Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan muda menanggalkan pakaiannya hingga hanya mengenakan baju dalam di sebuah universitas Iran pekan lalu. Aksi itu dilakukan sebagai sebuah protes terhadap aturan berpakaian Islam yang ketat di Iran, menurut video daring dan laporan media.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah video yang diunggah di media sosial menunjukkan petugas keamanan di cabang Universitas Islam Azad menahan perempuan yang tidak disebutkan identitasnya. Juru bicara universitas Amir Mahjob mengatakan di X bahwa perempuan tersebutberada di bawah tekanan mental yang berat dan memiliki gangguan mental, saat ditemukan di kantor polisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun beberapa pengguna media sosial menduga tindakan perempuan itu merupakan protes yang disengaja. "Bagi kebanyakan perempuan, berada dalam balutan pakaian dalam di depan umum adalah salah satu mimpi terburuk mereka. Ini adalah reaksi terhadap desakan bodoh (pihak berwenang) tentang kewajiban mengenakan jilbab," kata Lei La, seorang pengguna di X, dalam komentar yang menyertai video tersebut.
Nasib perempuan itu tidak diketahui. Menurut harian bersirkulasi besar Hamshahri mengatakan di situs webnya bahwa perempuan itu memiliki masalah mental yang serius. Setelah dilakukan penyelidikan, kemungkinan besar dia akan dipindahkan ke rumah sakit jiwa.
Semakin banyak perempuan yang menentang pihak berwenang dengan melepaskan hijab mereka. Penolakan aturan berhijab diawali setelah kematian seorang wanita muda Kurdi Iran pada bulan September 2022 dalam tahanan polisi moral karena diduga melanggar aturan jilbab. Pasukan keamanan dengan keras menghentikan pemberontakan tersebut.
NDTV
Pilihan editor: Dosen Universitas Indonesia Prediksi Masa Depan Timur Tengah usai Pilpres AS