Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perjalanan 30 tahun

Sejarah berdirinya gerakan nonblok: berawal dari konferensi asia-afrika di bandung 1955. ghana, in- donesia, india, mesir, dan yugoslavia mengusulkan kepada pbb agar mengakhiri perang dingin as-us.

14 September 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASIHKAH Gerakan Nonblok diperlukan? Atau tak perlukah merumuskan diri kembali? Pada awalnya adalah Konperensi Asia Afrika di Bandung pada 1955. Dalam konperensi itu dirasakan kebutuhan mendesak negara-negara yang tak ingin berpihak dalam perang dingin, untuk bersatu. Lima tahun kemudian, September 1960, lima kepala negara di PBB (Ghana, India, Indonesia, Mesir, dan Yugoslavia) memprakarsai suatu resolusi pada Sidang Majelis Umum PBB tahunitu. Mereka mendesak agar Presiden AS J.F. Kennedy dan Perdana Menteri Soviet Khrushchev mengadakan perundingan untuk meredakan ketegangan akibat perang dingin. Resolusi diterima bulat. Diterimanya resolusi itu memberi bekal kepercayaan pada Indonesia, India, dan Yugoslavia. Ini mendorong diadakannya KTT Nonblok pertama, 1961, Beograd. Sebelumnya, dalam pertemuan persiapan di Kairo awal Juni 1961, ditetapkan kriteria negara-negara mana yang dapat dianggap sebagai Nonblok. Antara lain disepakati bahwa negara itu menganut politik yang independen berdasarkan asas hidup berdampingan secara damai. Juga, negara itu harus konsisten menyokong gerakan kemerdekaan. Atas dasar kriteria itu, diundanglah 12 negara Asia, 11 negara Afrika, satu negara Eropa, dan satu Amerika Latin, untuk menghadiri KTT di Beograd. Di Beograd itu dicanangkan tujuan utama Gerakan ini: mendorong tercapainya perdamaian dan keamanan dunia, membantu perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang terjajah, dan menentang kolonialisme dan imperialisme. Hingga saat ini sudah diselenggarakan sembilan kali KTT Nonblok. Dua kali di antaranya diadakan di Beograd, Yugo slavia. Dari tahun ke tahun jumlah keanggotaan gerakan ini terus meningkat. Berawal dari 2 negara pada KTT pertama di Beograd, pada KTT kesembilan di kota sama pada 1989, menjadi 123 negara. Tatkala Tito, Nehru, Soekarno, Nasser, dan Nkrumah, memelopori gerakan ini, puluhan anggota gerakan Nonblok masih berada dalam cengkeraman penjajah. Tak heran jika semangat anti imperialisme dan kolonialisme menjadi jiwa utamanya. Kemudian, ternyata tak mudah menyaring apakah sebuah negara benar-benar tak berpihak. Kuba dan Vietnam misalnya, jelas berada di bawah pengaruh Soviet. Maka, pada 1979, ketika KTT Nonblok ke-6 diadakan di Havana, ibu kota Kuba, pihak Barat mencurigai gerakan ini tak murni lagi. Ada usul deklarasi dari Fidel Castro yang, menurut beberapa peserta, "berbau komunis". Namun, dalam KTT berikutnya, di New Delhi, PM Indira Gandhi, sebagai nyonya rumah, dipuji upayanya mengembalikan garis Nonblok. Kini, dalam suasana tahun 1990-an, ketika Partai Komunis Uni Soviet dibekukan dan struktur pemerintahan Soviet berubah, tampaknya Nonblok perlu merumuskan diri kembali. Mungkin, penekanan pada soal ekonomi, misalnya untuk menghadapi terbentuknya pasar tunggal Eropa pada 1992 nanti, mendesak. Kini, soal ekonomi tampaknya suatu keniscayaan. RM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus