Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pertama Kalinya, Pengungsi Suriah Menang Pemilihan Walikota Jerman

Ryyan Alshebl, seorang pengungsi dari Suriah, terpilih menjadi walikota di Jerman. Dia menyisihkan dua kandidat keturunan Jerman.

5 April 2023 | 17.46 WIB

Ryyan Alshebl. Instagram
Perbesar
Ryyan Alshebl. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ryyan Alshebl, seorang pengungsi Suriah yang tiba di Jerman pada 2015, memenangkan pemilihan walikota di negara bagian Baden-Württemberg, Jerman barat daya. Ia meninggalkan kampung halamannya di As Suwayda di Suriah delapan tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Alshebl mencalonkan diri sebagai calon independen di kotamadya Ostelsheim. Dia memenangkan 55,41 persen suara pada hari Minggu, mengalahkan dua kandidat lainnya yang keturunan Jerman, Marco Strauss dan Mathias Fey.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penduduk setempat bersorak untuk pria berusia 29 tahun itu ketika menyambut kemenangannya, sebuah kemenangan yang digambarkan "sensasional", menurut laporan penyiar lokal Jerman SWR, Senin, 3 April 2023.

“Hari ini, Ostelsheim mengirimkan contoh untuk wawasan luas dan kosmopolitanisme seluruh Jerman,” katanya, menurut lembaga penyiaran publik Jerman ZDF. “Itu bukan sesuatu yang bisa diterima begitu saja di daerah pedesaan yang konservatif.”

Setelah terpilih sebagai walikota, Alshebl langsung menelepon ibunya di Suriah. Perempuan ini sangat senang dengan berita itu.

Asosiasi Kotamadya Baden-Württemberg mengatakan Alshebl adalah orang pertama keturunan Suriah yang mencalonkan diri dan memenangkan jabatan walikota. Dia akan memulai perannya pada bulan Juni.

Penduduk Ostelsheim telah menyambut walikota terpilih tersebut. “Dongeng itu menjadi kenyataan, dan orang yang tepat telah menjadi walikota kami,” kata Annette Keck, yang tinggal di desa tersebut, kepada SWR.

Strauss, salah satu lawannya, memberi selamat kepada Alshebl. “Saya berharap Anda beruntung dan pada saat yang sama meminta dukungan untuk Tuan Alshebl, untuk Ostelsheim kita bersama,” katanya di Facebook.

Menteri Integrasi Manne Lucha mengatakan bahwa kemenangan Alshebl menunjukkan keragaman adalah bagian alami dari Baden-Württemberg. “Saya akan sangat senang jika pemilihan Ryyan Alshebl mendorong lebih banyak orang dengan riwayat migrasi untuk mencalonkan diri sebagai pejabat politik,” katanya. 

Namun ada juga yang berkomentar penuh kebencian terhadap Alshebl. Politisi muda itu pergi dari rumah ke rumah, mempromosikan program pemilihannya. Sebagian besar ia menerima tanggapan positif. Namun ada juga minoritas pemilih sayap kanan di Ostelsheim yang tidak mau menerimanya karena ia keturunan Suriah. 

Alshebl adalah anak dari seorang guru sekolah dan insinyur pertanian di Suriah. Ia menggambarkan hidupnya tanpa beban sampai usia 20 tahun.

Namun saat 2011, negerinya dilanda perang dan kacau balau akibatprotes terhadap pemerintah Suriah. Pertempuran dan kebangkitan ISIS kemudian memaksa 10,6 juta orang meninggalkan rumah mereka pada akhir 2015 atau sekitar setengah dari populasi Suriah sebelum perang.

Alshebl menghadapi dilema untuk wajib militer dengan tentara Suriah atau meninggalkan negara itu, menurut situs webnya. Sementara banyak warga Suriah mengungsi di dalam negeri atau melarikan diri ke negara-negara di wilayah tersebut, yang lain seperti Alshebl melakukan perjalanan berbahaya ke Eropa. Dia berusia 21 tahun saat itu, dan menyeberang dari Turki ke pulau Yunani Lesbos dengan perahu karet.

Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel menerapkan kebijakan pintu terbuka singkat terhadap pengungsi pada 2015 yang membuat negara tersebut menerima sekitar 1,2 juta pencari suaka pada tahun-tahun berikutnya, termasuk Alshebl. Langkah tersebut memicu reaksi balik di Jerman dan pertumbuhan tiba -tiba sayap kanan, Alternatif anti-imigrasi untuk Jerman (AfD) setelah musim panas 2015.

Begitu tiba di Jerman, Alshebl tinggal dekat dengan Ostelsheim. Saat itu dia merasa hanya ada satu hal yang dapat dilakukan. "Bangkit kembali dengan cepat dan mulai berinvestasi di masa depan Anda sendiri," ujarnya. 

Selama tujuh tahun terakhir dia bekerja di administrasi balai kota Althengstett, di kota tetangga. Dia belajar dari pengalamannya, katanya dalam kampanyenya, dan menjadikan akses digital ke layanan administrasi publik sebagai salah satu prioritas. Pengasuhan anak yang fleksibel dan perlindungan iklim juga ada dalam agendanya.

Alshebl, yang merupakan anggota Partai Hijau dan sekarang berkewarganegaraan Jerman, berjanji selama kampanye bahwa setelah terpilih sebagai walikota dia akan pindah ke Ostelsheim.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus