Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan calon presiden Korea Selatan yang kini memimpin partai oposisi, Lee Jae-myung, ditikam di bagian leher oleh seorang pria yang menyerangnya dengan pisau setelah meminta tanda tangannya, Selasa, 2 Januari 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lee, 59 tahun, dilarikan ke rumah sakit, di mana dia menjalani operasi untuk memperbaiki pembuluh darah utama, dan kemudian pulih dan sadar di unit perawatan intensif, kata juru bicara Partai Demokrat, Kwon Chil-seung kepada wartawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kwon mengutuk serangan itu, beberapa minggu sebelum pemilihan parlemen yang dijadwalkan pada bulan April, sebagai “teror politik”.
Lee, yang kalah tipis dalam pemilihan presiden 2022 dan diadili atas tuduhan suap yang dibantahnya, diserang di kota selatan Busan saat mengunjungi lokasi bandara baru yang diusulkan dan sedang berbicara dengan jurnalis dan pendukungnya.
Tersangka, yang mengenakan tutup kepala kertas dengan nama Lee di atasnya, mendekati Lee, meminta tanda tangan dan kemudian menerjang ke depan dan menikam lehernya, menurut rekaman video.
Lee meringis, terhuyung kembali ke kerumunan di belakangnya dan pingsan. Foto-foto menunjukkan dia tergeletak di tanah dengan mata tertutup dan berdarah, dan sebuah saputangan menempel di lehernya.
Lee diterbangkan ke ibu kota Seoul setelah menerima perawatan darurat di Busan, dan menjalani operasi selama dua jam di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul.
Penyerang dengan cepat ditangkap oleh pejabat partai dan petugas polisi, menurut rekaman video.
Seorang pejabat polisi Busan, Son Je-han, mengatakan penyerang tersebut lahir pada tahun 1957 dan menggunakan pisau berukuran 18 cm, yang dibeli secara online. Dia tidak mengidentifikasi tersangka dan mengatakan motifnya sedang diselidiki.
“Kekerasan seperti ini tidak boleh ditoleransi dalam keadaan apa pun,” kata Presiden Yoon Suk Yeol seperti dikutip dari kantornya.
Lee, mantan gubernur provinsi Gyeonggi, kalah dari Yoon yang konservatif, mantan kepala jaksa, pada pemilu 2022. Ia memimpin partai oposisi utama sejak Agustus 2022.
Lee menghadapi tuduhan suap yang berasal dari proyek pembangunan ketika dia menjadi walikota Seongnam dekat Seoul tetapi membantah melakukan kesalahan.
Korea Selatan memiliki sejarah kekerasan politik meskipun ada pembatasan ketat terhadap kepemilikan senjata. Para pemimpin politik biasanya tidak berada dalam perlindungan keamanan yang ketat.
Pendahulu Lee, Song Young-gil, terluka pada tahun 2022 oleh seorang penyerang yang mengayunkan benda tumpul ke kepalanya.
Pemimpin partai konservatif Park Geun-hye, yang kemudian menjabat sebagai presiden, diserang dengan pisau di mukanya pada tahun 2006, hingga terluka 11 cm. Ayahnya, Park Chung-hee, yang menjadi presiden selama 16 tahun, ditembak dan dibunuh oleh kepala mata-matanya pada tahun 1979 di makan malam pribadi sambil mabuk.
REUTERS