directive, maka Uni Eropa menjamin akomodasi, kesejahteraan dan perawatan kesehatan bagi pengungsi Ukraina serta memberikan mereka hak untuk masuk ke pasar tenaga kerja, bahkan mendaftarkan anak-anak mereka ke lembaga-lembaga pendidikan.
Dalam hal jumlah, Statista mengungkap Rusia juga sebenarnya menampung pengungsi Ukraina, yakni sekitar 1,27 juta jiwa. Diurutan kedua adalah Jerman yang menampung 1.09 juta jiwa pengungsi dan Polandia sebesar 968 ribu pengungsi Ukraina.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: PAN Sebut Demokrat Sudah Siap Merapat Dukung Pencapresan Prabowo
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.