Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelantikan Perdana Menteri Yunani di istana kepresidenan pada Senin pekan lalu begitu rileks. Perdana menteri terpilih Alexis Tsipras tak mengenakan dasi meski berjas. Demikian pula beberapa orang yang menyertainya. Bahkan uskup, Injil, juga air dan selasih, yang biasanya menjadi bagian penting pemberkahan dalam acara pelantikan perdana menteri baru Yunani, kali ini absen. Sang Perdana Menteri adalah ateis.
Bukan hanya acara pengambilan sumpah yang tak biasa. Alexis Tsipras memang sosok yang kontroversial, seperti juga kemenangan partainya, Syriza, dalam pemilihan umum pada Ahad sebelumnya yang telah membuat Uni Eropa berolahraga jantung. Maklum, jualan partai koalisi kelompok radikal kiri yang berdiri pada 2004 ini memang "menolak" resep Uni Eropa: anti-pengencangan ikat pinggang setelah krisis moneter melanda Yunani mulai 2009.
Ia dan partainya menjanjikan renegosiasi utang ke Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) serta meminta penghapusan sebagian besar utang negerinya yang mencapai 240 miliar euro. Selain itu, ia juga berjanji menaikkan upah minimum, menunda masa pensiun, dan membuka lapangan kerja. Janji yang membuat Syriza menang. "Kita mendapatkan kembali martabat kita. Sekarang kita didengar oleh seluruh Eropa," katanya kepada para pendukungnya.
Tsipras pun menjadi bintang. Pada usia 40 tahun, ia berhasil menduduki kursi perdana menteri, yang membuatnya menjadi perdana menteri Yunani termuda dalam kurun 150 tahun terakhir. Padahal dia bukan orang yang gila politik pada awalnya, meski para penentangnya menyebutnya orang yang haus kekuasaan.
Pasangannyalah, Peristera Batziana, yang dia kenal saat sekolah menengah atas, yang menariknya ke kehidupan politik. Batziana membujuknya bergabung dengan Pemuda Komunis Yunani saat keduanya masih SMA.
Tsipras pun mulai dikenal ketika memimpin aksi pendudukan sekolah untuk memprotes reformasi pendidikan pada 1991. Rupanya, jalur politik tepat untuknya. Pada 2006, alumnus Universitas Teknik Nasional Athena ini menjadi kandidat Wali Kota Athena. Dua tahun kemudian, saat usianya 33 tahun, ia terpilih menjadi ketua partainya, Synaspismos. Dan setahun kemudian, dia terpilih menjadi ketua koalisi kiri radikal, Syriza.
Popularitasnya terus meningkat. Pada pemilu 2012, ia berhasil menempatkan partainya menjadi partai terbesar kedua di Yunani, bahkan melintasi batas negeri. Ia menjadi bintang sayap kiri radikal Eropa saat menantang Jean-Claude Juncker dalam pemilihan presiden Komisi Eropa, meski akhirnya gagal. Sebelumnya, ia terpilih menjadi wakil presiden partai kiri Eropa.
"Dia adalah orang baik seperti yang diinginkan banyak orang dan politikus jujur yang dipercaya semua orang," kata Eleni Sarli, pendukung Tsipras, kepada The Times.
Tsipras juga dikenal sederhana, yang membuat banyak orang jatuh hati. Ia, Batziana, dan dua anaknya hanya tinggal di sebuah flat di Kypseli, kawasan padat di Athena. Pengagum tokoh revolusioner Kuba, Che Guevara, ini-anak keduanya diberi nama tengah Ernesto, yang diambil dari nama Guevara-menikmati kebiasaan keliling Athena dengan sepeda motor, bukan mobil mewah.
Gaya pakaiannya pun bukan layaknya elite politikus di negerinya. Ia tak suka dasi. Ketika ditanya apakah akan berdasi ketika menjadi perdana menteri, dia menjawab, "Bila Anda belum melihat saya mengenakan dasi sampai sekarang, saya ragu Anda akan melihat saya mengenakannya ketika menjadi perdana menteri." Dan, saat pelantikan, ia memang tak berdasi.
Namun kontroversi diri dan partainya belum berhenti. Karena partainya hanya mendapatkan 149 dari total 300 kursi di parlemen, mereka pun harus berkoalisi. Pilihan mereka: Partai Independen, yang merupakan partai paling kanan di Yunani. Satu-satunya isu yang menyatukan dua partai yang berada di ujung kanan dan kiri ini adalah kebencian pada program bailout utang yang membuat Yunani selama lima tahun terakhir mengencangkan ikat pinggang.
Tsipras bukan tak sadar akan tantangannya. Ia sudah bersiap. "Kita akan menghadapi jalan yang menanjak," katanya saat pelantikan.
Purwani Diyah Prabandari (Sky News, Reuters, Cnn, Daily Mail)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo